Kerajaan Lan Xang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RXerself (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 55:
 
=== Asal muasal ===
Daerah Kerajaan Lan Xang dihuni oleoleh masyarakat suku berbahasa [[rumpun bahasa Austroasia|Austroasia]] yang melahirkan kebudayaan [[Zaman Perunggu]] di [[Ban Chiang]] (kini [[Isan]], [[Thailand]]) dan [[budaya Đông Sơn]], serta masyarakat [[Zaman Besi ]] di wilayah [[Dataran Tinggi Xiangkhoang]] di [[Dataran Jars]], [[Kerajaan Funan|Funan]], dan [[Kerjaan Chenla|Chenla]] (kini [[Vat Phou]], [[Provinsi Champasak]]). {{sfnp|Solheim| 1973|p=145-62}} {{sfnp|Gorman| 1976|p=14–26}}{{sfnp|Higham| 1996}}
 
Hikayat tentang [[perluasan daerah selatan Dinasti Han]] menjadi sumber primer pertama yang menceritakan masyarakat berbahasa [[rumpun bahasa Tai–Kadai|Tai–Kadai]] atau ''Ai Lao'' yang menghuni daerah [[Yunnan]] dan [[Guangxi]], China kini. [[Orang Tai]] bermigrasi ke selatan pada beberapa gelombang mulai dari abda ke-7 dengan jatuhnya [[Nanzhao]] ke tangan Dinasti Han yang mempercepat proses [[Invasi Mongol terhadap China|Invasi Mongol]] di [[Yunnan]] (1253–1256) di daerah yang kelak menjadi bagian utara Kerajaan Lan Xang.{{sfnp|Simms| 1999|p=24–26}}{{sfnp|Stuart-Fox|2006 |p=6}}
Baris 67:
 
=== Raja Fa Ngum ===
Sejarah tradisional Lan Xang bermula pada ''Tahun Nāga'' 1319 ([[naga]] Mekong sebagai ruh pelindung kerajaan) dengan lahirnya [[Fa Ngum]].{{sfnp|Simms| 1999|p=26}} Kakek dari Fa Ngum yaitu Souvanna Khampong adalah raja dari [[Muang Sua]] sementara ayahnya yaitu Chao Fa Ngiao adalah putra mahkota. Fa Ngum kecil tinggal di [[Kekaisaran Khmer]] dan hidup sebagai putra dari Raja Jayavarman IX serta dinikahkan dengan Putri Keo Kang Ya. Pada tahun 1343, Raja Souvanna Khampong mangkat dan persengketaanperebutan takhta Muang Sua terjadi.{{sfnp|Coe| 2003 }}
 
Fa Ngum memperolehh pasukan yang disebut "Pasukan Sepuluh Ribu" pada tahun 1349 untuk merebut tahta. Kala itu, kejayaan Kekaisaran Khmer sedang menurun (kemungkinan akibat dari wabah pes [[Maut Hitam]] ditambah dengan datangnya [[orang Tai]]).{{sfnp|Coe| 2003 }} Kerajaan Lanna dan Sukhothai saat itu juga telah berdiri di daerah bekas keukasaan Khmer sementara kekuasaan Siam meluas ke wilayah [[Sungai Chao Phraya]] serta kelak akan menjadi [[Kerajaan Ayutthaya]].{{sfnp|Wyatt|2003|p=30–49}} Peluang yang dimiliki Khmer adalah untuk membuat negara penyangga di wilaya yang tidak lagi dikuasainya, dan dapat dijaga dengan tentara yang lebih sedikit.
Baris 118:
Pada tahun 1539, ia melakukan ziarah ke [[That Sikhottabong|Sikhottabong]] dan membangun [[That Phanom]] untuk memperkuat Lan Xang di selatan. Pada tahun yang sama pula, Photisarath menerima suaka seorang bangsawan [[orang Thai|Thai]] yang meminta perlindungannya dari Raja [[Chairacha]] dari Ayutthaya akibat pemeberontakannya yang gagal. Kejadian tersebut berujung pada serangan penuh terhadap Lan Xang yang mampu dikalahkan di ''Sala Kham'' tahun 1540.{{sfnp|Simms| 1999|p=56–61}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=74–75}}{{sfnp|Viravong| 1964| p=50–51}}
 
Lanna yang semakin lemah kini memiliki beberapa sengketaperebutan takhta selama dekade 1540-an. Invasi datang dari [[Burma]] yang diikuti invasi tahun 1545 dari Ayutthaya. Keduanya berhasil dilumpuhkan meskipun banyak desa-desa yang diserang hancur. Lan Xang menurunkan bantuan pasukan untuk mendukung Lanna. Sebagai balasannya, Chairacha memimpin pasukan kedua pada tahun 1547 untuk mengambil [[Chiang Mai]] namun ia pasukannya dapat dikalahkan kembali dan dipaksa mundur ke Ayutthaya dengan ia nyaris meninggal dalam proses kembalinya.{{sfnp|Wyatt|2003|p=78}}
 
PersengketaanPerebutan takhatatakhta di Lanna berlanjut namun karena letak Lanna yang berada di antara negara-negara agresif yaitu Burma dan Ayutthaya, stabilitas dipulihkan kembali. Sebagai hadiah atas bantuannya dalam menghadapi Ayutthaya serta keterikatan keluarganya terhadap Lanna, Raja Photisarath melalui putranya, Pangeran [[Setthathirath]], ditawarkan untuk memangku takhta Lanna. Setthathirath pada 1547 dinobatkan sebagai raja di Chiang Mai. Lan Xang kini berada di tengah kekuatan politik tertingginya dengan Photisarath sebagai Raja Lan Xang dan putranya yaitu Setthathirath sebagai Raja [[Lanna]]. Seperti tercatat di dalam ''Hikayat Chiang Mai'', Setthathirath mengambil kepemilikan [[Budha Zamrud]] sebagai pelindung pribadinya (yang kelak menjadi pelindung Vientiane) dan menikahi Putri Nang Thip dan Nang Tonkham.{{sfnp|Wyatt|Wichienkeeo| 1995| p=118–119}}
 
Kedamaian berakhir ketika pada tahun 1548, [[Perang Burma-Siam (1547–1549)|Burma menginvasi Ayutthaya]] namun tidak berhasil merebut ibu kotanya. Pada tahun yang sama, Burma mendekat ke Photisarath dan menawarkan persekutuan. Photisarath menolak tawaran tersebut namun tidak pula mendukung Ayutthaya yang delapan tahun sebelumnya gagal menginvasi Lan Xang. Pada tahun 1550, Photisarath kembali ke Luang Prabang, namun meninggal dalam kecelakaan saat menaiki gajah selama perjalanan pulang di depan 15 utusan negara lain.{{sfnp|Simms| 1999|p=64–68}}
Baris 171:
 
Bayinnaung kembali menyerang Vientiane pada tahun 1574. Sen Soulintha memerintahkan seluruh kota untuk mengungsi namun ia tidak didukung penuh leh pasukannya dan penduduk. Vientiane jatuh ke tangan Burma. Sen Soulintha dibawa sebagai tahanan ke Burma bersama dengan pewaris Setthathirath, Pangeran Nokeo Koumane.{{sfnp|Wyatt|2003|p=83}} Pejabat vasal Burma bernama Chao Tha Heua diperintahkan untuk mengepalai Vientiane. Ia hanya berkuasa selama empat tahun. [[Sejarah Myanmar#Kekaisaran Taungoo Pertama (1510–1599)|Kekaisaran Taungoo Pertama (1510–1599)]] berdiri namun diikuti oleh pemberontakan internal. Pada tahun 1580, Sen Soulintha kembali sebagai vasal Burma. Bayinnaung meninggal pada tahun 1581 dengan putranya Raja [[Nanda Bayin]] memerintah Kekaisaran Toungoo. Perang saudara terjadi di Lan Xang dari tahun 1583 hingga 1591.{{sfnp|Simms| 1999|p=85–88}}
 
=== Pemulihan Lan Xang ===
Pangeran Nokeo Koumane ditahan selama 21 tahun di Burma pada tahun 1591. [[Sangha (Budha)|Sangha]] di Lan Xang mengirimkan utusan untuk menemui [[Nandabayin|Raja Nandabayin]] untuk meminta agar Nokeo Koumane dipulangkan ke Lan Xang sebagai raja vasal. Pada tahun 1591, Nokeo Koumane naik takhta di [[Vientiane]], mengumpulkan pasukannya dan bergerak ke [[Luang Prabang]] untuk menyatukan kedua kota dan menyatakan kemerdekaan Lan Xang dan memutus segala hubungan dengan [[Kekaisaran Toungoo]]. Raja Nokeo Koumane kemudian bergerak ke Muang Phuan dan ke daerah negara bagian tengah untuk menyatukan kembali seluruh daerah Lan Xang.{{sfnp|Simms| 1999|p=88–90}}
 
Pada tahun 1593, Raja Nokeo Koumane melacarkan serangan ke Lanna dan Pangeran Taungoo [[Nawrahta Minsaw|Tharrawaddy Min]]. Tharrawaddy Min meminta pertolongan kepada [[Burma]], namun pemberontakan yang terjadi di seluruh negeri mencegahnya menerima bantuan. Di tengah keputusasaan, perimntaan bantuan disampaikan kepada vasal Burma di Ayutthaya, [[Naresuan|Raja Naresuan]]. [[Naresuan|Raja Naresuan]] menurunkan pasukan berjumlah besar dan beralih ke [[Tharrawaddy Min]], memaksa Burma untuk menerima kemerdekaan Ayutthaya dengan Lanna sebagai vasal. Raja Nokeo Koumane mengetahui bahwa ia tidak lebih kuat dari Ayutthaya dan [[Kerajaan Lanna|Lanna]] sehingga membatalkan rencana penyerangannya. Pada tahun 1596, Raja Nokeo Koumane wafat secara tiba-tiba tanpa memiliki pewaris takhta. Walaupun ia telah menyatukan Lan Xang dan mengembalikan kerajaan pada titik yang sama saat serangan dari luar mampu untuk ditangkis, perebutan takhta terjadi dan raja-raja dengan legitimasi lemah menjadi penerusnya hingga tahun 1637.{{sfnp|Simms| 1999|p=88–90}}
 
==Catatan kaki==