Ki Ageng Pamanahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 20:
== Asal-usul ==
Narasi dalam ''Babad Tanah Jawi'' mneyatakanmenyebutkan bahwa Pamanahan adalah putra [[Ki Ageng Enis]] dan cucu [[Ki Ageng Sela]]. Ki Ageng Enis bertempat tinggal di [[Laweyan, Surakarta|Laweyan]] sekarang . Mereka adalah termasuk dalam rombongan orang-orang dari Sela, (disuatu [[Kabupaten Grobogan]] sekarang)tempat yang hijrah ke Pajang untuk membantu Adiwijaya, penguasa Pajang (sekarang wilayah Surakarta). Nama "Pamanahan" diambilbagian dari tempat[[Kabupaten tinggalnya setelah dewaasa,Grobogan]] (yaitu suatu tempat di utara Laweyan bernama Pamanahan (sekarang menjadiDesa [[ManahanSelo, BanjarsariTawangharjo, SurakartaGrobogan|ManahanSelo]]), kawasan yang dikenalhijrah sebagaike pusatPajang keolahragaanuntuk dimembantu [[Kota Surakarta]])<ref>Atas prakarsa [[Poerbatjaraka]]Hadiwijaya, Pangeranadipati Adipati [[Mangkunegara VII]] membangun tembok yang mengelilingi ''sendhang''Pajang (kolamsekarang matawilayah airSurakarta) di kawasan Manahan tempat konon Ki Pamanahan biasa membersihkan diri. Lihat Graaf (1985). ''Ibid''. hal. 21.</ref>.
 
''Babad Tanah Jawi'' tidak menyebutkan nama kecilnya. Ia menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba (kakak perempuan Ki Ageng Henis). Menurut Padmasoesastra (1912): ''Sadjarah'', nama kecilnya adalah Bagus Kacung, atau Castioeng menurut van der Horst (1707)<ref>Graaf (1985). ''loc.cit.''</ref>. Ia memiliki saudara angkat bernama [[Ki Penjawi]]. Keduanya belajar pada Ki Ageng Sela. Dalam perkembangan lebih lanjut, Ki Gede Pamanahan diangkat menjadi ''lurah wiratama'' oleh bupati Pajang.
 
Nama "Pamanahan" diambil dari tempat tinggalnya setelah dewasa, yaitu suatu tempat di utara Laweyan bernama Pamanahan (sekarang menjadi [[Manahan, Banjarsari, Surakarta|Manahan]], kawasan yang dikenal sebagai pusat keolahragaan di [[Kota Surakarta]]). Suatu petilasan berupa ''sendhang'' (kolam mata air) yang konon menjadi tempat Ki Gede Pamanahan biasa membersihkan diri masih dapat ditemukan di Kampung Ngumbul, tepatnya di kawasan perparkiran Pasar Burung Manahan. Di awal abad ke-20, atas prakarsa [[Poerbatjaraka]], Pangeran Adipati [[Mangkunegara VII]] membangun tembok yang mengelilingi tempat tersebut<ref>Graaf (1985). ''Ibid''. hal. 21.</ref>. Namun, tempat ini sekarang hanya dikelilingi pagar besi dan kolamnya tidak lagi berair.
 
Ki Pamanahan dan adik angkatnya, yang bernama [[Ki Penjawi]], mengabdi pada Adiwijaya, bupati [[Pajang]], yang juga murid [[Ki Ageng Sela]]. Keduanya dianggap kakak oleh raja dan dijadikan sebagai lurah wiratama di [[Pajang]].
<!--
* [http://www.babadbali.com/babad/silsilah.php?id=550933&pr=babadpage|Silsilah Silsilah Ki Ageng Pamanahan versi Mangkunegaran]