Batavia (kapal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 76:
Jeronimus Cornelisz, yang diberi kuasa untuk memimpin para penyintas, sepenuhnya sadar bahwa andaikata rombongan yang dipimpinnya sampai ke bandar [[Jakarta|Batavia]], Pelsaert akan melaporkan rencana dahagi yang batal berlangsung di atas kapal, sehingga keterlibatannya dalam rencana jahat itu mungkin saja terungkap. Oleh karena itu, berencana membajak kapal penyelamat manapun yang datang ke tempat itu kemudian memanfaatkannya untuk mencari tempat tinggal yang aman. Cornelisz bahkan sudah menyusun rencana jangka panjang untuk mendirikan sebuah kerajaan baru, dengan menggunakan emas dan perak dari bangkai kapal ''Batavia''. Akan tetapi untuk melaksanakan rencananya, pertama-tama ia harus menyingkirkan orang-orang yang mungkin akan menentangnya.<ref name="VOC">{{cite web|url=http://www.voc.iinet.net.au/batavia.html |title=Batavia's Graveyard|year=2008|work=Houtman Albrolhos|publisher=VOC Historical Society|accessdate=31 December 2009|location=Perth}}</ref>
 
Tindakan pertama yang dilakukan Cornelisz adalah menyita seluruh senjata dan perbekalan untuk ia kendalikan sendiri. Selanjutnya ia memindahkan sekelompok prajuritserdadu, dipimpin oleh [[Wiebbe Hayes]], ke pulau West Wallabi, dengan alasan untuk mencari air. Mereka disuruh menyalakan api unggun untuk mengirimkan sinyal asap bilamana berhasil mendapatkan air dan selanjutnya akan dijemput.<ref name="VOC" /> Yakin bahwa mereka tidak akan berhasil, ia pun meninggalkan mereka untuk mati di pulau itu.
 
Cornelisz pun berhasil memegang kendali penuh. Para penyintas selebihnya harus menjalani dua bulan penuh pembantaian dan kekejaman.
<blockquote>
''Bersama-sama sekelompok pengikut setia yang terdiri atas beberapa pemuda beringas, Cornelisz mulai secara sistematis membunuh siapa saja yang ia yakini sebagai ancaman bagi rezim terornya, atau pun yang dianggap membebani sumber-sumber daya mereka yang terbatas. Para pendahagi semakin gemar membunuh, dan tak seorang pun mampu menghalangi mereka. Alasan-alasan sepele dapat menyebabkan mereka menenggelamkan, menghantam, mencekik, atau pun menikam korban-korban mereka, termasuk wanita dan kanak-kanak.''<ref name="VOC" />
</blockquote>
Cornelisz sendiri tidak melakukan pembunuhan, meskipun ia pernah mencoba namun gagal meracuni seorang bayi (yang akhirnya mati dicekik). Ia justru dengan cerdik memanas-manasi orang lain untuk melakukan pembunuhan demi kepentingannya, pertama-tama dengan berdusta bahwa si korban telah melakukan kejahatan seperti mencuri. Akhirnya para pendahagi pun mulai membunuh demi kesenangan belaka, atau hanya karena sedang bosan. Ia berencana untuk menyusutkan jumlah populasi pulau itu hingga tersisa 45 orang saja sehingga perbekalan mereka dapat bertahan selama mungkin. Secara keseluruhan, para pengikutnya telah membunuh sekurang-kurangnya 110 orang laki-laki, perempuan, dan kanak-kanak.
 
===Penyelamatan===
Meskipun Cornelisz telah menelantarkan para serdadu, yang dipimpin Wiebbe Hayes, untuk mati, mereka justru berhasil menemukan sumber air dan makanan yang cukup di pulau yang mereka tinggali. Awalnya mereka tidak tahu akan peristiwa barbar yang telah terjadi di pulau seberang dan mengirim pesan asap untuk mengabarkan penemuan mereka. Akan tetapi mereka pun akhirnya mendapat laporan mengenai peristiwa pembantaian itu dari para penyintas yang berhasil melarikan diri dari pulau yang ditempati Cornelisz. Menanggapi laporan tersebut, para serdadu segera membuat senjata-senjata sederhana berbahan baku barang-barang dari bangkai kapal yang terbawa arus ke pulau mereka. Mereka juga melaksanakan tugas jaga secara bergilir agar selalu siap-sedia menghadapi para pendahagi, dan membangun sebuah benteng kecil dari batu gamping dan bongkahan karang.
 
Cornelisz menangkap sinyal asap para serdadu yang mengabarkan ketersediaan air di pulau seberang, sementara persediaannya sendiri semakin menipis dan selamatnya para serdadu merupakan ancaman bagi keberhasilan rencananya. Ia pun bertolak bersama para pengikutnya untuk menaklukkan para serdadu yang ditelantarkannya di [[Pulau West Wallabi]]. Akan tetapi para serdadu , yang jauh lebih kenyang perutnya dibanding para pendahagi, dengan mudah mengalahkan mereka dalam beberapa kali pertempuran, dan akhirnya berhasil menyandera Cornelisz. Para pendahagi yang berhasil lolos bersatu kembali di bawah pimpinan seorang pria bernama Wouter Loos dan kembali menyerang. Kali ini dengan menggunakan senapan-[[senapan lontak]], mereka datang mengepung benteng Hayes dan nyaris berhasil mengalahkan para serdadu.
 
Tetapi para bawahan Wiebbe Hayes sekali lagi berjaya mengalahkan para pendahagi, bersamaan dengan tibanya Pelsaert. Para pengikut Cornelisz dan para serdadu berlomba-lomba mencapai kapal lebih dahulu. Wiebbe Hayes berhasil lebih dahulu naik ke kapal dan membeberkan kisahnya kepada Pelsaert. Setelah melewati sebuah pertempuran singkat, gabungan kekuatan tempur di kapal dan para serdadu ''Batavia'' berhasil membekuk seluruh pendahagi.
 
===Kesudahan peristiwa===
[[File:Image-bat-hist-04b.jpg|thumb|upright=1.5|Hukuman gantung di Long Island sebagaimana yang diilustrasikan dalam buku ''Ongeluckige Voyagie'' karya Lucas de Vries edisi 1649.]]
Pelsaert memutuskan untuk melaksanakan sidang pengadilan di pulau itu, sebab ''Saardam'' dalam pelayarannya kembali ke Batavia akan terlalu penuh disesaki para penyintas dan tahanan. Seusai sebuah persidangan singkat, para terpidana yang paling berat kejahatannya dibawa ke [[Pulau Seal]] dan dihukum mati. Cornelisz dan beberapa pendahagi utama dipotong kedua tangannya sebelum [[hukuman gantung|dihukum gantung]].<ref name="kimberly">{{kimberly 1897}} hal. 10</ref> Wouter Loos dan seorang bujang kabin, yang dianggap lebih ringan kejahatannya, ditinggalkan telantar di daratan Australia, dan tidak pernah lagi terdengar khabarnya. Laporan-laporan warga pendatang dari Inggris di kemudian hari tentang keberadaan orang-orang [[Pribumi Australia|Aborigin]] berkulit terang yang tidak lazim di daerah itu telah menimbulkan dugaan bahwa kedua orang itu mungkin diadopsi oleh suku Aborigin setempat. Beberapa warga suku Amangu di daratan Australia memiliki golongan darah yang khas [[Leiden]], Belanda.<ref>{{cite journal|author=McConnell, R. B. |date=May 1963|title=Associations and linkage in human genetics|journal=The American Journal of Medicine |volume =34|issue =5 |pages=692–701 |doi=10.1016/0002-9343(63)90108-6}}</ref> Meskipun demikian, sejumlah besar penyintas kapal kandas berkebangsaan Eropa, misalnya para penyintas dari kapal ''[[Zuytdorp]]'' yang kandas di daerah yang sama pada 1712, mungkin pula pernah menjalin kontak serupa dengan pribumi setempat.
 
Para pendahagi selebihnya diberangkatkan ke Batavia untuk diadili. Lima orang dihukum gantung dan beberapa orang lainnya [[Hukuman dera|dihukum dera]]. Wakil Cornelisz, Jacop Pietersz, diremukkan badannya di [[roda pemecah|roda hukuman]], hukum paling berat kala itu.
 
Nakhoda Jacobsz, meskipun disiksa, tidak mengakui keterlibatannya dalam perencanaan dahagi dan luput dari hukuman mati karena kurang bukti. Kelanjutan nasibnya tidak diketahui. Diduga ia meninggal dalam penjara di Batavia.
 
Dewan penyidik yang memeriksa Pelsaert memutuskan bahwa ia telah bersikap kurang tegas dan oleh karena itu patut bertanggung jawab atas peristiwa yang telah terjadi. Aset-aset finansialnya disita, dan ia meninggal dunia dalam keadaan bangkrut setahun kemudian.
 
Di lain pihak, Wiebbe Hayes yang hanya seorang serdadu biasa justru dielu-elukan sebagai seorang pahlawan. [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Kompeni Belanda]] mempromosikan kenaikan pangkatnya menjadi sersan, dan kelak menjadi letnan, sehingga jumlah gajinya melonjak sampai lima kali lipat.
 
Dari keseluruhan 341 orang yang berangkat dengan ''Batavia'', hanya 68 orang yang selamat sampai ke bandar Batavia.
 
==Lihat pula==