Andreas mazland

'''KEHIDUPAN'''

 

andreas mazland selalu menganggap sekolah yang sangat berpengaruh didalam kehidupan nya saat ini adalah pondok pesantren al fadhlah

karena disana dia menemukan jati dirinya sebagai manusia disana dia mulai merasakan apa artinya pendidikan bagi kehidupan.

namun air mata orang tuanyalah yang membuat dia terpaksa melangkah dan menjalani kehidupan yang berat di pesantren tanpa kasih sayang seorang ibu yang selama ini menjaganya.

di saat pertama kali memasuki pesantren andreas mazland benar benar sangat buta dengan ilmu agama, bahkan al fatihah pun dia tidak hafal andreas mazland selalu menjadi bahan ejekan santri lainya di pesantren al fadhlah bukan hanya santri yang menghina kebodohannya guru gurunya pun mencercanya dengan sebutan "sitabung lurus" karena saking bodohnya sampai sampai sindiran pu dia tidak mengerti.

namun berkat semngat dan ketekunannya dia berhasil mengejar segala ketertinggalannya dalam bidang agama dari teman temanya bahkan pada tahun 2013 beliau terpilih menjadi wakil pesantren dalam perlombaan MQK cabang tafsir walaupun tidak meraih gelar juara namun orang tua andreas mazland bangga dengan anaknya,bagi andreas mazland tidak peduli juara atau tidak yang penting dia bisa membuat orang tuanya tersenyum itu adalah sebuah penghargaan yang lebih besar daripada piala menurutnya.

bahkan pimpina pesantren muhammad hadi memaksanya agar tetap berada di pesantren untuk membantunya memajukan pesantren namun semangatnya untuk kuliah dan menjadi seorang sejarawan besarlah yang membuat ia menolak bujukan pimpinan pesantren untuk tetap tinggal dan memajukan pesantren.

andreas mazland terpilih menjadi salah seorang mahasiswa univeristas andalas jurusan sejarah dan yang lebih membanggakan lagi di bisa belajar sejarah dari seorang sejarawan ternama di sumatera barat yaitu prof gusti asnan.

andreas mazland memiliki cita cita ingin menjadi seorang sejarawan yang tidak takut terhadap penguasa dan ingin membongkar sejarah konspirasi yang disembunyikan oleh para pemenang perang.