Sugeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
|footnotes =
}}
'''[[Doktor|Dr.]] Sugeng''' adalah seorang birokrat yang sejak tahun 2015 menjabat sebagai Kepala [[Bank Indonesia]] (BI) Institute <ref >{{cite web|url=http://www.bi.go.id/id/institute/default.aspx www.bi.go.id/id/institute/default.aspx Bank Indonesia Institute|access-date=3 November 2016}}</ref>, sebuah lembaga pembelajaran, studi dan riset Bank Sentral di Indonesia. Sebelumnya, Sugeng menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan [[Bank Indonesia]] di [[New York]], [[Amerika Serikat]].<ref name=TEMPO1>{{cite web|url=https://m.tempo.co/read/news/2016/08/22/087797786/luncurkan-bi-institute-bi-gandeng-the-fed-dan-boe|title=Luncurkan BI Institute, BI Gandeng The Fed dan Boe|website=[[Tempo.co]]|access-date=3 November 2016}}</ref><ref name=SINDO1>{{cite web|url=http://ekbis.sindonews.com/read/1133034/178/bi-institute-ingin-cetak-sdm-terbaik-bagi-bank-sentral-1471849537|title=BI Institute Ingin Cetak SDM Terbaik Bagi Bank Sentral|website=[[Sindonews]]|access-date=3 November 2016}}</ref><ref name=OKEZONE1>{{cite web|url=http://economy.okezone.com/read/2016/08/22/320/1469735/luncurkan-bi-institute-bank-indonesia-gandeng-the-fed|title=Luncurkan BI Institute, Bank Indonesia Gandeng The Fed|website=[[Okezone]]|access-date=3 November 2016}}</ref>
 
== Karier ==
[[Berkas:BINST Launching (1332).jpg|thumb|right|Dr. Sugeng bersama Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo]]
Sejak masih berkarier di Biro/Grup Kebijakan Moneter [[Bank Indonesia]], Sugeng mengamati bahwa [[inflasi]] di Indonesia bukanlah hanya sebatas fenomena [[moneter]] saja, namun sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-moneter seperti masalah suplai dan distribusi [[barang]]/[[komoditas]]. Pada waktu itu, gangguan suplai dan atau distribusi barang/komoditas sangat mempengaruhi inflasi secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada tinggi dan sangat berfluktuasinya inflasi ''Volatile Food'' yang didalamnyadi dalamnya terdapat komoditas daging ayam ras, daging sapi, [[bawang merah]], [[beras]], [[cabai merah]], dan lainnya.<ref>{{cite web|url=http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/08/22/sekarang-ada-bi-institute-lalu-apa-gunanya-ya|title=Sekarang Ada BI Institute, Lalu Apa Gunanya Ya?|publisher=}}</ref><ref>[http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/aNrLyy1k-bi-institute-diluncurkan-cetak-sdm-terbaik-bagi-bank-sentral]</ref><ref>{{cite web|url=http://www2.antarabali.com/en/news/94805/bi-teams-up-with-global-financial-institutions-to-develop-human-resources|title=BI Teams Up With Global Financial Institutions To Develop Human Resources - Antara News Bali|publisher=}}</ref><ref>{{cite web|url=http://mediaindonesia.com/news/read/62970/bi-institute-fokuskan-riset-dan-studi/2016-08-23|title=BI Institute Fokuskan Riset dan Studi|date=23 Agustus 2016|publisher=}}</ref><ref>{{cite web|url=http://balitribune.co.id/content/hadapi-era-dinamis-bi-institute-gelar-seminar-internasional|title=Hadapi Era Dinamis, BI Institute Gelar Seminar Internasional|date=27 September 2016|publisher=}}</ref>
 
[[Berkas:BINST Launching (1489).jpg|thumb|right|Dr. Sugeng bersama Anggota Dewan Kehormatan BI Institute : (ki-ka) Hal Hill, M. Chatib Basri, Agus D.W. Martowardojo, Boediono, Andrew Sheng, Perry Warjiyo]]
Pada tahun [[2008]], Sugeng mengambil inisiatif untuk memperkuat peran Tim Pengendalian inflasi ([[TPID]]). Cara yang ditempuh adalah dengan membentuk Kelompok Kerja Nasional (POKJANAS) TPID yang beranggotakan [[Bank Indonesia]], [[Kementerian Dalam Negeri]], dan [[Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian]] dalam menangani inflasi di daerah. Dengan kewenangan yang dimilikinya, Kementerian Dalam Negeri (atas masukan Bank Indonesia), memerintahkan agar setiap daerah membentuk [[TPID]]. Dengan adanya instruksi ini, jumlah TPID yang pada tahun 2008 hanya sekitar 30 TPID, terus meningkat secara signifikan dan pada saat ini jumlah TPID telah mencapai 489 yang tersebar di seluruh [[Indonesia]]. Dia juga menggagas dilaksanakannya Rapat Koordinasi Nasional TPID setiap tahun yang dipimpin oleh [[Presiden]] atau [[Menteri]], dan dalam kesempatan tersebut juga diumumkan TPID-TPID terbaik yang berhasil menangani inflasi. Dengan perkembangan tersebut, inflasi ''Volatilevolatile Foodfood'' dapat ditekan tingkat [[fluktuasi]]nya dan perkembangannya pun mengalami tren yang menurun. Perkembangan ini membawa dampak positif terhadap kinerja inflasi secara keseluruhan yang saat ini berada di kisaran target Bank Indonesia 4+/-1%.<ref>{{cite web|url=http://www.menpan.go.id/berita-foto/5501-menghadiri-grand-launching-bi-institute|title=Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi - Menghadiri Grand Launching BI Institute|publisher=}}</ref><ref>{{cite web|url=http://finance.detik.com/moneter/d-3280365/kembangkan-sdm-bi-gandeng-the-fed-dan-bank-sentral-lain|title=Kembangkan SDM, BI Gandeng The Fed dan Bank Sentral Lain|publisher=}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/inpicture/nasional-inpicture/16/08/22/ocbd4o314-grand-launching-bi-institute|title=Grand Launching BI Institute - Republika Online|publisher=}}</ref><ref>[http://nasional.kontan.co.id/news/kini-ada-bi-institute-apa-gunanya]</ref><ref>{{cite web|url=http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/09/26/190456226/bi.institute.gagas.kepemimpinan.ekonomi.hadapi.era.vuca.|title=BI Institute Gagas Kepemimpinan Ekonomi Hadapi Era VUCA - Kompas.com|first=Kompas Cyber|last=Media|publisher=}}</ref>
[[Berkas:File-3.jpg|thumb|right|Dr. Sugeng bersama Deputy Gubernur BI Perry Warjiyo dan mantan Gubernur BI Boediono]]