Vihara Tri Dharma Bumi Raya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 11959429 oleh JohnThorne (bicara). |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
'''VIHARA TRI DHARMA BUMI RAYA'''
Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah salah satu vihara tertua di Singkawang. Vihara ini menjadi ikon di Kota Singkawang. Vihara ini terletak di pusat kota singkawang tepatnya Jalan Sejahtera,Kota Singkawang,Kalimantan Barat.{{{catatankaki|}}}
==Sejarah==
Vihara Tri Dharma Bumi Raya sudah berdiri sejak tanggal 1878.Vihara ini bisa dibilang sebagai tempat peribadatan tertua di singkawang. Pada zaman dahulu, Vihara ini dijadikan sebagai tempat peristirahatan orang-orang tionghoa yang ingin menambang emas di Monterado,Kabupaten baengkayang. Dan pada zaman dahulu, disekitar vihara tersebut masih dipenuhi hutan belantara, yang mana konon katanya setiap hutan memiliki roh penjaga. Maka dibangunlah vihara agar tersebut agar menjaga orang-orang sekitar dari roh jahat. Pada zaman dahulu ada beberapa orang yang melakukan ritual keagamaan yang berasal dari Tiongkok bersama Lie Shie yang dipercaya membawa patung dewa bumi raya dari Tiongkok dan untuk membangun klenteng.
Baris 25 ⟶ 11:
==Arsitektur==
Patung tua Peh Kong ini selamat dan diletakkan di vihara baru, disebelah kiri dan kanan patung tua peh kong bersama istrinya ada patung dewa kok sing bong dan on chi siu bong sedangankan dibagian tengah ada patung budha Gautama.
Menurut pendiri Yayasan vihara Tri Dharma Bumi Raya, vihara ini memiliki keistimewaan dari vihara yang lain yaitu keberadaan Ru Yi atau simbol kekuasaan dan keberuntungan di tangan kanan patung Tua Peh Kong.Sedangka di vihara lain, patung Tua Peh Kong membawa tongkat dengan botol arak.
==Aktivitas==
Pengunjung yang ingin bersembahyang bisa mendaftarkan diri ke petugas dengan menyebutkan nama dan keinginan mereka. Kemudian, petugas akan mengarahkan ke satu tempat untuk bersembahyang. Petugas inilah yang kemudian ‘berdialog’ dengan Dewa. Sambil membakar dupa, pengunjung pun melakukan sembahyang kepada dewa-dewa, memohon keselamatan dan perlindungan dari roh-roh jahat.Setelah selesai beribadah, pengunjung kemudian keluar ke sisi kanan kuil dengan membawa kertas kuning dan memasukkan ke dalam ruang pembakaran. Ruang pembakaran tersebut berbentuk seperti kuil bertingkat yang menjulang tinggi ke atas.
== Referensi==
|