Tohjaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
Biasanya takhta jatuh kepada yang lebih muda. Namun dalam prasasti itu disebutkan kalau [[Guningbhaya]] digantikan kakaknya (Tohjaya). Kemungkinan besar berita dalam [[Pararaton]] benar. Tohjaya memang tidak mempunyai hak atas takhta karena ia putra selir . Jadi ia harus melakukan kudeta untuk merebut takhta, dan itu ditujukan terhadap [[Guningbhaya]], bukan terhadap [[Anusapati]].
 
Di dalam [[Nagarakretagama]] disebutkan kalau [[Anusapati]] meninggal secara wajar tahun 1248 dan digantikan putranya ([[Wisnuwardhana]]). Hal ini memperkuat kebenaranhipotesis [[prasasti Mula Malurung]].kalau Tohjaya mungkin tidak pernah membunuh [[Anusapati]], tapi membunuh [[Guningbhaya]].
 
Selanjutnya [[Pararaton]] menyebutkan kalau Tohjaya berniat membunuh kedua keponakannya, yaitu [[Wisnuwardhana]] dan [[Mahisa Campaka]]. Keduanya memang memiliki hak atas takhta [[Kadiri]], karena keduanya masing-masing adalah menantu dan putra Bhatara Parameswara alias [[Mahisa Wunga Teleng]].
 
UraianMeskipun uraian dalam [[Pararaton]] memang sulit dipercaya, namun beberapa bagian jika dibandingkan dengan [[prasasti Mula Malurung]] dan [[Nagarakretagama]] ternyata cukup mendekati kebenaran.
 
==Pengganti Tohjaya==