Andy Yentriyani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putrich (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Putrich (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Andy Yentriyani (lahir pada 24 Januari 1977) adalah salah satu komisioner di Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada periode tahun 2010-2014.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.beritasatu.com/figur/202066-dedikasikan-diri-untuk-perempuan-korban-kekerasan.html|title=Dedikasikan Diri untuk Perempuan Korban Kekerasan|newspaper=beritasatu.com|access-date=2016-12-08}}</ref> Ia meraih gelar sarjana di jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia dan meraih gelar master dalam bidang Media dan Komunikasi di University of London. Ia mengaku telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencurahkan tenaga dan pikirannya sepenuhnya kepada perempuan korban kekerasan. Hal tersebut terlihat dari keterlibatannya di Komnas Perempuan sejak tahun 2000 dalam mencegah dan menghapuskan kekerasan terhadap perempuan. Setelah 10 tahun kemudian, ia dipercaya untuk menjalani tugas sebagai salah satu komisioner Komnas Perempuan pada periode tahun 2010-2014.<ref name=":0" />
 
Hal-hal yang mendasari ketertarikannya terhadap dunia perempuan ialah tragedi Mei 1998 (di mana isu kekerasan seksual menjadi salah satu masalah yang sangat genting saat itu) dan rasa prihatinnya melihat teman-teman perempuannya ketika ia masih tinggal di Pontianak yang harus menikah di usia belia. Saat itu, ia menyaksikan teman-teman perempuannya yang beretnis Tionghoa harus pasrah dinikahkan dengan warga Taiwan dan menetap di sana. Melalui pernikahan transnasional tersebut, sebagian besar berujung ke kasus perdagangan manusia. Sedangkan pada tragedi Mei 1998, ia semakin jelas melihat posisi perempuan yang selalu mempunyai pengalaman spesifik menjadi korban kekerasan dalam situasi-situasi konflik.,<ref name=":0" /> seperti apa yang dialaminya saat Mei 1998 sebagai perempuan beretnis Tionghoa.<ref>{{Cite news|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/05/20/andy-yentriyani-restless-fighter-gutsy-defender.html|title=Andy Yentriyani: Restless Fighter gutsy defender|last=Post|first=The Jakarta|newspaper=The Jakarta Post|access-date=2016-12-08}}</ref>
 
Setelah purna tugas sebagai komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Andy mengembangkan advokasi untuk memastikan pemenuhan hak-hak perempuan dan HAM pada umumnya dalam konteks demokrasi, pembangunan yang berkelanjutan dan perdamaian yang sejati. Di tingkat lokal, ia memilih Pontianak dan dengan memimpin lembaga Suar Asa Khatulistiwa yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan publik, termasuk melalui pengembangan pendidikan usia dini. Di tingkat nasional, kerja ini ia lakukan melalui fungsi sebagai pembina dan pengawas di sejumlah lembaga, dan dalam fungsi sebagai konsultan independen untuk kegiatan-kegiatan adhoc dari lembaga-lembaga yang sevisi. Di tingkat regional, saat ini Andy menjadi coordinator untuk sebuah aliansi perempuan di Asia Pasifik yang berfokus pada isu keamanan dan perdamaian (Asia Pacific Women’s Alliance on Peace and Security).