Agus Harimurti Yudhoyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dod888 (bicara | kontrib)
k Sebelumnya disebutkan kalau beliau berhasil menyelesaikan pemberontakan separatis di Aceh. Sebuah kebohongan luar biasa. Pemberontakan bersenjata berhenti akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda. Bukan karena kiprah si Agus.
Toukairin (bicara | kontrib)
→‎Pendidikan: wikifisasi klaim2 yg tidak berdasar dan weaseling. Maaf untuk yang dari tim sukses, mohon ikuti standar wikifisasi, hindari weaseling. Silakan masukkan yg faktuil dan berdasar, atau para editor akan menghapus semua yang tidak standar
Baris 33:
Pendidikan dasarnya sejak 1984 dihabiskan di Bandung dan Timor Timur selama 2,5 tahun, serta Jakarta, sebelum akhirnya ia lanjutkan di Amerika Serikat pada 1990. Kala itu, Agus mengikuti penugasan ayahnya sebagai siswa Seskoad di [[Fort Leavenworth]]. Di Amerika Serikat, Agus pernah mendapatkan penghargaan dari sekolahnya dalam bidang akademik. Selepas lulus dari [[SMPN 5 Bandung]], Agus pun masuk [[SMA Taruna Nusantara Magelang]] pada tahun 1994. Penatarama 1, anggota pleton PKS (Patroli Keamanan Sekolah) serta Ketua OSIS [[SMA Taruna Nusantara Magelang|SMA Taruna Nusantara]] ini lulus dengan predikat terbaik pada tahun 1997 dan meraih medali [[Garuda Trisakti Tarunatama Emas]]. Ia masuk [[Akademi Militer Magelang]].
 
Ia meraih penghargaan [[Tri Sakti Wiratama]]—pada tingkat I dan II membuat Agus terpilih menjadi [[Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer]] pada tahun 1999. Pemegang alat bass drum Genderang Seruling Canka Lokananta Akmil ini, akhirnya lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama serta medali [[Adhi Makayasa]] pada Desember 2000. Lulus dari Lembah Tidar, ia lulus terbaik Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus Combat Intel pada tahun 2001. Agus bergabung dengan [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]] (Kostrad). Pada tahun 2002, saatAgus menjabatsebagai Komandan Peleton di [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 305|Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak]], jajaran [[Brigade infanteri lintas udara 17|Brigif Linud 17 Kostrad]], Agus diberangkatkan ke Aceh untukberpartisipasi melakukandalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
 
Agus mendapatkan gelar [[Master of Science in Strategic Studies]] dari [[Rajaratnam School of International Studies]], [[Nanyang Technological University]].
 
Atas seizin Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat serta atasan langsungnya,Agus beberapa kali ia juga memenuhi undangan [[Universitas Katolik Parahyangan]] yang berkolaborasi dengan [[Universitas Giessen]] Jerman untuk mengikuti kegiatan International Summer Course pada tahun 2008 dan 2009 dan menjadi observer pada kegiatan The Pacific Armies Management Seminar.
 
Pada tahun 2008, Agus dimintai kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), untuk bergabung dalam tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian [[Universitas Pertahanan]].
Peran aktifnyaAgus dalam pembentukan Universitas Pertahanan ini, membuat waktu Agus tersita di pasukan, sehingga iaberdampak punpada dipindahtugaskanpemindahtugasan ke [[Kementerian Pertahanan]] sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.
Meski hanya terdiri dari beberapa orang saja saja, tim ini mampu mewujudkan terbentuknya Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), setelah melalui proses penyiapan yang cukup panjang selama kurang lebih satu tahun.
Peran aktifnya dalam pembentukan Universitas Pertahanan ini, membuat waktu Agus tersita di pasukan, sehingga ia pun dipindahtugaskan ke [[Kementerian Pertahanan]] sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.
 
Agus termasuk salah satu mahasiswa program Kennedy School, yaitu Edward S. Mason Fellowship, bagidengan mahasiswaProgram internasionalstudi dariMaster negara-negarain berkembang,Public termasukAdministration/Mid China,Career India,(MPA/MC). dan Brasil.
 
== Pengabdian ==
Program studi yang diikuti Agus adalah Master in Public Administration/Mid Career (MPA/MC). Mahasiswa peserta program Mid Career lebih mengutamakan orang memiliki pengalaman profesional paling tidak 8 tahun dan potensi mempengaruhi publik (misalnya memiliki koneksi yang luas dan pengaruh dengan pemerintah), daripada yang merits (kecerdasan).
Di Aceh, Agus terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) dan tidak kedengaran prestasi beliau disana. Seiring dengan operasi tempur—menyadari pentingnya fungsi media bagi keberhasilan operasi militer—Korem Teuku Umar mendirikan media center, di manadengan Agus ikut berperan di dalamnya sebagai Public Information Officer (PIO). Setahun setelah kembali dari Aceh, Agus mendapatkan kepercayaanmenjabat sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/ Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik.
 
Ketika perang 34 hari berkecamuk antara Israel dan Hezbollah di Lebanon Selatan pada medio 2006, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan perdamaian bila gencatan senjata terjadi. Ketika itu, Agus berangkat ke daerah konflik yang masih rawan berkobar sebagai bagian dari [[Kontingen Garuda XXIII-A]] pada November 2006.[[Berkas:Blue Helmet.jpg|thumb|Bluesebagai Helmet]]Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A
Agus seringkali menjadi narasumber di kelas dalam pembahasan isu-isu tertentu. Indonesia dinilai sebagai role model tidak hanya oleh negara berkembang, tetapi juga oleh sejumlah negara maju. Cukup banyak teman-teman Agus yang tertarik untuk mencari pekerjaan atau melakukan penelitian di Indonesia setelah lulus dari Universitas Harvard.
 
== Pengabdian ==
Di Aceh, Agus terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) dan tidak kedengaran prestasi beliau disana. Seiring dengan operasi tempur—menyadari pentingnya fungsi media bagi keberhasilan operasi militer—Korem Teuku Umar mendirikan media center, di mana Agus ikut berperan di dalamnya sebagai Public Information Officer (PIO). Setahun setelah kembali dari Aceh, Agus mendapatkan kepercayaan sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/ Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik.
 
[[Berkas:UN Medal Parade Lebanon.jpg|thumb|UN Medal Parade Lebanon]] [[Berkas:Lebanon UNIFIL Smart Car.jpg|thumb|Lebanon UNIFIL Smart Car]]
Ketika perang 34 hari berkecamuk antara Israel dan Hezbollah di Lebanon Selatan pada medio 2006, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan perdamaian bila gencatan senjata terjadi. Ketika itu, Agus berangkat ke daerah konflik yang masih rawan berkobar sebagai bagian dari [[Kontingen Garuda XXIII-A]] pada November 2006.[[Berkas:Blue Helmet.jpg|thumb|Blue Helmet]]
Sebagai Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A, Agus tidak hanya melakukan tugas pokoknya, lebih dari itu, perwira yang memiliki prinsip [["Think big, Do small, Do now"]] ini,
[[Berkas:UN Medal Parade Lebanon.jpg|thumb|UN Medal Parade Lebanon]] bersama dengan para perwira lainnya, di bawah arahan Dansatgas dan para perwira senior, juga berhasil memenangkan hati dan pikiran rakyat Lebanon melalui program [[Smart Car]] yang diadopsi dari gagasan Ibu Negara. [[Berkas:Lebanon UNIFIL Smart Car.jpg|thumb|Lebanon UNIFIL Smart Car]]
 
Seiring dengan bertambahnya pengalaman lapangan, Agus pun mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun 2007. Kemampuan lapangan Agus diapresiasi Panglima Divif 1 Kotrad sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad pada tahun 2008. Ia pun melengkapi keterampilan militernya dengan mengikuti Kursus Scuba Divers di TNI Angkatan Laut. Pada tahun yang sama, Agus mendapatkan banyak penugasan khusus, baik dalam mengikuti kursus Scuba Divers TYNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008.