Langgur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{About|salah satu pemukiman di [[Maluku Tenggara]]|Ibukota [[Kabupaten Maluku Tenggara]]|Langgur, Kei Kecil, Maluku Tenggara}}
'''Langgur''' adalah pusat pemerintahan [[Kabupaten Maluku Tenggara]] di [[Provinsi Maluku]], Indonesia. Langgur menggantikan [[Kota Tual|Tual]] sebagai ibukota Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan [[Peraturan Pemerintah]] Nomor 35 Tahun 2011, tanggal 20 Juli 2011, tentang Pemindahan Ibukota Maluku Tenggara dari Wilayah Kota Tual ke Wilayah Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara yang selanjutnya disebut [[Langgur, Kei Kecil, Maluku Tenggara|Kota Langgur]].
 
== Sejarah ==
Baris 32:
 
===Pusat Misi Katolik===
Dari sebuah pemukiman kecil yang tidak menonjol, Langgur tumbuh pesat menjadi pusat misi [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] di kawasan timur [[Hindia Belanda]]. Pembangunan [[Kapel]], sekolah-sekolah, bengkel pertukangan, klinik, dermaga, asrama dan lain-lain mengubah [[Langgur]] menjadi kawasan pemukiman yang ramai menyaingi pusat pemerintahan kolonial di Tual.
 
Pada 22 Desember 1902, oleh ketetapan [[Tahta Suci]] [[Vatikan]], berdiri [[Prefektur Apostolik]] [[Nugini Belanda]] ([[Bahasa Belanda]]: ''Apostolische Prefectuur Nederlands Nieuw-Guinea'') dengan wilayah yurisdiksi meliputi [[Papua]], [[Kei]], [[kepulauan Tanimbar|Tanimbar]], [[kepulauan Aru|Aru]], [[pulau Seram|Seram]], [[kepulauan Banda|Banda]], [[pulau Ambon|Ambon]], [[pulau Halmahera|Halmahera]], dan pulau-pulau di sekitarnya. Wilayah misi ini dialihkan kepengurusannya kepada para misionaris ''Heilig Hart'' ([[Misionaris Hati Kudus]]).
 
Pada 13 Februari 1903, [[Mathias Neyens]] ditunjuk menjadi prefek pertama untuk prefektur apostolik baru ini. Ia dibantu oleh [[Henricus Geurtjens]], [[antropologi|antropolog]] pertama yang meneliti bahasa dan budaya masyarakat Kei. Pada tahun itu juga mereka tiba di Kei dan menjadikan [[Langgur]] sebagai [[stasi]] utama.
 
Pada 29 Agustus 1920, Prefektur Apostolik Nugini Belanda ditingkatkan statusnya menjadi [[Vikariat Apostolik]] yang berpusat di Langgur, dan [[Uskup]] [[Johannes Aerts]] ditunjuk sebagai vikarisnya yang pertama. Misi yang semakin berkembang tak jarang bersinggungan dengan komunitas Muslim dan Protestan yang sama pesat perkembangannya. Saingan terberat kegiatan misi ini adalah [[zending]] Protestan yang difasilitasi penuh oleh pemerintah, sementara kaum Muslim tidak menimbulkan gangguan yang berarti karena tertekan di bawah kekuasaan kolonial. Keadaan ini berubah ketika pecah [[Perang Dunia II]].