Galai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 27:
Galai digunakan semata-mata untuk keperluan-keperluan seremonial oleh banyak penguasa dan negara. Di Eropa pada permulaan Zaman Pertengahan, galai mendapatkan muruah besar yang tidak dimiliki kapal-kapal lain. Sejak awal keberadaannya, galai dikemudikan mengikuti perintah para panglima bala tentara darat, dan digunakan dalam pertempuran mengikuti taktik-taktik yang diadaptasi dari peperangan di darat. Karena itulah galai mendapatkan kedudukan terhormat dalam kaitannya dengan pertempuran-pertempuran darat, yakni pencapaian tertinggi seorang bangsawan terkemuka atau seorang raja. Di kawasan Baltik, Raja [[Gustav I dari Swedia]], pendiri negara Swedia modern, menunjukkan ketertarikan khusus pada galai, selayaknya seorang penguasa di Zaman Pencerahan Eropa. Kapan pun melakukan kunjungan dengan berlayar, Gustav, para pembesar istana, para birokrat kerajaan, dan para garda pribadi raja akan menggunakan galai.<ref>Jan Glete, "Vasatidens galärflottor" in Norman (2000), hal. 39, 42</ref> Sekitar masa yang sama, Raja [[Henry VIII dari Inggris]] yang sangat berambisi untuk menyamai reputasi sang pemimpin besar di Zaman Pencerahan itu, juga memerintahkan pembuatan beberapa buah galai bergaya Laut Tengah (dan bahkan mengawaki galai-galai itu dengan budak-budak belian), meskipun Angkatan Laut Inggris kala itu lebih banyak mengandalkan kapal-kapal layar.<ref name="John Bennel 2000 hal. 35-37"/>
Meskipun [[kapal perang layar]] semakin lama semakin penting, galai tetap lebih erat hubungannya dengan peperangan di darat, dan dengan muruah yang terkait dengannya. Sejarawan bahari Inggris [[Nicholas Rodger]] mendeskripsikannya sebagai pameran "lambang tertinggi kuasa kerajaan ... yang berasal dari hubungannya yang erat dengan angkatan darat, dan oleh karena itu dengan para penguasa".<ref>Rodger (2003), hal. 237</ref> Pemahaman dan pemanfaatan galai seperti ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sang "Raja Matahari" Perancis, [[Louis XIV dari Perancis|Louis XIV]], dalam bentuk suatu [[korps galai]] yang berdedikasi. Louis dan negara Perancis menciptakan sebuah sarana dan lambang kuasa kerajaan yang kecil manfaatnya dalam pertempuran, tetapi sangat berguna dalam menyebarluaskan ambisi-ambisi [[Monarki mutlak|absolutis]]. Galai-galai dibuat hingga jumlahnya mencukupi untuk membentuk satu flotilla (armada kecil) kerajaan yang mengapung di [[Terusan Agung Versailles|Terusan Agung]] [[Istana Versailles]] sebagai wahana hiburan bagi kalangan istana.<ref> Untuk lebih banyak informasi mengenai flotilla kerajaan Louis XIV, lihat Amélie Halna du Fretay, "[http://crcv.revues.org/10312#illustrations La flottille du Grand Canal de Versailles à l'époque de Louis XIV : diversité, technicité et prestige]" {{fr}}</ref> Galai-galai kerajaan berpatroli di Laut Tengah, memaksa kapal-kapal negara lain untuk memberikan penghormatan kepada panji-panji raja, sebagai iring-iringan duta-duta besar dan para kardinal, serta dengan patuh berpartisipasi dalam parade angkatan laut atau arak-arakan pamer kemewahan yang diselenggarakan kerajaan. Sejarawan Paul Bamford mendeskripsikan galai-galai itu sebagai kapal-kapal yang "tentunya sangat memikat bagi orang-orang dari kalangan militer dan bagi para perwira bangsawan ... yang terbiasa dipatuhi dan dilayani".<ref>Bamford (1974), hal. 24–25</ref>
[[File:Gouache of 17th century French royal galley-side.jpg|thumb|Lukisan [[gouache]] dari sebuah Galai Kerajaan Perancis pada penghujung abad ke-17. Kapal ini dihiasi secara berlimpah dengan [[damask]], [[brokat]], dan [[beledu]] untuk kanopi di buritan dan bendera-bendera, dan dengan ukiran-ukiran hias bersalut emas pada pagar, cadik, dan lambungnya.]]
Dikaryakannya para terpidana pelaku kriminal, para pembangkang politik, dan para penyimpang agama sebagai pendayung-pendayung galai turut membuat korps galai menjadi besar, disegani, dan merupakan sistem penahanan yang hemat biaya.<ref>Bamford (1974), hal. 275–278</ref> Para pendayung dari kaum Protestan Perancis secara khusus diperlakukan dengan buruk, dan sekalipun jumlah mereka sangat minoritas, pengalaman-pengalaman mereka kelak mendominasi warisan sejarah galai-galai raja. Pada 1909, penulis Perancis [[Albert Savine]] (1859–1927) menulis bahwa "[se]habis ''Bastille'', galai-galai adalah kengerian terbesar dari rezim lama".<ref>Bamford (1973), hal. 11–12</ref> Lama sesudah para terpidana tidak lagi dikaryakan di galai-galai, dan bahkan sesudah masa pemerintahan Napoleon, istilah ''galérien'' ("pendayung galai") tetap menjadi suatu istilah umum bermakna simbolis yang digunakan sebagai sebutan untuk para pekerja rodi dan para terpidana yang menjalani hukuman-hukuman berat.<ref>Bamford (1973), hal. 282</ref>
==Kapal-kapal galai yang masih ada==
|