Pangeran Kornel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yusrintaufiqul (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Momazzam (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
| colspan="2" style="font-size: smaller;" | {{{catatankaki|}}}
|}
Pangeran Kornel ialah nama lain bagi Pangeran KusumahKusumadinata DinataXI, Pangeranbupati KusumahSumedang tahun 1791-1828. Pangeran DinataKusumadinata oleh [[Belanda]] diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah “kolonel” yang masih langka pada zaman itu, berubah menjadi “kornel”. Nama “Pangeran Kornel” itu sendiri lebih terkenal di masyarakat daripada namanya yang sebenarnya.
 
==Latar Belakang==
Pangeran Kusumadinata IX lahir pada tahun 1762 dengan nama Surianagara III, putra dari pasangan Adipati Surianagara II (Bupati Sumedang memerintah tahun 1761-1765) dan Nyi Mas Nagakasih. Semasa kecilnya beliau dikenal dengan nama Raden Djamu. Pada saat ayahnya meninggal di tahun 1765, diangkatlah bupati penyelang/sementara dikarenakan Raden Djamu yang masih balita belum bisa naik tahta menjadi Bupati Sumedang. Baru pada tahun 1791, diangkatlah Raden Djamu alias Surianagara III menjadi Bupati Sumedang dengan gelar Pangeran Kusumadinata IX (memerintah tahun 1791–1828).<ref>http://id.rodovid.org/wk/Orang:902973</ref><ref>''[http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=34 Sejarah singkat Kabupaten Sumedang]'', www.sumedangkab.go.id, Copyright © 2009 Pemerintah Kabupaten Sumedang</ref>
 
== Perlawanan Simbolik ==
Cadas Pangeran merupakan salah satu jalan raya sepanjang tiga kilometer penghubung Sumedang dengan wilayah Bandung yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Herman Willem DaendlesDaendels (1808-1811) pada tahun 1809. Peristiwa Cadas Pangeran ini merupakan sebuah tindakan perlawanan simbolik atau protes dari Bupati Sumedang ketika itu, Pangeran Kusumadinata IX (1791 – 1828), ambisi dari Gubernur Jendral Herman Willem Daendels yang berniat untuk membangun jalan dari Anyer ke Panarukan. Pangeran Kusumadinata IX atau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Kornel sangat kesal karena melihat rakyatnya diperlakukan seenaknya oleh Gubernur Jendral Daendels.
 
Seperti yang diceritakan oleh para sesepuh Sumedang, peristiwa Cadas Pangeran berasal dari pertemuan Pangeran Kusumadinata IX atau disebut juga Pangeran Kornel dengan Gubernur Daendels ditengah berlangsungnya proses pembangunan jalan raya tersebut. Diceritakan, Pangeran Kusumadinata IX melakukan jabat tangan dengan sang Gubernur menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan sang pangeran kornel ini siap dengan memegang keris pusaka. Tindakan tersebut membuat Daendels sangat terkejut.
Baris 29 ⟶ 32:
== Teori Djoko Marihandono ==
Menurut sejarawan UI yaitu Djoko Marihandono, dapat menyimpulkan bahwa dengan melihat prasasti yang menyebut bahwa Cadas pangeran dibuat pada 26 November 1812, dengan adanya itu diduga bahwa yang datang serta mengawasi pembangunan jalan dan bersalaman dengan Pangeran Kornel bukanlah Herman Daendels, karena Daendels sudah meninggalkan Indonesia pada 29 Juli 1811.
 
 
 
 
== Referensi ==