Emma Poeradiredja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Rintisan periodesasi dan kiprah Emma.
Baris 71:
 
=== Pasca Kemerdekaan ===
Pasca-kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Emma segera mengadakan usaha pendekatan kepada orang-orang yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama, yakni membela Proklamasi 17 Agustus 1945. Ia mengadakan rapat di Gedung Nasional dengan para pemuda di mana hadir antara lain [[A.H. Nasution]]. Pada waktu terjadi peristiwa [[Bandung Lautan Api]], Emma turut aktif membantu [[Palang Merah Indonesia]], di samping menjadi pegawai Jawatan Kereta Api Republik Indonesia. Setelah [[Bandung]] diduduki oleh [[Belanda]] 19 Desember 1948, Emma mengikuti saran kantor pusat Balai Besar Jawatan Kereta Api untuk mengungsi ke Cisurupan, kota kecil di daerah pegunungan selatan kota [[Garut]].

Kepindahan Emma dan orang-orang atau pegawai yang tetap setia kepada Republik Indonesia ini merupakan "noodformasi" atau formasi darurat dalam Jawatan Kereta Api. Emma dan kawan-kawan pindah ke Gombong, Jawa Tengah, dan akhirnya mengungsi di kantor Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia, [[Yogyakarta]], yang pada waktu itu menjadi Ibu Kota sementara Republik Indonesia. Pada waktu berada di [[Jawa Tengah]], sekitar [[Agustus]] [[1949]], Emma ditunjuk sebagai utusan [[Partai Kebangsaan Indonesia Wanita]] ke Yogyakarta mengikuti Permusyawaratan Wanita seluruh Indonesia.
 
Setelah menduduki Yogyakarta, maka pada awal tahun 1949 banyaklah pejabat pemimpin Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia serta pegawai-pegawai yang lainnya yang diangkut kembali oleh Belanda ke Bandung untuk dipekerjakan pada [[Hoofaburean Staats Spoorwegen]] (SS) yang sekarang menjadi Balai Besar Perusahaan Jawatan Kereta Api Bandung. Emma termasuk orang-orang yang menolak kerjasama dan ditahan oleh Belanda. Pada masa Revolusi fisik, di kalangan kaum buruh kereta api, terutama di bagian lintas, banyak jatuh korban, untuk memberi pertolongan kepada mereka dan keluarga mereka, maka pada bulan Mei 1949, oleh PB.