Pura Besakih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: edit urutan |
Masalah pemerasan |
||
Baris 30:
Dalam budaya masyarakat Hindu Bali, ternyata makna Pura Besakih diidentifikasi sebagai bagian dari perkembangan budaya sosial masyarakat Bali dari mulai pra-Hindu yang banyak dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, sehingga memengaruhi perubahan wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran [[Tattwa]] yang menyangkut tentang konsep ketuhanan, ajaran [[Tata-susila]] yang mengatur bagaimana umat Hindu dalam bertingka laku, dan ajaran [[Upacara]] merupakan pengaturan dalam melakukan aktivitas ritual persembahan dari umat kepada [[Tuhan]]Nya, sehingga ketiga ajaran tersebut merupakan satu kesatuan dalam ajaran Agama Hindu Dharma di Bali.
==Masalah==
[[Pungutan liar]] yang dilakukan ''batur'' atau pemuda dari desa sekitar pura telah lama menjadi masalah bagi wisatawan yang hendak mengunjung pura ini. Biasanya turis asing dimintai biaya tambahan 50 dollar AS, sementara turis lokal dimintai uang sebesar 200.000 rupiah. Ini adalah pungutan liar, dan wisatawan disarankan untuk melawan pemerasan ini. Keluhan sudah bermunculan dan tindakan pemerasan ini telah mencemari citra pariwisata Bali, akan tetapi aparat setempat tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikannya.<ref>{{cite news | title = Ada Pungutan Liar di Besakih, Pariwisata Bali Tercoreng | work = CNN Indonesia | url = http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160310114652-269-116495/ada-pungutan-liar-di-besakih-pariwisata-bali-tercoreng/}}</ref>
== Pranala luar ==
|