Bandar Udara Iskandar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 42:
[[Bandara Iskandar]] dahulunya bernama [[lapangan terbang|Subah Uyah]],
bandara tersebut merupakan warisan/peninggalan pemerintah kolonial Jepang yang masih berupa tanah di padatkan.pada tahun 1947[[Pangeran Muhammad Noor]], yang saat itu menjabat gubernur kalimantan, mengajukan permintaan kepada AURI unuk membangun sebuah stasiun radio guna menyebarkan beita bahwa indonesia telah medeka sejak tahun 1945. [[Soerjadi Soerjadarma]] mengambil inisiatif mengirimkan ke 13 orang ke kalimantan, dua di antaranya adalah teknisi radio dari [[AURI]], sedangkan 11 orang lainnya adalah putra kalimanta. Kesebelas putra kalimantan itu adalah Iskandar sebagai komandan pasukan, Ahmad kosasih,Bachri,J Biak,C Williem,Imanuel,Amirudin,Ali Akbar,M Dahlan,JH Darius, dan Marawi.
Pada tanggal 17 oktober 1947(yang kemudian menjadi hari [[Korps Pasukan Khas|kopaskhas]]) dini hari. Pesawat lepas landas dari Maguwo, Djogjakarta menyebrangi laut Jawa dan belantara hutan rimba kalimantan menuju Kotawaringin Barat,Tepatnya Di desa Sambi, Kalimantan Tengah sebagai daerah saaran penerjunan. menggunakan pesawat C-47 [[Dakota RI-002|Dakota RI-002 (]]<nowiki/>
Selepas mendarat dengan selamat,mereka menghadapi pasukan Belanda yang sedang melangsungkan agresi militer 1 yang pada saat itu Berupaya merebut landasan udara Jepang yg telah berhasil di ambil alih oleh pemerintah Indonesia. Ke 13 orang tersebut tewas dan yg tersisa menjadi tawanan pihak Belanda.
Untuk mengenang jasa para penerjun tersebut, maka nama komandan penerjun [[Iskandar]] di abadikan mejadi nama landasa tersebut.
|