Penguasa monarki: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 7:
Terdapat beberapa gelar yang dikenal di Indonesia yang disandang bagi penguasa monarki, seperti raja, kaisar, maharaja, paus, khalifah, dan sultan, walaupun beberapa di antaranya tidak pernah disandang secara resmi oleh pemimpin monarki di Indonesia. Beberapa gelar memiliki makna masing-masing.
[[
=== Raja ===
Baris 17:
'''[[Kaisar]]''' berawal dari [[Caesar (gelar)|''Caesar'']], nama marga dari [[Julius Caesar]], yang kemudian digunakan menjadi sebuah gelar bagi penguasa Romawi. Gelar ini kemudian diadaptasi dalam berbagai bahasa, seperti "Kaiser" di Jerman dan "Tsar" di Rusia. Gelar yang setara untuk wanita adalah '''[[kaisarina]]'''. Monarki yang berada di bawah pimpinannya disebut kekaisaran atau imperium.
Gelar lain yang setara dengan kaisar adalah '''[[maharaja]]''' yang diturunkan dari [[Bahasa Sanskerta|bahasa Sansekerta]]
Banyak dari masyarakat yang menyamakan penggunaan gelar raja dan kaisar, baik dalam percakapan maupun dalam penerjemahan gelar asing. Meskipun kaisar dan maharaja memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari raja. Kaisar adalah pemimpin dari sebuah monarki yang besar, berbeda dengan raja yang memimpin monarki yang kekuasaannya lebih kecil pengaruh dan wilayahnya. Dalam beberapa kasus, beberapa raja dapat menjadi bawahan kaisar, baik secara langsung maupun sebagai wilayah protektorat, sebagaimana yang terjadi antara Kerajaan Joseon dan Kekaisaran China. Di kawasan Nusantara, monarki yang sering dianggap sampai tingkatan kekaisaran adalah Majapahit.
Baris 36:
=== Sultan ===
'''[[Sultan]]''' adalah gelar bagi penguasa monarki yang memerintah monarki Islam. Gelar ini diturunkan dari [[bahasa Arab]]
Gelar yang setara untuk wanita adalah '''sultanah'''. Penggunaan gelar sultanah ini berbeda-beda di tiap kawasan. Sultanah bisa bermakna sultan wanita, atau seorang wanita yang memimpin kesultanan, dan hal ini pernah digunakan pada masa Kesultanan Aceh. Walaupun begitu, tidak setiap wanita yang memimpin kesultanan menyandang gelar sultanah. Shajar al-Durr misalnya, tetap menyandang gelar sultan sebagaimana laki-laki saat dia naik tahta memimpin Mesir pada tanggal 2 Mei 1250 M.<ref>{{cite book |editor1-last=Holt |editor1-first=P. M. |editor2-last=Lambton |editor2-first=Ann K. S. |editor2-link=Ann Lambton |editor3-last=Lewis |editor3-first=Bernard |editor3-link=Bernard Lewis |title=The Cambridge History of Islam |url=http://books.google.com/books?id=4AuJvd2Tyt8C&pg=PA210 |accessdate=2010-03-01 |year=1977 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-521-29135-4 |oclc=3549123 |page=210}}</ref>
Baris 72:
Di semenanjung Korea, para pemimpinnya kebanyakan setara dengan tingkatan raja. Salah satu gelar yang disandang Raja Korea adalah ''wang'' ([[hanja]]: 王, aksara [[hangeul]]: 왕). Para wanita yang naik ke tahta juga menyandang gelar ini atau ''yeowang'' ([[hanja]]: 女王, aksara [[hangeul]]: 여왕, secara harfiah bermakna "raja wanita". setara dengan ratu dalam bahasa Indonesia), bukannya menyandang gelar ''wangbi'' (hangeul: 왕비) yang diperuntukkan bagi permaisuri raja. Saat Gojong mengakhiri masa Kerajaan Joseon dan menyatakan berdirinya Kekaisaran Korea pada 1897 M, dia menyandang gelar ''hwangje'' (hanja: 皇帝, hangeul: 황제) yang berarti kaisar, menyatakan dirinya setara dengan Kaisar China.
== Gelar Ganda ==
Pada keberjalanannya, banyak penguasa monarki yang menyandang lebih dari satu gelar dikarenakan berbagai alasan. Penguasa Turki Utsmani misalnya, menyandang beberapa gelar, di antaranya sultan, han, padishah, dan khalifah, yang kesemuanya memiliki makna masing-masing. Gelar "sultan" merupakan pernyataan diri sebagai penguasa atas monarki Muslim yang sah, "han" (pelafalan Turki untuk "khan") merupakan legitimasi diri sebagai pewaris atas moyangnya dari Asia Tengah,<ref>{{Cite book|title = The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire|last = Peirce|first = Leslie P.|publisher = Oxford University Press, Inc.|year = 1993|isbn = 0-19-507673-7|location = New York|pages = }}</ref> "padishah" ({{lang|ota-Arab|پادشاه}}) merupakan gelar untuk kaisar dalam bahasa Persia, dan khalifah menunjukkan dirinya adalah pemimpin bagi seluruh dunia Islam.
Baris 86:
* [[Gelar Kebangsawanan Eropa]]
== Daftar pustaka ==
{{reflist}}
|