Invasi Melaka Portugis oleh Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memperbaiki pengalihan
Edhaje (bicara | kontrib)
k perapihan paragraf & kalimat
Baris 3:
[[Pati Unus]] sangat mengerti bahwa kekuatan utama Portugis adalah pada armada lautnya. Portugis memiliki kapal yang kuat, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan kapal Majapahit. Selain itu, Portugis sudah menggunakan meriam yang dipasang di masing - masing kapal di mana pada waktu itu meriam adalah senjata pamungkas yang tidak bisa ditandingi oleh senjata apapun.
 
Oleh karena itu, langkah pertama Pati Unus adalah menghidupkan kembali kekuatan armada [[Majapahit]] yang tertidur lama pada saat masa - masa perebutan kekuasaan (Perang paregreg, Perang). Kapal - kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan Cetbang, yaitu meriam api, di mana kapal dan cetbang juga merupakan kekuatan andalan Armada Majapahit. Pusat produksi kapal-kapal ini adalah Semarang, dan Jepara, dengan bantuan orang-orang Muslim Tionghoa lokal.<ref>Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO(2004).
Southeast Asia : a historical encyclopedia from Angkor Wat to Timor.
</ref>
Baris 24:
Sepeninggal Pati Unus. Tercatat beberapa ekspedisi dikirim dari wilayah kesultanan Demak untuk mengusir portugis dari Malaka.
# Tahun 1550, Ratu Kalinyamat, puteri Sultan Trenggono mengirimkan bantuan 40 kapal dan 4000 personil atas permintaan Sultan Johor untuk menyerang Malaka. Gabungan Armada Jepara, Melayu dan Aceh berjumlah total 200 kapal mengepung Malaka. Kekuatan gabungan ini berhasil memukul mundur Portugis dan mengambil alih sebagian besar kota Malaka, sebelum akhirnya berhasil Portugis berhasil menyerang balik. Prajurit-prajurit Melayu berhasil dipukul mundur ke kapal, sementara prajurit-prajurit jawa dari Jepara tatap bertahan di darat. Setelah Portugis berhasil membunuh pemimpin pasukan Jawa dan menewaskan 2000 prajurit jawa barulah pasukan Jawa mundur ke kapal. Namun badai di laut mengakibatkan 2 kapal Jepara terdampar di pantai dan menjadi sasaran empuk Portugis. Lebih dari setengah pasukan Jepara gugur di medan pertempuran.<ref>Andreas Gosana, Xlibris Corporation (2016). Warawiri: Life Consists of Endless Back and Forth Journeys in Time.</ref><ref>H. Kahler, Brill Archive (1981) Modern Times.</ref>
# Tahun 1574, Ratu Kalinyamat dari Jepara mengirimkan kapal bantuan untuk ekspedisi Kesultanan Aceh menyerang Portugis di Malaka berjumlah 300 kapal (80 diantaranya adalah junk besar berbobot 400 ton) serta 15.000 personil. Setelah pengepungan dan pertempuran sengit selama 3 bulan. Dua per tiga pasukan Jepara gugur, hanya sekitar 5000 pasukan yang masih selamat dan kembali ke Jepara.<ref>Sumatra,431. William Marsden, Cambridge University Press (2012). The History of Sumatra: Containing an Account of the Government, Laws, Customs, and Manners of the Native Inhabitants.</ref> Namun serangan ini menyebabkan posisi Portugis di kepulauan Maluku terjepit karena bala bantuan dari Malaka terhambat, sehingga Sultan [[Baabullah dari Ternate]] berhasil mengusir Portugis dari kesultanan Ternate pada tahun 1575.<ref>F.S.A. de Clercq, Bijdragen tot de kennis der Residentie Ternate, Leiden-E,J Brill (1890) </ref><ref>Muridan Satrio Widjojo, The Revolt of Prince Nuku: Cross-Cultural Alliance-making in Maluku, C.1780-1810. BRILL (2009)</ref>
 
== Sumber ==
* Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO (2004).
* [[Tomé Pires|Pires, Tomé]], ''Suma Oriental''
* [[Merle Ricklefs|Ricklefs, M. C.]], ''A History of Modern Indonesia since c. 1300'', Standford University Press (1993).
* Fernão Mendes Pinto, Rebecca D. Catz, The Travels of Mendes Pinto, University of Chicago Press (1989)
 
[[Kategori:Kerajaan Demak]]