Penyebaran Islam di Iran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
===Kebijakan Farsi semenjak tersebar-luasnya Islam===
Sejak saat Islam menaklukkan [[Kekaisaran Sasaniyah|kekaisaran Sasaniyah]] sewaktu berkuasanya [[Kekhalifahan Umayyah|wangsa Umayyah]], orang-orang [[Arab]] yang melakukan penaklukan mencoba memaksakan penggunaan [[bahasa Arab]] untuk disetujui sebagai bahasa pertama yang penting untuk berbagai kawula selama adanya kekaisaran Sasaniyah. [[Al-Hajjaj bin Yusuf]] tidak senang atas berkembang besarnya [[Bahasa Persia|bahasa Farsi]] di bagian ''diwan'' (ديوانالديوان) pada daerah dan waktu tertentu dengan menyampaikan aba-aba bahwa bahwasannya bahasa resmi di setiap daerah yang telah ditaklukkan itu wajib diganti dengan bahasa Arab, kadang-kadang hal tersebut dilakukan secara paksa.<ref>[[Cambridge History of Iran]]</ref>
 
Tersedianya bukti-bukti gamblang oleh orang-orang yang sezaman pada waktu itu berhubungan dengan bengisnya para penentang Farsi termaktub dalam berbagai penggambarangambaran peristiwa padadalam berbagai buku hasilyang dikarang karanganoleh [[Abu’l Faraj Al-Isfahani|Abu al-Faraj al-Isfahani]]<ref>[[Kitab al-Aghani]] (الاغانیالأغاني)</ref> beserta [[Al-Biruni|Abu Raihan al-Biruni]].<ref>[[Berbagai Pertanda Yang Masih Ada Dari Abad-Abad Lampau]] (الآثار الباقية عن القرون الخالية), hal.35–36 dan hal.48.</ref>
 
Kendati demikian, setelah berlalunya masa kekuasaan kekhilafahan Umayyah, negara Iran beserta rakyatnya mulai membalikkan keadaan ketika merasakan dan terlibat pada masa ketika suatu wangsa yang menempati kedudukan tinggi membenarkan serta mengesahkan penggunaan kembali bahasa dan kebudayaan Farsi sesaat adanya Islam. Lagipula, ada hubungan timbal-balik yang tak jauh antara para pemimpin Arab maupun Farsi khususnya yaitu sewaktu masih adanya kekaisaran Sasaniyah yang lebih banyak mementingkan penyempurnaan kekuatan [[Kekaisaran Persia|kekaisaran Farsi]] ketimbang [[Dinasti Buwayhiyah|kekaisaran Buwaihiyah]] dan kekaisaran Shafariyyah sembari terus berhati-hati dalam mengekalkan bahasa Arab hingga mencapai tingkat yang patut diperhatikan.<ref>The History of Iran By Elton L. Daniel, hal. 74</ref>
 
Terdapat sejumlah sejarawan yang memandang serta menganggap bahwa aturan-aturan sewaktu kekhilafahan Umayyah dalam kebijakannya terhadap setiap ''[[dzimmi]]'' adalah untuk melipatgandakan pajak dari orang-orang ''[[dzimmi|dzimmah]]'' demi membaiknya keuntungan keuangan dari setiap masyarakat seagama Islam asal Arab serta adanya tindakan dalam mencoba menghalangi pemurtadan dari Islam.<ref name="Astren">Fred Astren pg.33–35</ref> Selama masa kekhilafahan Umayyah, semula agama Islam pernah bercampur baur bersama berbagai suku asal Arab lalu mulai ada keputusan untuk memiliki kebutuhan demi tujuan khusus berupa perkumpulan resmi dengan bermacam-macam puak di Arab lalu memungut istilah perkataan ''[[mawali]]''.<ref name="Astren"/> Banyak patih yang mengajukan keluhan ketika sedang disiapkannya penyampaian pembuatan undang-undang hukum yang membantu memudahkan persoalan pergantian agama dengan dicabutnya sumber pendapatan dari setiap provinsi. Beberapa pemeluk agama Islam asal [[Zoroastrianisme|agama Majusi]] yang berhak mendapat perhatian di antaranya seperti [[Abdullah bin Al-Muqaffa']], [[Fadhli bin Sahl As-Sarakhsi]] dan [[Naubakht Ahwazi]].
 
===Kebijakan-kebijakan pendukung pengislaman===
Selama masa [[kekhalifahan Abbasiyah]], pemberian hak pilih diserahkan kepada para ''mawali'' lalu dilakukanlah perubahan dalam jumlah yang biasa dalam suatu jabatan dalam pembuahan kepolitikan dari yang sebahagian besarnya merupakan kekaisaran yang berasal dari Arab, menjadi salah satu kekaisaran yang menganut agama Islam.<ref name="Tobin">Tobin 113–115</ref> Kemudian, mulailah diberlakukannya hal-hal yang dikehendaki serta dibutuhkanan yaitu mengharuskan semua pegawai negeri dalam kekaisaran untuk beragama Islam.<ref name="Astren"/>
 
== Acuan ==