Sartono (guru): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 4:
Sartono tetap hidup sederhana di rumahnya yang berdinding kayu di Jalan Halmahera Nomor 98 Kelurahan [[Oro-Oro Ombo, Kartoharjo, Madiun|Oro-Oro Ombo]], Kecamatan [[Kartoharjo, Madiun|Kartoharjo]], [[Kota Madiun]]. Ia tinggal bersama istrinya, Damiyati, yang juga pensiunan guru SD setempat dan tidak memiliki keturunan.
 
== Karier musik ==
Sartono mempelajari musik secara otodidak tanpa mengenyam pendidikan tinggi tentang musik. Pada tahun [[1978]], Sartono adalah satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok di wilayah [[Madiun]]. Karena keterbatasan alat musik yang ia miliki, lagu "''Hymne Guru''" ia ciptakan dengan bersiul sambil menorehkannya ke dalam catatan kertas. <ref name="kompas"/>
 
Sartono memulai kariernya sebagai guru seni musik pada tahun 1978. Ia adalah guru di sebuah yayasan swasta yang mengajar di [[SMP Katolik Santo Bernardus]], [[Kota Madiun]]. Sartono sendiri purnatugas dari sekolah tersebut pada tahun [[2002]].
 
Walaupun penghasilannya dari pekerjaannya sebagai guru pas-pasan, kecintaannya pada musik membuat Sartono menciptakan beberapa buah lagu. Bertepatan dengan momentum [[Hari Pendidikan Nasional]] pada tahun [[1980]], Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan. Dari ratusan peserta, lagu "''Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa''" ciptaannya, berhasil menjadi pemenang. Selain mendapatkan sejumlah uang sebagai pemenang, Sartono bersama sejumlah guru teladan lainnya di seluruh [[Indonesia]] dikirim ke [[Jepang]] untuk studi banding.
 
Selain lagu "''Hymne Guru''", Sartono juga menghasilkan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya. Perhatiannya yang demikian serius dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud [[Yahya Muhaimin]] dan Dirjen Pendidikan [[Soedardji Darmodihardjo]] pada saat menciptakan lagu "''Hymne Guru''".
Baris 15:
Sartono pernah diminta oleh [[TNI Angkatan Darat]] ke [[Aceh]] pascabencana [[tsunami 2004|Tsunami]] pada tahun 2004 untuk menghibur dan memberi semangat para guru di Aceh.
 
== Kematian ==
Sartono meninggal dunia pada 1 November 2015, sekitar pukul 12.50 WIB. Sartono mengembuskan napas terakhir saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah [[Kota Madiun]], [[Jawa Timur]], karena mengalami komplikasi di antaranya gejala [[stroke]], sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak.<ref name=meninggal/>