Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 24:
Fasilitas telah diberikan, baik perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan menggunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering manusia mempermainkan kasih dan kesabaran Allah, manusia menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." ({{Alkitab|Roma 2:4-5}})
 
"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagi kalian untuk beroleh selamat ..." ({{Alkitab|2 Petrus 3:15}}) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur berkata, "... mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir bagi si pohon ara untuk berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." ({{Alkitab|Matius 3:10, Lukas 3:9}}) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya adalah kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani orang-orang percaya? Jangan salahkan Allah kalau pada waktunya tiba orang-orang itu ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang dijumpai adalah perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." ({{Alkitab|Matius 25:30}}, bandingkan {{Alkitab|Matius 25:46}}) karena orang-orang itu tidak mau bertobat.<ref>[http://wiki-indonesia.club/wiki/Pengguna:Admaiorem Ad Maiorem Dei Gloriam]</ref>
 
Diibaratkan sebuah pohon Ara yang tak mau berbuah, akhirnya pohon tesebut menjadi tidak berguna dan akhirnya ditebang, begitu juga manusia. Manusia yang tidak mau berbuah maka tidak akan berbuah. Jika sudah begitu, jangan heran kalau Allah mengambil manusia itu sewaktu-waktu, karena manusia itu sudah tidak dapat berbuah.
<ref>[http://wiki-indonesia.club/wiki/Pengguna:Admaiorem Ad Maiorem Dei Gloriam]</ref>
 
== Penafsiran ==