Ondel-ondel: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
airlangga bali |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 3:
'''Ondel-ondel''' adalah bentuk pertunjukan rakyat [[Betawi]] yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel yang berupa [[boneka]] besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman [[bambu]] yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa [[topeng]] atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari [[ijuk]]. Wajah ondel-ondel [[laki-laki]] biasanya dicat dengan warna [[merah]], sedangkan yang perempuan warna [[putih]]. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.
Sebenarnya Ondel-ondel adalah tokoh yang di hilangkan pada sendratari [[Reog (Ponorogo)|reog]] versi wengker dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] adalah tokoh sepasang mahluk halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong. maka dikutuklah merka menjadi Burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa pula. Namun pada pemerintahan Batara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting di hilangkan.
Di dalam kesenian Jathilan [[Jawa Tengah|jawa tengah]] di kenal dengan Gendruwon gede, di [[Pasundan]] dikenal dengan sebutan [[Badawang]], yang sudah ada sejak paska perang bubat yang di bawa pejabat sunda yang masih hidup dengan membawa [[Angklung reyog|Angklung Reyog]], sedangkan di [[Bali]] lebih dikenal dengan nama [[Barong Landung]] yang merupakan jenis [[Barong Bali]] yang di Bawa raja Airlangga saat menyelamatkan diri. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama [[Islam]] di Pulau [[Jawa]].
Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan [[Jakarta]].
== Musik pengiring
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tentu, tergantung dari masing-masing rombongan. Ada yang diiringi [[tanjidor]], seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarang pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diirig Bende, “Remes”, Ningnong dan Rebana ketimpring, seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres.
|