Lanang Setiawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
 
== Latar belakang ==
Lanang Setiawan lahir dan tumbuh di Kota Tegal. Dia tidak pernah merantau ke mana pun. Sehingga dalam dirinya, kultur ketegalannya sangat kental. Itu tampak dari karya-karya, baik tulisan maupun lagu, yang sangat kental. Lanang mengawali kariernya sebagai penulis lepas di sejumlah media massa [[Jakarta]]. Pengalaman itulah yang kemudian menjadikan Lanang memutuskan merintis penerbitan sejumlah media massa berbasis kultur setempat yaitu tabloid Tegal Tegal. Bukan hanya bahasanya saja, tapi materi yang ditayangkannya pun benar-benar mencerminkan kelokalan. ''Jalan Panjang Teater dan Sastra Tegal'' adalah buku karyanya yang mencatat peristiwa kesenian di Tegal periode antara tahun [[1950]] hingga [[1993]]. Ketika di Tegal terbit harian umum ''[[Nirmala Post]]'' ([[2006]]-[[2009]], lanang adalah redaktur budaya yang setiap hari juga menulis ''Anehdot Tegalan'', berisi cerita-cerita lucu pergaulan masyarakat Tegal. Selain itu, dia juga menerbitkan beberapa antologi puisi berbahasa Tegal yang pesertanya bukan hanya penyair asal Tegal, melainkan mereka yang punya ikatan kuat dengan Kota Tegal atau pernah tinggal di kota itu. Beberapa memoar berisi perjalanan sastra Tegal juga diterbitkannya antara lain ''Ngranggeh Katuranggan, Pengendara Badai, Di Balik Panggung'', dan masih banyak lagi. Kecintaannya terhadap dunia sastra utamanya Tegal dibuktikan dengan selalu mengkampanyekan tentang hari sastra Tegal kepada hampir semua kawan-kawannya. Dan upayanya berbuah manis karena sejak [[2008]] sastrawan Tegal mulai memperingati hari sastra Tegal setiap bulan [[November]]. Sebelumnya, tahun [[1996]], lanang mengenalkan terjemahan karya [[W.S. Rendra]] berjudul ''Nyanyian Angsa'' di Taman Budaya Jawa Tengah, [[Surakarta]] dengan judul baru, ''Tembangan Banyak'', berbahasa Tegal. Di bidang musik Lanang Setiawan punya kontribusi cukup besar dalam mengenalkan karya-karya lagu berbahasa Tegal. Karya-karyanya dalam bentuk CD audio dan VCD, baik dinyanyikan sendiri maupun orang lain, telah menyebar ke berbagai daerah.<ref>[https://www.hastiyanto.wordpress.com/tag/lanang-setiawan Esai Febrie Hastiyanto], diakses 25 Februari 2015</ref>
 
Di bidang teater Lanang tercatat pernah bergabung dengan Teater Puber bentukan [[Nurhidayat Poso]], tahun [[1979]]. Setelah itu, bersama [[Nurngudiono]], dia juga mendirikan kelompok Teater Swadesi dengan repertoar yang dimainkan antara lain ''AIB'' ([[Putu Wijaya]]), ''Ni Ratu'' (Lanang Setiawan), ''Surti Gandrung'' (Lanang Setiawan), dan ''Lenggaong'' (Lanang Setiawan). Lakon-lakon ini sempat dikolaborasikan denga group lawak 4 Sekawan (Qomar, Dery, Ginanjar, dan Eman), disutradarai oleh Bontot Sukandar di Teater Arena Pasar Seni Ancol, [[Jakarta]]. Setelah lama vakum di dunia teater, kemampuannya diuji ketika dia memerankan sebagai [[Chairil Anwar]] dalam drama ''Pengadilan Sastra [[Chairil Anwar]]'' naskah [[Eko Tunas]], sutradara [[Joshua Igho]], di [[Dewan Kesenian Tegal|Gedung Kesenian Tegal]], ([[2006]]).<ref>[http://atisaduso.blogspot.com/2008/10/seniman-tegal-dapat-penghargaan.html 9 Nominator Penerima Penghargaan Seni], diakses 25 Februari 2015</ref>