Kabupaten Subang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 81:
 
== Transportasi ==
Kabupaten Subang dilewati jalur utama pada wilayah Utaranya dan dimanfaatkan juga sebagai jalur alternatif untuk ke Bandung, Cirebon atau Tasikmalaya. Lintas Subang - Bandung melalui Kalijati semakin diminati para pengemudi karena jalannya yang halus dan bebas hambatan apalagi setelah dibukanya Gerbang Tol Keluar di daerah Sadang. Persimpangan Jalancagak merupakan persimpangan strategis karena dari persimpangan tersebut dapat menjangkau Bandung - Sumedang - Sadang melalui Wanayasa dan Kota Subang sendiri. Bila dilihat dari pola jaringan jalan yang ada, aksesibilitas jaringan jalan di kabupaten subang bersifat sentris, dimana pergerakan antar wilayah yang berseberangan akan melewati [[ibu kota]] Kabupaten Subang yang berada pada pusat wilayah kabupaten subang secara keseluruhan. Hal ini sebenarnya merupakan potensi positif bagi kota subang sebagai pusat dari CBD kabupaten subang dalam upaya pengembangan daerah, namun disisi lain akumulasi dampak negatif muncul ketika tingkat pengelolan jaringan jalan sebagai aksesibilitas pergerakan relatif rendah juga faktor kondisi prasarana jalan dibeberapa segmen ruas jalan di kota yang masih dalam kondisi rusak secara strukural. masih kurang nya apresiasi masyarakat sekitar terhadap tingkat kinerja aksesibilitas yang dimiliki akan berdampak negatif terhadap pengembangan daerah secara keseluruhan, hal ini terlihat pada tingkat kepedulian masyarakat terhadap kondisi jaringan jalan bilamana jalan tersebut dalam keadaan butuh perbaikan masih relatif rendah, ditambah lagi dengan upaya penanganan pemerintah daerah yang dinilai sangat lamban terhadap kondisi serupa. Tema "Rakyat Subang Gotong Royong Subang Maju" diharapkan akan menjadi pemicu semangat [[Pemerintah Daerah]] sebagai pengelola sekaligus warga subang secara keseluruhan dalam merealisasikan cita-cita luhur Kabupaten Subang khususnya dalam upaya pengelolaan di atas.
 
Secara kuantitas maupun kualitas, kondisi angkutan umum di kota subang belum mampu mengakomodir mobilitas masyarakat subang, hal ini disebabkan keterbatasan trayek/rute dari angkutan kota yang belum menjangkau kawasan padat penduduk secara keseluruhan yang mendorong masyarakat lebih memilih untuk menggunakan sarana [[transportasi]] pribadi dibandingkan angkutan umum. Efek negatif dari kondisi tersebut sudah terlihat, dimana pada beberapa ruas khususnya jalan pemukiman intensitas kemacetan menjadi lebih tinggi. hal ini perlu perhatian lebih serius guna mengantisipasi situasi yang lebih parah lagi di kemudian hari. Dengan belajar dari daerah lain yang jauh lebih maju, konsekuensi dari kondisi ini akan mahal harganya jika tidak ditangani sejak dini.
Baris 98:
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Kependudukan di Kabupaten Subang<br />'''Sumber:'''<ref name="BPS"> [http://subangkab.bps.go.id/index.php?kategori=penduduk#load Jumlah Penduduk Kabupaten Subang]</ref>
|}
Penduduk Kabupaten Subang pada tahun [[2012]] berjumlah 1.501.647 orang, yang terdiri atas 759.408 orang laki-laki dan 742.239 orang perempuan dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,64%. sedangkan Laju Pertumbuhan Penduduk antar Sensus (SP2000-SP2010) rata rata pertahun sebesar 0,97%. Dengan luas Kabupaten Subang sebesar 2051,76 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Subang pada tahun [[2012]] mencapai 732 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Subang masih relatif rendah, merupakan indikasi bahwa Kabupaten Subang bukan merupakan daerah tujuan [[urbanisasi]]. Kebijakan pemerintah yang memposisikan Kabupaten Subang sebagai salah satu lumbung padi [[Jawa Barat]], juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk serta [[kepadatan penduduk]] di wilayah ini. [[Penduduk]] berjumlah besar sekaligus berkualitas merupakan modal pelaksanaan [[pembangunan]] dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun penduduk yang berjumlah besar tanpa diupayakan pengembangan kualitasnya akan menjadi beban bagi pembangunan yang seharusnya dinikmati oleh keseluruhan penduduk tersebut.
 
Pertumbuhan penduduk selalu dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran/kematian dan migrasi (perpindahan penduduk antar kabupaten). Untuk menghindari permasalah yang kompleks akibat tingginya [[kepadatan penduduk]] maka pengendalian penduduk melalui berbagai cara yang tepat tentunya harus dilakukan. Laju [[urbanisasi]] yang tinggi yang mengakibatkan permasalahan sosial di daerah perkotaan juga harus ditekan, karena selain menimbulkan masalah sosial di daerah perkotaan, [[urbanisasi]] juga meninggalkan ruang kosong dipedesaan (banyak lahan garapan yang tidak tergarap secara optimal dan berkurangnya sumber daya manusia berkualitas di pedesaan).
Baris 112:
<br>Mas Radi : Iya Sukamahi
<br>Retno : Kalau disini semua pakai bahasa jawa ya Mas?
<br>Mas Radi : Ya sawarehlah, tetapi sundanya juga ada campuran kejawa-jawaan.
<br>
<br>Siti : Tos sabaraha lami di Sukamahi Mas?
Baris 128:
<br>Bapak Susilo : Bahasa Jawa Tengan ana mah ana, tetapi ngomongna jawa ngeneh. Jawa Indramayu lah biasa. Bahasa sundane sing seperempat, sing akeh bahasa jawa.
<br>Satria : Akehlah bahasa jawa ngono?
<br>Bapak Susilo : Jawane jawa kuol.
 
 
Pada percakapan diatas tampak sebuah dialek [[bahasa Cirebon]] yang mirip dengan bahasa Cirebon dialek indramayu atau yang biasa disebut ''basa Dermayon'' namun tidak sepenuhnya mirip karena mendapat beberapa sisipan dari bahasa lokal yang ada, sehingga salah satu penduduknya menyebut ini sebagai ''jawareh'' yang artinya jawa sewareh (setengah jawa). Dikarenakan metode guiter sebagai metode pembeda bahasa menunjukan bahwa bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa memiliki perbedaan sekitar 75% dari syaratnya adalah 80% maka masih banyak para peneliti yang menggunakan kata ''bahasa jawa dialek cirebon'' untuk menyebut bahasa cirebon dan seluruh dialeknya daripada langsung menyebutnya sebagai bahasa Cirebon. Namun pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 yang juga merupakan masukan para budayawan cirebon - indramayu dan suku asli lainnya di [[Jawa Barat]] maka Peraturan Daerah tersebut telah mengakomodir dengan memberikan payung hukum akan perlindungan yang jelas kepada bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri terlepas dari bahasa Jawa, bukti perlindungan hukum akan penyebutan bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri ini juga telah tertuang dengan diterbitkannya sebuah peta budaya provinsi jawa barat pada tahun 2011 yang menjabarkan secara terperinci penyebaran bahasa Cirebon, bahasa Cirebon dialek indramayu atau biasa disebut ''basa dermayon'' dan bahasa jawa, sehingga jelas terlihat perbedaan yang nyata dalam pola sebaran bahasa daerah di Jawa Barat tentang mana yang disebut sebagai [[bahasa Cirebon]] dan mana yang disebut sebagai bahasa jawa.
 
 
Baris 165:
== Kesehatan ==
Mewujudkan masyarakat yang sehat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan merupakan salah satu tujuan dari [[pembangunan|pembangunan nasional]]. Adanya keterbatasan dana, sarana, dan prasarana [[pemerintah]], dalam pelaksanaannya, pembangunan [[kesehatan]] disusun berdasarkan prioritas-prioritas utama yang akan dicapai. Karena itu hasilnya mungkin tidak dapat dirasakan secara merata oleh semua lapisan [[masyarakat]].
Pemerintah Kabupaten Subang telah melakukan berbagai macam upaya dalam melakukan peningkatan kesehatan masyarakat. Terutama peningkatan kesehatan masyarakat miskin dengan pemberlakuan [[Jamkesmas]], Jamkesda, dan jaminan lainnya
 
== Pariwisata ==
[[Berkas:Tangkuban Parahu.jpg|320px|right|thumb|Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Subang-Bandung, Jawa Barat.]]
Di antara rimbunnya perkebunan teh, diwilayah Selatan Kabupaten Subang memiliki sumber mata air panas yang terus mengalir di daerah Ciater. Sari Ater merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal karena ke-khasan-nya dan ramai pada saat liburan terutama pada saat liburan Hari Raya Lebaran. Selain menyediakan kolam pemandian air panas juga memiliki penginapan - penginapan yang terjangkau dan berkualitas, sehingga sangat cocok bagi keluarga yang ingin berlibur. Kemudian juga terdapat sebuah tempat Spa yang letaknya berdekatan dengan obyek wisata Sari Ater. Selain itu Kabupaten Subang memiliki tujuan wisata alam air terjun yang memiliki pemandangan yang sangat indah, yaitu [[Curug Cijalu]]. Meskipun masih dikelola secara sederhana, [[Curug Cijalu]] memiliki daya tarik yang luar biasa karena curug ini memiliki tujuh curug, namun yang hanya bisa didatangi oleh pengunjung hanya dua, karena letaknya cukup dekat dan curug lainnya berada di tengah-tengah hutan dan cukup jauh, tetapi jika kita ingin melihat ke tujuh curug tersebut bisa saja dan akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Ada juga Curug Cileat yang berada di [[Cisalak, Subang|Kecamatan Cisalak]] dan Curug Cibareuhbeuy yang tak kalah keeksotisannya. Gunung berapi [[Tangkuban Perahu]] ''(su: Tangkuban Parahu)'' yang memiliki keindahan kawahnya dan udaranya yang sejuk. Di bagian subang tengah terdapat berbagai wisata dari wisata kuliner hingga sejarah dan budaya seperti, Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang, Gedung Wisma Karya, Museum Daerah, dan lain sebagainya. Di bagian pesisir utara Subang menyajikan wisata pantai, yakni Pantai Kalapa Patimban Subang yang setiap tahunnya mengadakan Upacara Adat Nadran.
 
=== Objek wisata ===
Baris 175:
 
==== Wisata rekreasi ====
{{col|3}}
* Capolaga Adventure Camp
* Ciater Highland Resort
Baris 237:
 
Berikut [[kesenian]] dan [[kebudayaan]] asli Kabupaten Subang:
* Gotong Singa / [[Sisingaan]]
* Gembyung
* Mapag Dewi Sri
Baris 245:
 
== Olahraga ==
[[Subang]] memiliki klub sepak bola, yang bernama [[Persikas Subang]], yang bermain di [[Divisi Tiga Liga Indonesia|Divisi Tiga]].
Klub ini bermain di [[Stadion Persikas, Subang]]. Stadion Persikas juga sering dipakai sebagai ''training center'' beberapa tim lainnya di Jawa Barat, seperti [[Persib Bandung]], [[Persikab Kabupaten Bandung]], dan [[Bandung FC]] dalam masa pemusatan latihan sebelum memulai kompetisi.