Di Bawah Lentera Merah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+gmbr sampul |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 4:
Di bawah pimpinan [[Semaoen]], para pendukung [[Sarekat Islam]] berasal dari kalangan kaum buruh dan rakyat kecil. Pergantian pengurus itu adalah wujud pertama dari perubahan gerakan [[Sarekat Islam]] [[Semarang]] dari gerakan kaum menangah menjadi gerakan kaum buruh dan tani. Saat itu menjadi sangat penting artinya bagi sejarah modern Indonesia karena menjadi tonggak kelahiran gerakan kaum [[Marxis]] pertama di [[Indonesia]].
Pertimbangan lain mengapa Di Bawah Lentera Merah menjadi penting adalah karena buku ini memotret bagaimana gagasan transformasi modernisasi berproses dari wacana tradisional ke wacana modern. Lebih khusus lagi [[Soe Hok Gie]], melalui buku ini, mengajak kita mencermati bagaimana para tokoh tradisionalis lokal tahun [[1917]]-an mencoba menyikapi perubahan pada abad ke-20 yang dalam satu dan lain hal, punya andil menjadikan wajah bangsa [[Indonesia]] seperti sekarang ini. Selain itu yang perlu ditekankan bahwa salah satu sumber buku ini merupakan saksi hidup dari pergerakan tersebut yakni Semaun dan Darsono sendiri. Hal yang menarik dari buku ini diungkapkan oleh Soe Hok Gie bahwa untuk mengetahui pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 1926/1927 harus diketahui pula asal mula pergerakannya. Karena tanpa mengetahui permulaannya seperti membaca koran dari tengah-tengah.
Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta tahun 1999.
|