Mitsubishi A6M Zero: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas A6M5_TAIC.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh INeverCry |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 36:
Tim Nakajima menganggap persyaratan pesawat tempur baru itu mustahil dapat diwujudkan, dan menarik diri dari persaingan dengan Mitsubishi pada Januari 1938. Kepala perancang pesawat Mitsubishi, [[Jiro Horikoshi]] berpendapat persyaratan pesawat baru itu dapat dipenuhi, asalkan bobot pesawat dibuat seringan mungkin. Desain pesawat ini menerapkan semua kemungkinan upaya penghematan bobot. Sebagian besar dari pesawat dibuat dari logam sangat rahasia [[paduan aluminium 7075]] yang dikembangkan oleh [[Sumitomo Metal Industries]] pada tahun 1936. Paduan aluminium itu disebut Extra Super [[Duralumin]] (ESD) yang lebih ringan dan lebih kuat dari paduan-paduan aluminium lainnya (misalnya 24S alloy) yang dipakai waktu itu. Namun ESD lebih rapuh dan rawan karat<ref>Yoshida, Hideo.[http://sciencelinks.jp/j-east/article/200603/000020060306A0019800.php "History of wrought aluminum alloys for transportation."] ''Sumitomo Light Metal Technical Reports 2005 (Sumitomo Light Metal Industries, Ltd., Japan),'' Volume 46, Issue 1, pp. 99–116. Diakses 15 April 2011</ref> Kelemahan tersebut diimbangi dengan memberi [[Zinc chromate|lapisan antikarat]] setelah pesawat selesai dibuat. Pelat perisai tidak dipasang untuk melindungi pilot, mesin, atau titik-titik kritis pada pesawat. Pesawat ini juga tidak dilengkapi [[tangki bahan bakar swarapat]] yang sudah umum pada waktu itu. Tidak adanya pelat perisai membuat pesawat Zero lebih ringan, memiliki daya manuver lebih baik, dan jangkauan terbang lebih jauh dibandingkan pesawat tempur bermesin tunggal lainnya semasa Perang Dunia II. Pesawat Zero dapat mencari sasaran hingga ratusan mil jauhnya, menantangnya untuk duel udara, dan masih dapat kembali ke kapal induk atau pangkalan yang masih ratusan mil jauhnya. Namun upaya meringankan bobot pesawat dengan tidak memasang pelat perisai menyebabkan pesawat ini mudah terbakar dan meledak bila terkena tembakan lawan.<ref>Tillman p. 5, 6, 96</ref>
Sebagai pesawat terbang sayap tunggal dengan [[kantilever]] untuk pemasangan sayap bawah yang dilengkapi [[roda pendaratan]] dapat ditarik masuk, dan kokpit tertutup, Zero adalah salah satu pesawat termodern di dunia ketika baru selesai dibuat. Pesawat ini memiliki sayap kecepatan rendah dengan gaya angkat cukup besar dan [[beban sayap]] sangat rendah. Dikombinasikan dengan bobot yang sangat ringan, pesawat ini memiliki [[stal|kecepatan stal]] sangat rendah, di bawah {{convert|60|kn|km/h mph|abbr=on}}. Keiistimewaan tersebut menjadi alasan utama pesawat Zero memiliki kemampuan manuver yang fenomenal, dan dapat mengungguli semua pesawat tempur Sekutu dari zamannya. Model-model awal dilengkapi dengan [[tab servo]] pada kedua [[aileron]] setelah para pilot mengeluh gaya kontrol menjadi terlalu berat ketika pesawat berada pada kecepatan di atas {{convert|300|km/h}}. Pemasangan tab servo tidak dilanjutkan pada model-model selanjutnya setelah diketahui gaya kontrol lebih ringan menyebabkan pilot memberi tekanan berlebihan pada sayap sewaktu melakukan manuver berbahaya.<ref>Yoshimura 1996, p. 108.</ref>
Desain pesawat Zero pernah dituduh sebagai jiplakan terang-terangan dari pesawat tempur Amerika Serikat dan komponennya yang diekspor ke Jepang pada tahun 1930-an, khususnya pesawat tempur [[Vought V-141|Vought V-143]]. [[Vought|Chance Vought]] menjual prototipe dan diagram V-143 kepada Jepang pada tahun 1937. Ketika kepadanya diperlihatkan sebuah pesawat Zero hasil sitaan pada tahun 1943, Presiden Direktur Vought Eugene Wilson mengaku, "[Aku melihat] di sebuah Vought V 142 {{sic}} atau pesawat yang serupa benar dengannya, buatan Jepang," sementara mesinnya jelas-jelas Chance Vought, ruang penyimpanan roda pendaratan pada pangkal sayap berasal dari Northrop, perancang-perancang Jepang bahkan menyalin stempel inspeksi dari suku cadang tipe Pratt & Whitney."<ref name="Fernandez1983pp107-108">Fernandez 1983, pp. 107–108.</ref> Meski penjualan V-143 sepenuhnya legal,<ref name="Fernandez1983pp107-108"/><ref name="Angel p436">Angelucci and Bowers 1987, p. 436.</ref> Wilson nantinya mengakui bahwa<ref name="Fernandez1983pp107-108"/> konflik kepentingan dapat terjadi pada ekspor teknologi militer. Sebenarnya tidak ada hubungan signifikan antara V-143 dan Zero buatan Jepang. V-143 adalah desain pesawat gagal yang telah ditolak oleh Korps Udara Angkatan Darat Amerika Serikat dan beberapa pelanggan di luar negeri. Zero dan V-143 hanya memiliki kesamaan superfisial dalam bentuk. Tuduhan pesawat Zero sebagai hasil jiplakan terbukti meragukan.<ref name="Angel p436"/><ref name="AI Oct73p199-0">''Air International'' October 1973, pp. 199–200.</ref>
|