Masjidil Haram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RusdianaDablang (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 26:
}}
 
[[FileBerkas:Kaaba mirror edit jj.jpg|thumb|Masjidil Haram]]
 
'''Masjidil Haram''' ([[bahasa Arab]]: المسجد الحرام) adalah sebuah [[masjid]] di kota [[Mekkah]]<ref name="Location of Masjid al-Haram">{{cite web|title=Location of Masjid al-Haram|url=https://maps.google.com/maps?f=q&source=s_q&hl=en&geocode=&q=Masjidal-Haram&aq=&sll=24.46844,39.611807&sspn=0.011894,0.021136&vpsrc=0&ie=UTF8&hq=&hnear=&t=m&z=16&cid=6183997883437107077&iwloc=A|publisher=[[Google Maps]]|accessdate=24 September 2013}}</ref> yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat [[Islam]]. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah [[haji]]. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah [[Salat]].
Baris 46:
 
=== Masa Jahiliyah ===
Masjidil Haram menjadi pusat atau tujuan utama para peziarah, terutama Kakbah. Akibatnya Abrahah dari [[Yaman]], merasa iri dan ingin menghancurkan Kakbah mereka membawa pasukan ber[[gajah]] untuk menghancurkan Kakbah. <ref>{{quran-usc|105|1}}</ref> Namun ketika dalam perjalanan semua pasukan itu dilempari batu berapi dari [[neraka]] oleh burung-burung ababil<ref>{{quran-usc|105|4}}</ref>, sehingga pasukan tersebut mati dalam keadaan tubuh yang rusak dan berlubang-lubang selayaknya daun-daun yang dimakan [[ulat]].<ref>{{quran-usc|105|5}}</ref> Peristiwa itu terjadi pada tahun gajah, yakni tahun saat Nabi [[Muhammad]] dilahirkan, yaitu pada tahun [[571]] M.
 
17 Tahun setelah percobaan penyerangan Kakbah, bangunan Kakbah hancur akibat banjir besar yang melanda kota [[Mekkah]]. Para petinggi [[Quraisy]] sepakat untuk menggunakan uang yang halal dalam pembangunan Kakbah, <ref>[http://islam.ahram.org.eg/NewsQ/1915.aspx Sejarah Kakbah]</ref> akibatnya ukuran Kakbah menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya sehingga [[Hijir Ismail]] tidak termasuk kedalam Kakbah. Pertikaian terjadi antara para petinggi Quraisy setelah masanya peletakkan batu [[Hajar Aswad]]. <ref>[http://www.salah505.com/index.php?option=com_content&view=article&id=84:2009-02-05-17-13-13&catid=13:2009-02-04-08-53-09&Itemid=26 Sejarah Kakbah menurut Salah 505.com]</ref> Mereka berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan batu itu. Hingga akhirnya datanglah [[Muhammad]] yang mengusulkan agar batu itu diletakkan di sebuah kain yang setiap ujungnya dipegang oleh masing-masinh ketua kabilah. Berkat peristiwa ini Muhammad digelari sebagai ''Al-amin''.<ref>[http://www.almutmar.com/index.php?id=201112502 Sejarah Kakbah menurut Al-Mutmar.com]</ref>
Baris 62:
 
=== Masa daulah Umayyah ===
Dan di tahun 91H/709 M,<ref>[http://www.fatwa.islamweb.net Fatwa Islam.web]</ref> Khalifah [[Umayyah|Kesultanan Umayyah]]&nbsp;[[Al-Walid bin Abdul-Malik|Umawi Walid bin Abdul Malik]] <ref>Shahih dan Dhaif Sejarah Tabari, Sahih Bab 4, Hal 81.</ref>memerintahkan untuk perluasan Masjidil Haram, dan membangunnya dengan bangunan yang kokoh, <ref>Akhbar Makkah lil Azraqi (2: 69–71)</ref> dan mendatangkan pilar-pilar [[marmer]] dari [[Mesir]] dan [[Syam]], dan Ujungnya diberi lempengan [[emas]], dan masjid diatapi dengan kayu sajj (semacam [[jati|kayu jati]]) yang dihiasi. <ref>Hilyat Al-Awliya Wa Tabaqat Al Ashfiyya, bab 1, Hal 333.</ref> <ref>Ansabul Asyraf, Bab 4, Hal 336, Bab 4, Hal 340. Bab 1, Hal 199.</ref>Dan dibuat untuknya beranda, di temboknya diberi lengkungan dan di alas lengkungannya di beri [[mosaik]] (kepingan batu), perluasaan ini adalah untuk bagian timur, <ref>Al-Mahin , Hal 20</ref> dsiperkirakan tambahan ini seluas 2300 m<sup>2</sup><ref>Shahih dan Daif sejarah Thabari, Juz 1, Halaman 331</ref>
 
=== Masa daulah Abbasiyah ===
Pada tahun 137 H/[[754]] M Khalifah [[Kekhalifahan Abbasiyah]] [[Al-Mansur|Abu Ja'far an-Nilansyur al-Abbasi]] memerintahkan untuk memugar Masjidil Haram dan memperluasnya serta menghiasinya dengan [[emas]] dan [[mosaik]], <ref>Mina'ah Al-Karim Lil Sanjari, 9/20</ref> dan dia adalah orang pertama yang menutup [[Hijir Ismail]] dengan [[marmer]], diperkirakan tambahan ini seluas 4700 m<sup>2</sup>. <ref>Akhbar Makkah lil azraqi 2/74</ref> Dan di tahun 160 H/[[776]] M [[al-Mahdi|Khalifah al Mahdi]] memperluas Masjidil Haram dari arah timur, barat dan utara, dan tidak memperluas bagian selatan disebabkan adanya jalan untuk air bah Wadi Ibrahim, tambahan perluasan ini diperkirakan 7950m2. <ref>Akhbar Makkah lil Fakahi, 2/175</ref> Dan tatkala Khalifah al Mahdi menunaikan haji tahun 164 H/ [[780]] M dia memerintahkan agar jalan air bah wadi Ibrahim dipindah, dan memperluas bagian selatan sehingga Masjidil Haram menjadi segi empat, tambahan perluasan ini di perkirakan mencapai 2360 m<sup>2</sup>. <ref>I'lam ‘Ulama al-'Alam Bi Banail Masjid al Haram Li Abdul Karim bin Muhibuddin Al Qutubi, 2 hal 366</ref>
 
Pada di tahun 281 H/[[894]] M [[al-Mu'tadhid|Khalifah al-Mu'tadhid Billahi]] memasukkan Daar An-Nadwah ke dalam Masjidil Haram, rumah ini cukup luas terletak di arah utara [[masjid]], memiliki halaman yang luas, dahulunya biasa disinggahi oleh para [[khalifah]] dan [[gubernur]], kemudian ditinggalkan, maka dimasukkanlah ke dalam masjid, dibangun di atasnya [[menara]]. dan diramaikan dengan pilar-pilar dan [[kubah]]-kubah serta koridor-koridor, diatapi dengan kayu sajj yang dihiasi, tambahan ini diperkirakan seluas 1250 m<sup>2</sup>. <ref>[http://www.alharamain.gov.sa Al Haramain, Sejarah dan Fitur Masjidil Haram]</ref> Dan di tahun 306 H/[[918]] M <ref>Ikhbarul lil Akhbar Masjidil Haram, Muhammad al-Makki, hal 184</ref> Khalifah [[al-Muqtadir|al Muqtadir Billahi al Abbasi]] memerintahkan agar menambah pintu Ibrahim di arah barat masjid, dahulunya adalah halaman yang luas di antara dua rumah Siti Zubaidah, luasnya diperkirakan 850 m<sup>2</sup>.<ref>Ansab Asyraf, Juz 4 hal 336</ref>
Baris 120:
Secara historis, pembangunan besar-besaran pada masa [[Kesultanan Utsmaniyah|Turki Utmani]] itu antara lain terjadi pada tahun 979 H/ [[1571]] M ketika Sultan Salim al-Utsmani memugar bangunan masjid secara total dan bangunan ini sebagian tetap ada sampai sekarang dan dikenal secara internasional dengan bangunan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmani]].
 
Sebelumnya, Sultan Salim sudah memerintahkan arsitek Turki kenamaan Mimar Sinan untuk merenovasi Masjidil Haram secara keseluruhan, yang kokoh, megah dan artistik. Sinan lalu mengganti atap masjid yang rata dengan kubah, lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya. Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur masjid-masjid modern.
 
Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut yang masih dapat kita lihat hingga renovasi besar-besaran pada tahun [[2013]]-[[2016]] ini. Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Kesultanan Utsmaniyyah itulah yang dapat dilihat saat ini. Hanya saja pada bagian utara masjid sudah terbongkar untuk perluasan area [[tawaf]].
Baris 126:
Pada tahun [[1621]] dan [[1629]], banjir bandang melanda [[Mekkah]] dan sekitarnya, mengakibakan kerusakan pada Masjidil Haram dan [[Kakbah]]. Pada masa kekuasan Sultan [[Murad IV]] tahun [[1629]], Kakbah dibangun kembali dengan batu-batu dari Mekah, sedangkan Masjidil Haram juga mengalami renovasi kembali.
 
Karya Sinan di Masjidil Haram mengesankan jutaan muslim yang setiap tahun berhaji dari tahun ke tahun, sehingga melahirkan jenis baru seni yang kemudian dikenal dengan sebagai [[arsitektur Islam|arsitektur Islami]]i.
 
Ciri menonjol karya Sinan yang kemudian dijadikan rujukan arsitektur Islam itu adalah pola bangunan yang memanfaatkan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan dan kesejukannya, angin dan sirkulasinya, air dan efek penyejukannya, tanah dan ciri-ciri isolatifnya serta sifat-sifat protektifnya terhadap cuaca.
Baris 144:
 
;Lima pintu terdahulu Masjidil Haram:
# Pintu Raja Abdul Aziz, nomor (1) di bagian barat. <ref>[http://m7mad.net/wp/?p=155 Madinat Muhamad]</ref>
# Pintu Shofa, nomor (11) di tempat sa'i.<ref>[http://www.alhejazi.net/torath/077401.htm AlHejazi.net]</ref>
# Pintu Al-Fath nomor (45) di bagian selatan.<ref>[http://www.alriyadh.com/2012/10/21/article778076.html Al-Riyadh.com]</ref>
# Pintu Umrah, nomor (62) di bagian selatan.<ref>[http://www.alharamain.gov.sa//index.cfm?do=cms.conarticle&contentid=4046&categoryid=234 AlHaramain.gov. sa, Situs resmi Al-Haramain]</ref>
# Pintu Raja Fahd, nomor (79) di bagian barat<ref name="makkawi.com">[http://www.makkawi.com/Articles/Show.aspx?ID=688 Makkawi.com]</ref>
;Pintu lainnya
Baris 168:
* Menara diatas pintu Umrah.
* Menara diatas pintu Al-Fath.
* Menara diatas pintu Ash-Shofa.
 
==== Menara-menara baru ====
Baris 184:
[[Toilet]] dan tempat [[wudhu]] untuk pria dan wanita dibangun secara terpisah, masing-masing terdiri dari dua lantai di bawah tanah, yaitu yang berada di halaman pasar kecil (depan Babul Mailik Abdul Aziz), dan dekat dengan halaman Marwa dengan luas keseluruhan mencapai 14.000 m persegi. <ref name="Buku"/><ref name="MA"/> Toilet dan tempat wudlu tersebut didesain mengikuti model terbaru, dan dilapisi dengan marmer, serta dilengkapi dengan tempat untuk ganti baju baik di tempat wudlu laki-laki maupun perempuan. Selain itu terdapat pula beberapa toilet dan tempat wudhu di arah timur masjid.<ref name="Buku"/><ref name="MA"/>
 
=== Saluran dan penampungan air ===
Masjidil Haram terletak di tengah-tengah lembah, oleh karena itu, aliran air akibat [[hujan]] dan lain sebagainya sangat membahayakan bangunan Masjid. Maka [[Umar bin Khattab]] dan para [[khalifah]] sesudahnya sepanjang masa selalu berupaya untuk mengantisipasi bahaya banjir akibat aliran air yang akan menggenang di lembah. Sehingga [[Fahd dari Arab Saudi|Raja Fahd bin Abdul Aziz]] memerintahkan untuk melaksanakan proyek besar dalam hal ini guna mengalihkan aliran air sekaligus membuat tempat penampungannya di terowongan bawah tanah.<ref name="Buku"/><ref name="MA"/>
 
Baris 197:
=== Hajar Aswad ===
[[Berkas:Coveting the Black Stone.jpg|thumb|Orang-orang berebut mencium Hajar Aswad.]]
[[Hajar Aswad]] ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size=4>حجر أسود</font>) merupakan sebuah [[batu]] yang diyakini oleh umat [[Islam]] berasal dari [[surga]], dan yang pertama kali menemukannya [[Nabi Ismail]] dan yang meletakkannya adalah [[Nabi Ibrahim]]. <ref>{{cite book|title=Ar-Raheeq Al-Makhtum (The Sealed Nectar): Biography of the Prophet|author=Shaykh Safi-Ar-Rahman Al-Mubarkpuri|isbn=1-59144-071-8|year=2002|publisher=Dar-As-Salam Publications}}</ref> Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma [[wangi]] alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. <ref>{{cite book|title=Your Door to Arabia|last=Elliott|first=Jeri|year=1992|isbn= 0-473-01546-3|publisher=R. Eberhardt|location=Lower Hutt, N.Z.}}</ref> Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap saat [[tawaf]].<ref>{{cite book|title=Hajj to Umrah: From A to Z|last=Mohamed|first=Mamdouh N.|year= 1996|publisher=Amana Publications|isbn=0-915957-54-X}}</ref>
 
=== Maqam Ibrahim ===
Baris 218:
=== Sumur Zam-zam ===
[[Berkas:Zamzamwill.JPG|thumb|Para Jamaah Haji sedang meminum air Zamzam]]
Sumur [[Zamzam]] terletak 11 meter dari [[Ka'bah]]. Menurut salah satu keterangan, ia dapat menyedot air sebanyak 11-18,5 liter per detik,<ref name=kemenag/> sehingga dapat menghasilkan 660 liter air permenit dan 39.600 liter per jamnya.
 
Dari mata air ini terdapat beberapa celah, di antaranya ada celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm, dengan tinggi 30 cm yang juga menghasilkan air sangat banyak. Beberapa celah mengarah kepada [[Shafa]] dan [[Marwa]],<ref name=sejarahmekah>Ghani (2004), hal.114-15.</ref> serta ada yang mengarah pula ke arah pengeras suara dengan panjang 70 cm dan tinggi 30 cm.<ref name=kemenag>Ula ''dkk.'' (2014), hal.17.</ref>
 
Dahulu, di atas sumur Zamzam ada bangunan dengan luas 8 [[meter|m]] × 10,7 m = 88.8 m2. Tapi bangunan ini ditiadakan untuk meluaskan tempat tawaf, sehingga ruang minumnya dipindahkan ke ruang bawah tanah di bawah tempat tawaf, dengan 23 anak tangga yang dilengkapi [[AC|penyejuk udara]]. <ref name=survey>{{cite web|title=Zamzam Studies and Research Centre|work=Saudi Geological Survey|url=http://www.sgs.org.sa/index.cfm?sec=311&page=|accessdate=5 June 2005|archiveurl=https://web.archive.org/web/20050205152331/http://www.sgs.org.sa/index.cfm?sec=311&page=|archivedate=5 Februari 2005}}</ref> Tempat masuk ruang minumnya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Di situ, terdapat 350 keran air minum, yaitu 220 ada di sisi ruang laki-laki dan 130 di sisi ruang perempuan. Sumur Zamzam yang telah dipagari dengan [[kaca]] tebal itu dapat dilihat dari ruangan laki-laki .<ref name=sejarahmekah/>
Baris 268:
* Ahmad Shahhat ({{lang|ar|أحمد شحات}})
* Hassan Zabidi ({{lang|ar|حسان زبيدي}})
* Muhammad Siraaj Ma'roof meninggal pada 25/12/15 1437
{{div col end}}
 
Baris 274:
{{div col|colwidth=30em}}
* Ali Ahmed Mullah
* Essam bin Ali Khan
* Nayef bin Saalih Faydah
* Ahmed bin Abdullah Basnawy
Baris 291:
* Salaah bin Idris Fallatah
* Suhail Abdul Malik Haafidh
* Sami Abdul Rahmaan Ra'ees
* Muhammad bin Ahmad Bas'ad
* Abdullah bin Faisal Khokir
Baris 303:
* Sebelumnya umat Muslim pernah mengarahkan [[kiblat]]nya ke [[Yerusalem|Baitul Muqaddis]] ke Masjidil Haram<ref>{{Quran-usc|2|144}}</ref><ref>Sunan Tirmidzi, Kitab Shalat, ‘’Bab Ma Ja a fi Ibtidai al Qiblat'', Hal 169, Hadits nomor 390</ref>Seluruh umat [[Islam]] diperintah untuk memalingkan wajahnya/hatinya kearah masjidil haram di manapun berada, hal ini di perkuat dengan [[Surah Al-Baqarah]] ayat [[149]] dan [[150]]. perintah ini hampir sama derajatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan [[salat]], [[zakat]], [[puasa]], [[haji]] sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada [[Allah]] dalam segala hal duniawi ini.<ref>{{Quran-usc|2|149}}</ref><ref>{{Quran-usc|2|150}}</ref>
* Merupakan [[masjid]] yang dibangun paling awal di muka bumi<ref>[http://www.hadith.al-islam.com Hadits di Hadits.al-Islam.com]</ref>
* Merupakan masjid paling utama diantara tiga masjid, yakni [[Masjid Nabawi]], [[Masjid al-Aqsa]] serta Masjidil Haram itu sendiri.<ref>[[Sahih Muslim]], dari Abdi Dzar al Ghafari, Nomor:520</ref>
* Melaksanakan [[salat]] di Masjidil Haram akan mendapatkan seratus ribu kali lipat kebaikan dibanding melaksanakan salat di masjid lain, kecuali [[Masjid Nabawi]] dan [[Masjidil Aqsha]]. Satu kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali salat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.<ref>[[Sahih Bukhari]], nomor:1995</ref>
* Satu-satunya masjid yang diberikan jaminan keamanan oleh Allah, siapapun yang memasuki masjid akan merasa selamat dan aman.<ref>Riwayat Suyuthi, dalam Jami'ah Shagir, dari Jabir bin Abdullah, nomor:5109</ref>
Baris 335:
<center>
<gallery mode=packed heights=200px>
Mecca prayer, 1889.tif|Salat di Masjidil Haram tahun 1889
Masjid al-Haram 1.jpg|Masjidil Haram tahun 1907
1937mecca-makkah.jpg|Kakbah pada tahun 1937 M
Al-Haram mosque - Flickr - Al Jazeera English.jpg|Gambar Masjidil Haram ketika siang hari
Masjid al-Haram, Mecca at night.jpg|Masjidil Haram ketika malam
The Hajj kicks into full gear - Flickr - Al Jazeera English (7).jpg|Para jamaah Haji
Baris 353:
Inside view -Masjidul Haram, Makkah.JPG|Bagian dalam bangunan Utsmani
Coveting the Black Stone.jpg|Mencium Hajar Aswad.
Makkah-Panorama-2011.jpg|Panorama Mekkah di tahun 2011
Zamzamwill.JPG|Para jemaah Haji mengunjungi sumur Zamzam
Makkah (Mecca).jpg|Mekkah pada malam hari
Baris 397:
{{Topik Muhammad}}
{{Normdaten}}
 
[[Kategori:Masjidil Haram| ]]
[[Kategori:Masjid di Arab Saudi|Haram]]