Alkitab bahasa Sangir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Perbaikan pranala |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 25:
}}
'''Alkitab bahasa Sangir''' adalah [[Alkitab]] yang diterjemahkan ke dalam [[bahasa Sangir]] yang digunakan di daerah [[Kepulauan Sangihe]], [[provinsi]] [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. [[Injil]] dan [[Kisah Para Rasul]] yang diterjemahkan oleh Clara Steller, dan dipublikasikan oleh [[Netherlands Bible Society]] dari tahun 1890-1896.<ref>Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 175.</ref> Steller bersama rekan-rekannya menjalankan upaya untuk membenahi jemaat. Mereka ingin supaya semua anggota memiliki kesalehan hati dan kesucian hidup. Secara negatif, mereka memberantas kepercayaan takhyul, kebiasaan minum minuman keras dan perkawinan poligami yang banyak terdapat di kalangan orang Kristen. Secara positif, mereka secepat mungkin mulai menggunakan bahasa daerah sebagai ganti bahasa Melayu. Beberapa bagian Alkitab mereka terjemahkan ke dalam bahasa daerah (1883, PB dalam logat Siau; 1942, PB dalam bahasa Sangir), begitu pula Katekismus Heidelberg (1871), Perjalanan seorang Musafir karangan J. Bunyan, dan lain-lain. Jumlah kebaktian diperbanyak: pada hari Minggu petang bahan yang telah dikhotbahkan dalam kebaktian pagi dibahas lagi, disusul oleh katekisasi dan Sekolah Minggu.<ref>End, Dr. Th. van den. 2001. Ragi Carita 2. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. Halaman 143-150.</ref> Selain dari buku-buku itu, sebuah "buku-bacaan alkitabiah", Pengajaran Keselamatan (karangan Doedes), diterjemahkan juga Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes dan Kisah Para Rasul dalam bahasa daerah. (**Brilman, a.w., blz. 150. Pekerjaan terjemahan ini dilakukan a.l. oleh Clara Steller, anak perempuan dari pendeta-sending (= utusan-pekerja) Steller. Selain daripada buku-buku di atas, ia juga menerbitkan suatu daftar kata-kata Sangir-Belanda.<ref>Abineno, Dr. J.L. Ch. 1978. Sejarah Apostolat Di Indonesia II/1. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. Halaman 7-17.</ref>
== Referensi ==
|