E kara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Courcelles (bicara | kontrib)
k File renamed: File:Jawa Ee.pngFile:Jawa Ai.png File renaming criterion #3: Correct misleading names into accurate ones."Ee" is not presentable as a single vowel in Javanese script. It is modi...
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 14:
== Bentuk ==
 
Bentuk E kara dalam aksara Bali persis dengan angka 6 dalam aksara Bali, dan mirip dengan huruf E dalam [[Hanacaraka|aksara Jawa]]. Namun, bentuk huruf [[diftong]] /aːi/ (yang sering luluh menjadi /eː/) dalam aksara Bali (huruf [[#Airsanya|Airsanya]]) berbeda dengan huruf E dirgha dalam aksara Jawa, karena bentuknya persis dengan Ja jera, sehingga sulit dibedakan.
 
{| class="wikitable"
Baris 56:
| IAST = Ai
}}
Tidak ada aksara E kara matedung, sebab sudah ada aksara Ai kara atau Airsanya. Airsanya melambangkan bunyi diftong /aːi/. Bentuknya persis dengan aksara [[Ja jera]], sehingga keduanya tidak bisa dibedakan. Bila Airsanya dialihaksarakan ke dalam [[huruf Latin]], maka ditulis "ai".
 
Dalam bahasa Bali, pengucapan diftong /aːi/ seringkali luluh menjadi /eː/. Dengan kata lain, diftong /aːi/ berubah menjadi /eː/. Misalnya kata "daitya" diucapkan "detya", kata "waisya" diucapkan "wesya", dll.
 
== Penggunaan ==
 
E kara hanya digunakan apabila menulis bahasa non-Bali<ref>Tinggen, hal. 11.</ref> (contohnya [[bahasa Sanskerta]] dan [[bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]) dengan menggunakan [[aksara Bali]], atau untuk menulis kata serapan dari bahasa non-Bali dengan menggunakan aksara Bali. E kara tidak digunakan apabila menulis kata-kata yang memang berasal dari [[bahasa Bali]], atau bukan bahasa Bali yang diserap dari bahasa non-Bali. Sebagai penggantinya, dianjurkan memakai aksara [[Ha (aksara Bali)|Ha]] yang dapat dibubuhi oleh tanda [[taling]].
 
Airsanya selalu ditulis pada suku kata pertama dalam kata dasar, khususnya bagi kata-kata yang mengandung diftong /aːi/ pada suku kata pertamanya. Contohnya: "Airlangga", "Airawata", "Aiswarya", dll.