Ignatius dari Loyola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 40:
Anak bungsu dari 13 bersaudara, Íñigo baru berusia tujuh tahun ketika ibundanya meninggal dunia. Pada tahun 1506 Íñigo mengambil nama belakang “de Loyola” sebagai referensi pada kota [[Basque]] bernama Loyola tempat dia dilahirkan dan menjadi pegawai kerabat keluarganya, Juan Velázquez de Cuéllar, yang menjadi bendahara (''contador mayor'') Kerajaan Castile.
 
Pada tahun 1509 Íñigo mengangkat senjata membela Antonio Manrique de Lara, adipati Najera dan penguasa Navarre. Menurut Thomas Rochford, S.J., kualitas diplomasi dan kepemimpinannya menjadikannya seorang ''gentilhombre'' (prajurit terkemuka) yang sangat berguna bagi sang adipati. <ref name="dic">''Gentilhombre'' should be understood as servant of the court. By contrast, the English term ''Gentleman'' denotes a man of good family. In this sense the word equates with the French ''[[w:fr:Gentilhomme|Gentilhomme]]'' (nobleman), which latter term was in [[Great Britain]] long confined to the [[peerage]].(see Spanish Wikipedia article ''[[w:es:Gentilhombre|Gentilhombre]]''.)</ref><ref name="j1">{{cite web |url=http://www.sjweb.info/jesuits/ignatius.cfm |title=St. Ignatius Loyola: the pilgrim and man of prayer who founded the Society of Jesus |accessdate= 2007-11-15 |last=Rochford |first=Thomas |date= |work= |publisher= Society of Jesus }}</ref> Di bawah kepemimpinan sang adipati, Íñigo terlibat dalam banyak pertempuran tanpa menyebabkan luka pada dirinya. Namun ketika tentara Perancis yang mendukung Monarki [[Navarra]] yang digulingkan pada tahun 1512 menyerbu benteng [[Pamplona]] pada tanggal 20 Mei 1521, sebuah peluru meriam melukai salah satu kakinya, dan mematahkan kaki lainnya. <ref name="j1"/> Dalam kondisi terluka parah, Íñigo dibawa kembali ke kastilnya. Ia sangat cemas akan luka-luka pada kakinya dan menjalani beberapa operasi bedah pada luka-lukanya tersebut, yang sangatlah menyakitkan pada masa-masa itu karena belum tersedianya [[anestesi]].
[[Berkas:Ignatius of Loyola (militant).jpg|right|180px|thumb|Ignatius berpakaian perang.]]
Selama masa penyembuhan luka ini, Íñigo membaca buku ''De Vita Christi'' karya Ludolph Saxony edisi Catalan. Buku ini benar-benar mempengaruhi seluruh hidupnya. ''De Vita Christi'' merupakan hasil kerja Ludolph selama 40 tahun. Buku ini berisikan komentar-komentar mengenai kehidupan [[Yesus Kristus]] dan mengenai Injil-Injil dengan mengambil kutipan-kutipan dari karya-karya para Bapa Gereja. Ludolph terutama mengutip [[Paus Gregorius I|Santo Gregorius Agung]], Santo Basilius, [[Santo Agustinus]] dan [[Bede]] Yang Terhormat. Dalam karyanya ini, Ludolph memberi-tahu para pembacanya bahwa ia menempatkan dirinya di tempat di mana cerita-cerita Injil itu terjadi; bahwa ia memvisualisasikan palungan di tempat kelahiran [[Kristus]], dan yang lainnya. Hal ini dikenal sebagai sebuah metode doa dengan julukan Kontemplasi Sederhana dan adalah dasar dari metode doa yang Ignatius jabarkan di dalam ''[[Latihan Rohani]]''-nya.<ref>Sr Mary Immaculate Bodenstedt, "The Vita Christi of Ludolphus the Carthusian", a Dissertation, Washington: Catholic University of America Press 1944 British Library Catalogue No. Ac2692.y/29.(16).</ref>
Baris 50:
Sekembalinya ke [[Spanyol]], Ignatius dan rekan-rekannya sibuk dengan tugas untuk mengubah para perempuan yang berstatus sebagai saksi oleh Pihak [[Inkuisisi Spanyol|Inkuisisi]] di bawah perintah Hakim Alonso Mejias menjadi murid-murid Tuhan. Walaupuan kaum ''alumbrados'' (''Illuminati'', Yang Telah Dicerahi) Spanyol secara semangat dan spiritualitas memiliki keterkaitan dengan gerakan reformasi [[Fransiskan]] di mana Cardinal de Cisneros adalah penggeraknya, “para pejabat Inkuisisi memiliki kecurigaan yang besar. Murid-murid wanita ini, Dona Leo, Dona Maria, dan Dona Beatriz bertindak-tanduk terlalu fanatik sampai-sampai “salah satunya jatuh terbanting, seorang lainnya terkadang berguling-guling di tanah, sementara yang lainnya pernah terlihat sedang kejang-kejang atau gemetaran dan berkeringat berlebihan.” Kegiatan mencurigakan ini saat Ignatius dan rekan-rekannya sedang secara teratur berkhotbah di depan publik. Oleh karena “pidato pojok jalannya” dianggap sama dengan “aktivitas kaum ''alumbrados'',” Ignatius otomatis diperiksa atas tuduhan sebagai salah satu “nabi” kaum tersebut, walau kemudian ia dibebaskan. <ref>''Jesuits, A Multibiography'' by Jean Lacouture, pp. 27-29, Washington, D.C.: Counterpoint, 1995</ref> Setelah melewati berbagai kegiatan yang penuh petualangan ini, ia kemudian masuk ke Kolese Montaigu di [[Universitas Paris]] untuk menjalani kehidupan sebagai biarawan selama lebih dari tujuh tahun. Pada masa tuanya, ia seringkali dipanggil “Master Ignatius”. Gelar ini diperolehnya karena ia memperoleh gelar Master dari universitas tersebut di atas pada usia empat puluh tiga tahun.<ref name="John Clarke Ridpath pp.238">''History of The World'' by John Clarke Ridpath, Vol. V, pp.238, New York: Merrill & Baker, 1899</ref>
 
Pada tahun 1534 ia telah mengumpulkan enam rekanan pentingnya, di mana semuanya ia temui saat menjadi teman kuliah di [[Universitas Paris]] – [[Fransiskus Xaverius]], [[Alfonso Salmeron]], [[Diego Laynez]] dan [[Nicolas Bobadilla]] (semuanya orang Spanyol); [[Peter Faber]], orang [[Perancis]]; dan [[Simão Rodrigues]] dari [[Portugal]]. Nantinya Ignatius dan rekan-rekannya ini akan diikuti oleh Fransisco de Borja, seorang anggota dari klan Borgia yang menjadi pembantu utama Kaisar [[Charles V]] serta bangsawan-bangsawan lainnya.
“Pada pagi hari tanggal 15 Agustus 1534, di ruang bawah tanah Gereja Bunda Para Martir di kota [[Montmartre]], Ignatius beserta keenam rekannya – yang hanya satu di antara mereka pada saat itu yang telah ditahbiskan menjadi imam – bertemu dan mengambil sumpah suci atas karya hidup mereka.” <ref name="John Clarke Ridpath pp.238"/> Ignatius Loyola adalah pendiri dan pemegang pertama jabatan Superior Jendral [[Serikat Yesus]], sebuah organisasi religius Gereja Katolik yang anggota-anggotanya, dikenal sebagai Kaum Yesuit, melayani Sri Paus sebagai misi utama mereka. Ignatius diingat sebagai seorang pengarah spiritual yang sangat berbakat. Ia menjadi salah satu tokoh terkemuka yang menentang gerakan [[Reformasi Protestan]] dan memajukan gerakan [[Kontra Reformasi]]. Ia dibeatifikasi dan kemudian dikanonikasi serta menerima gelar Santo pada tanggal 12 Maret 1622. Ia adalah santo pelindung provinsi Guipuscoa dan Biscay bersamaan dengan organisasi [[Serikat Yesus]]. Ignatius Loyola menulis ''[[Latihan Rohani]]'', sebuah kumpulan sederhana dari 200 halaman mengenai meditasi, doa, dan berbagai latihan rohani lainnya, dari tahun 1522 hingga tahun 1524. Latihan-latihan di dalam buku ini dirancang untuk dilakukan selama 28-30 hari.