Hisab dan rukyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 8:
'Hisab secara harfiah 'perhitungan''. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu [[falak]] ([[astronomi]]) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan awal [[Ramadhan]] saat muslim mulai berpuasa, awal [[Syawal]] ([[Idul Fithri]]), serta awal [[Dzulhijjah]] saat jamaah haji wukuf di [[Arafah]] (9 Dzulhijjah) dan [[Idul Adha]] (10 Dzulhijjah).
 
Dalam Al-Qur'an surat [[Surah Yunus|Yunus]] (10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat [[Surah Ar-Rahman|Ar-Rahman]] (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.
 
Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah [[Al Biruni]] ([[973]]-[[1048]] M), [[Ibnu Tariq]], [[Al Khawarizmi]], [[Al Batani]], dan [[Habash]].
Baris 16:
== Rukyat ==
[[Berkas:Rukyat.gif|thumb|Salah satu contoh hasil pengamatan kedudukan hilal]]
'''Rukyat''' adalah aktivitas mengamati visibilitas ''hilal'', yakni penampakan [[bulan sabit]] yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti [[teleskop]].
 
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya Matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal 1.
Baris 27:
 
== Kriteria Penentuan Awal Bulan Kalender Hijriyah ==
Penentuan awal bulan menjadi sangat signifikan untuk bulan-bulan yang berkaitan dengan ibadah dalam agama [[Islam]], seperti bulan [[Ramadhan]] (yakni umat Islam menjalankan puasa ramadan sebulan penuh), [[Syawal]] (yakni umat Islam merayakan Hari Raya [[Idul Fitri]]), serta [[Dzulhijjah]] (dimana terdapat tanggal yang berkaitan dengan ibadah [[Haji]] dan Hari Raya [[Idul Adha]]).
 
Sebagian umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung. Sebagian yang lain berpendapat bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melakukan hisab (perhitungan matematis/astronomis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Keduanya mengklaim memiliki dasar yang kuat.
Baris 34:
 
=== Rukyatul Hilal ===
Rukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.
 
Kriteria ini berpegangan pada [[Hadits]] Nabi Muhammad:
:''Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari".
 
Kriteria ini di Indonesia digunakan oleh [[Nahdlatul Ulama]] (NU), dengan dalih mencontoh sunnah Rasulullah dan para sahabatnya dan mengikut ijtihad para ulama empat mazhab. Bagaimanapun, hisab tetap digunakan, meskipun hanya sebagai alat bantu dan bukan sebagai penentu masuknya awal bulan Hijriyah.
Baris 51:
Awal bulan (kalender) Hijriyah terjadi jika:
* Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (''altitude'') Bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3°, atau
* Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.
 
Secara bahasa, Imkanur Rukyat adalah mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Secara praktis, Imkanur Rukyat dimaksudkan untuk menjembatani metode rukyat dan metode hisab.Terdapat 3 kemungkinan kondisi.