Walter Spies: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Walter Spies en Angelica Archipenko (alias Gela Forster) poseren voor de camera van Rudolf Bonnet TMnr 60048347.jpg|thumb|Walter Spies dan [[Angelica Archipenko]] circa 1930]]
 
'''Walter Spies''' ({{lahirmati|[[Moskwa]]|15|9|1895|[[Samudera Hindia]]|19|1|1942}}) merupakan pelukis, perupa, dan juga pemusik. Ia adalah tokoh di belakang modernisasi seni di Jawa dan Bali.
 
Spies lahir sebagai anak seorang peniaga kaya [[Jerman]] yang telah lama menetap di [[Moskwa]]. Semenjak muda ia telah menggemari [[seni musik]], [[seni lukis]], dan [[seni rupa]]. Ia mengenal [[Rachmaninov]] dan mengagumi [[Gauguin]].
Baris 8:
Selepas Perang Dunia I, Spies sempat tinggal beberapa lama di Jerman (di Berlin) dan berteman dengan sutradara ternama masa itu, Friedrich Murnau. Kelak, Murnau-lah yang banyak membantu Spies secara finansial di perantauan. Di Jerman ia sudah cukup ternama karena lukisan-lukisannya, namun ia merasa tidak kerasan karena sebagai [[homoseksual]] ia selalu dicari-cari polisi.
 
Pada tahun 1923 ia datang ke [[Jawa]] dan menetap pertama kali di [[Yogyakarta]]. Dia dipekerjakan oleh [[sultan]] Yogya sebagai [[piano|pianis]] istana dan diminta membantu kegiatan seni [[keraton]]. Spies-lah yang pertama kali memperkenalkan notasi angka bagi [[gamelan]] di [[keraton Yogyakarta]]. Notasi ini kemudian dikembangkan di kraton-kraton lain dan digunakan hingga sekarang.
 
Setelah kontraknya selesai, ia lalu pindah ke [[Ubud]], [[Bali]], pada tahun [[1927]]. Di sinilah ia menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang kematiannya. Di bawah perlindungan raja Ubud masa itu, Cokorda Gede Agung Sukawati, Spies banyak berkenalan dengan seniman lokal dan sangat terpengaruh oleh estetika seni Bali. Ia mengembangkan apa yang dikenal sebagai gaya lukisan Bali yang bercorak dekoratif. Dalam seni tari ia juga bekerja sama dengan seniman setempat, Limbak, memoles sendratari yang sekarang sangat populer di Bali, [[Kecak]].
 
Sering kali dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama kali menarik perhatian tokoh-tokoh kesenian [[Eropa]] terhadap Bali. Ia memiliki jaringan perkenalan yang luas dan mencakup orang-orang ternama di Eropa. Sejumlah temannya banyak diundangnya ke Bali untuk melihat sendiri pulau kebanggaannya itu.