Liem Seeng Tee: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 39:
Tampaknya pasangan ini tidak puas dengan keadaan tersebut, dan bertekad untuk mengembangkan usaha itu menjadi lebih besar lagi. Langkah pertamanya adalah membentuk badan hukum dengan nama [[Handel Maatschappij Liem Seeng Tee]] (1913), yang di kemudian hari diubahnya menjadi [[Handel Maatschappij Sampoerna]] (dan setelah [[Perang Dunia II]], berubah lagi menjadi PT Hanjaya Mandala Sampoerna / HM. [[Sampoerna]]). Perusahaan ini memproduksi rokok dengan aneka macam merek dagang seperti [[Dji Sam Soe]], “123″, “720″, “678″, dan “Djangan Lawan”. Semua merek itu ditujukan untuk beragam segmen pasar, tetapi andalannya adalah Dji Sam Soe yang membidik segmen pasar premium, dengan logo dan kemasan yang dipertahankan hingga sekarang.
 
Menjelang pendudukan [[Jepang]], perusahaan ini sudah memiliki 1300 orang karyawan yang bekerja dua sif, dengan produksi lebih dari tiga juta batang rokok per minggu. Pabriknya semakin besar, dan pasarnya semakin kukuh, khususnya untuk daerah [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]].
Namun pada tahun [[1942]] Jepang mendarat di [[Surabaya]], dan dalam waktu kurang dari enam jam, Seeng Tee ditangkap dan dibawa ke [[Jawa Barat]] untuk menjalani kerja paksa, sementara keluarganya lari dalam persembunyian. Tak diketahui kemana larinya harta milik keluarga dan perusahaan. Tetapi yang pasti, setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, harta Liem Seeng Tee yang masih tersisa tak lebih dari keluarganya sendiri dan merek dagang “Dji Sam Soe”.