Bōnenkai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 14:
<ref name="r25">[http://r25.jp/index.php/m/WB/a/WB001120/id/200712131101 R25 忘年会]</ref>
 
Sejak [[zaman Meiji]], bōnenkai berubah menjadi layaknya sebuah [[matsuri]]. Dalam acara bōnenkai juga dikenal istilah {{nihongo|''bureikō''|無礼講}}. Bila atasan menyebut pesta akhir tahun itu sebagai ''bureikō'', maka karyawan yang sehari-harinya harus hormat kepada atasan diizinkan untuk santai dan bertingkah laku semaunya.<ref name="r25"/>
 
'''''Bureikō''''' adalah pesta makan yang tidak mengenal pangkat, posisi, dan kedudukan, serta atasan dan bawahan. Sebagai masyarakat [[agraris]] yang makanan pokoknya adalah [[serealia]] ([[beras]]). Orang Jepang percaya bahwa [[padi]] (dan serealia) memiliki [[jiwa]] karena ditinggali oleh roh. Setelah setiap hari beras dikukus atau ditanak menjadi nasi, tenaga roh dari beras dikhawatirkan akan menjadi lemah sehingga jiwa orang yang memakan ikut lemah. Oleh karena itu, orang Jepang mengadakan matsuri untuk memulihkan kekuatan roh beras. Beras ketan ditumbuk menjadi [[mochi]], dan beras dibuat [[sake]]. Keduanya lalu dimakan dan diminum agar kekuatan jiwa manusia yang memakannya menjadi kuat.<ref name="nihonjin to sake">{{cite web |url=http://www.geocities.jp/tosa_chuo/turedure/sake.html |title=日本人と酒 |author= |date= |work= |publisher= |accessdate=2012-12-24}}</ref> Sewaktu mengadakan matsuri, mochi dan sake dijadikan [[sajen]] di kuil Shinto. Upacara {{nihongo|[[Naorai]]|直会}} atau {{nihongo|Reikō|礼講}} berupa makan mochi dan minum sake yang dijadikan sajen dipercaya dapat mendekatkan manusia dengan dewa-dewa karena manusia dan dewa makan mochi dan minum sake yang sama.<ref name="nihonjin to sake" /> Orang yang meminum sake menjadi gembira sehingga dipercaya menjadi dekat dengan dewa-dewa. Upacara Naorai (Reikō) memiliki serangkaian tata cara formal, dan harus dilakukan secara tertib. Setelah upacara Reikō selesai, peserta upacara lalu mengadakan acara sendiri yang disebut Bureikō. Upacara Reikō dan Bureikō biasanya berbeda tempat dan mangkuk sake yang dipakai juga diganti. Di antara kedua upacara juga diadakan pergelaran menyanyi [[Utai]]. Pada acara Bureikō mangkuk sake menjadi besar. Kalau sake yang diminum pada Reikō adalah ''hiyazake'' (sake yang tidak dihangatkan), sake yang diminum pada acara Bureikō adalah ''kanzake'' (sake yang dihangatkan). Sewaktu minum sake pada acara Bureikō, peserta acara Bureikō juga boleh bertingkah laku dengan bebas.<ref name="nihonjin to sake" /><ref>{{cite web |url=http://www.shirahata-jinja.jp/blog/?p=4196 |title=酒と神道文化 |date=2011-3-22 |publisher=Shirahata Jinja |accessdate=2012-12-24}}</ref>