Manjanik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 43:
{{external media
| width = 260px
| video1 = [http://www.youtube.com/watch?v=LP3NqHvjfUE Video contoh penggunaan trebuset tarikan untuk melontarkan sebuah bola.]}}
Trebuset berasal dari senjata kuno, yaitu [[umban]]. Suatu variasi umban, yang disebut [[fustibalus|umban tongkat]] ({{lang-la|fustibalus}}) memiliki galah yang berfungsi sebagai lengan pengumban yang jika disentakkan dapat melontarkan [[proyektil]] sampai jarak jauh. Konsep ini menjadi dasar mekanisme trebuset tarikan, dimana sejumlah orang menarik tali yang menjulur di lengan pengumban yang lebih pendek sementara kantung proyektil terletak di lengan pengumban yang lebih panjang, sedangkan [[tuas|titik tumpu]] berada di antara keduanya seperti sebuah [[jungkat-jungkit]]. Trebuset jenis ini berukuran kecil dan jangkauan lontarannya lebih pendek, namun lebih mudah dibawa dan pengisian ulang [[amunisi]]nya lebih cepat daripada jenis trebuset yang besar dan berpemberat. Trebuset tarikan yang ukurannya terkecil dapat difungsikan oleh tenaga satu orang saja dengan satu tali tarikan, namun kebanyakan trebuset jenis ini dirancang untuk difungsikan oleh 15 sampai 45 orang, umumnya dua orang mendapat bagian satu tali tarikan. Kelompok penarik tersebut biasanya diperoleh dari penduduk lokal yang membantu suatu [[pengepungan]] atau sedang mempertahankan kotanya. Trebuset tarikan memiliki jarak lontar sejauh {{convert|100|to|200|ft}} jika beban yang dilontarkan sampai seberat {{convert|250|lb|kg}}. Dipercaya bahwa jenis trebuset tarikan yang pertama digunakan oleh para pengikut [[Mohisme]] di [[Cina]] pada awal abad ke-5 SM dengan deskripsi yang dapat ditemukan dalam kitab [[Mozi|''Mojing'']] (disusun abad ke-4 SM). Orang Cina menyebut trebuset berpengimbang yang muncul di kemudian hari sebagai Huihui Pao (senjata Muslim, "huihui" berarti [[Muslim]]) atau Xiangyang Pao (襄陽砲), dimana kata ''Pao'' berarti senjata penggempur/peledak.
Baris 64:
| video2 = [http://www.youtube.com/watch?v=ZpCWSzvy5O4 Video jenis trebuset lengan ambang]}}
Catatan terawal mengenai trebuset berpengimbang, yang lebih kuat daripada trebuset tarikan, muncul dalam karya sejarawah [[Bizantium]] abad ke-12, [[Niketas Choniates]]. Niketas mendeskripsikan sebuah trebuset yang digunakan [[Andronikos I Komnenos]] (yang kemudian menjadi [[Kaisar Bizantium]]), pada pengepungan Zevgminon tahun 1165. Trebuset tersebut dilengkapi oleh mesin kerek yang tidak ditemui dalam jenis trebuset sebelumnya.<ref>{{harvnb|Chevedden|2000|p=86}}</ref>
Kemajuan dramatis dalam aksi militer untuk pertama kalinya tersurat dalam catatan sejarah mengenai peristiwa pengepungan [[Tyre, Lebanon|Tyre]] kedua tahun 1124, saat pasukan perang salib mengatakan penggunaan "trebuset besar".<ref>{{harvnb|Chevedden|2000|p=92}}</ref> Pada tahun 1120–30-an, penggunaan trebuset berpengimbang tersebar tak hanya pada negara-negara Perang Salib, namun juga wilayah barat hingga [[Penaklukkan Normandia atas Italia Selatan|Kerajaan Sisilia Normandia]] dan ke timur hingga [[Dinasti Seljuk]]. Penggunaan artileri bertenaga gravitasi mencapai puncaknya pada abad ke-12 selama [[pengepungan Acre (1189–1191)|pengepungan Acre]] (1189–91) yang mana Raja [[Richard I dari Inggris]] dan [[Philip II dari Perancis]] bergumul mempertahankan kota tersebut dari pasukan [[Salahuddin]].<ref name="Chevedden 2000, 104f.">{{harvnb|Chevedden|2000|pp=104f.}}</ref>
Baris 70:
Bukti gambar mengenai trebuset berpengimbang pada [[abad ke-12]] berasal dari sarjana Muslim, [[Mardi bin Ali al-Tarsusi]], yang menulis buku panduan militer untuk [[Salahuddin Ayyubi]] sekitar tahun 1187.<ref name="Chevedden 2000, 104f."/><ref>{{cite book|last= Bradbury|first= Jim|title= The Medieval Siege|publisher= The Boydell Press|year= 1992|isbn= 0-85115-312-7}}</ref> Ia menjelaskan suatu trebuset hibrida yang dikatakannya memiliki kekuatan lontaran yang setara dengan trebuset tarikan yang ditarik oleh lima puluh orang sekaligus karena "gaya konstan [dari gravitasi], yang berbeda dengan kekuatan tarikan manusia." (dengan menunjukkan kemahirannya dalam mekanika, Tarsusi merancang trebusetnya dengan dilengkapi [[busur silang]], kemungkinan untuk melindungi operatornya dari serangan.)<ref>{{cite web|url=http://www.historynet.com/wars_conflicts/weaponry/3823351.html?page=2&c=y |title=Historynet.com |publisher=Historynet.com |date= |accessdate=2010-09-12}}</ref> Konon ia menulis bahwa "trebuset merupakan mesin yang diciptakan oleh para kafir" (Al-Tarsusi, Bodleian MS 264). Ini menunjukkan bahwa pada masa Salahuddin, kaum Muslim mempelajari mesin-mesin berpemberat, namun tidak menganggap bahwa merekalah yang pertama kali menciptakan mesin-mesin tersebut.
Selama [[Perang Salib]], [[Philip II dari Perancis]] menamakan dua trebuset yang ia gunakan dalam Pengepungan Acre tahun 1191 dengan nama "Pelontar Batu Milik Tuhan" dan "Tetangga yang Buruk."<ref>"Historic Trebuchets – Acre 1191", [http://members.iinet.net.au/~rmine/acre.html IInet.net.au]</ref> Selama pengepungan [[Istana Stirling]] tahun 1304, [[Edward I dari Inggris|Edward Longshanks]] memerintahkan para insinyurnya untuk menciptakan trebuset raksasa bagi pasukan Inggris, yang dinamai "[[Warwolf]]". Jangkauan dan ukuran senjata tersebut bervariasi. Tahun 1421, [[Charles VII dari Perancis]] mengkomisikan sebuah trebuset (''coyllar'') yang mampu melontarkan sebuah batu seberat 800 kg, sementara tahun 1188 di Ashyun, batu sampai seberat 1,500 kg digunakan. Berat rata-rata proyektil yang digunakan berkisar antara 50–100 kg, dengan jangkauan lontaran sekitar 300 meter. Banyaknya tembakan yang dihasilkan merupakan hal penting: pada [[pengepungan Lisbon]] (1147), dua trebuset mampu melontarkan batu tiap 15 detik. Jenazah manusia juga dapat digunakan dalam kesempatan tertentu. Sebagai contoh, tahun 1422, Pangeran [[Sigismund Korybut|Korybut]] dalam pengepungan [[Istana Karlštejn]] menembakkan tubuh manusia dan pupuk ke arah dinding pertahanan musuh, kemungkinan besar untuk menyebarkan infeksi terhadap para musuh yang bertahan. Trebuset berukuran besar membutuhkan kayu dalam jumlah sangat banyak. Pada [[pengepungan Damietta]] tahun 1249, [[Louis IX dari Perancis]] mampu membangun dinding pertahanan bagi seluruh perkemahan tentara Perang Salib dengan menggunakan kayu dari 24 trebuset Mesir yang dirampas.
Trebuset berpengimbang tidak disebutkan dalam catatan sejarah Cina sampai sekitar tahun 1268, saat pasukan [[Mongol]] mengepung kota Fancheng dan Xiangyang. Pada [[pertempuran Xiangyang|pengepungan Fancheng dan Xiangyang]], pasukan [[Mongol]] yang tidak mampu menaklukkan kota tersebut memanggil dua ahli mesin dari [[Persia]] untuk membuat trebuset berpengimbang dan kemudian berhasil menggempur kota tersebut. Alat penggempur tersebut oleh sejarawan Cina disebut ''Huihui Pao'' (回回砲)("huihui" berarti [[Muslim]]) atau ''Xiangyang Pao'' (襄陽砲), karena pertama kali disaksikan dalam pertempuran tersebut. Penelitian terkini oleh Paul E. Chevedden mengindikasikan bahwa ''hui-hui pao'' tersebut sebenarnya berdasarkan rancangan dari [[Eropa]], sebuah mesin dengan pemberat ganda yang diperkenalkan di wilayah [[Levant]] (Syam) oleh [[Kaisar Romawi Suci]] [[Frederick II, Kaisar Romawi Suci|Frederick II]] (1210–1250) tak lama sebelumnya.<ref>"Black Camels and Blazing Bolts: The Bolt-Projecting Trebuchet in the Mamluk Army", ''Mamluk Studies Review'' Vol. 8/1, 2004, pp. 227–277 (232f.)</ref> Sejarawan muslim [[Rashid-al-Din Hamadani]] (1247?–1318) menyebutkan dalam [[sejarah universal]]nya bahwa trebuset bangsa Mongol tersebut merupakan "trebuset Perancis" atau "trebuset Eropa" ("manjaniq ifranji" atau "manjaniq firanji"):
|