Spalasi sinar kosmik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 6 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1062473
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
Model-model [[nukleosintesis big bang]] menganjurkan bahwa jumlah [[deuterium]] terlalu banyak untuk tetap konsisten seiring laju perluasan alam semesta dan oleh karenanya terdapat hal penting yang besar di dalam proses yang dapat menghasilkan [[deuterium]] setelah terjadinya big bang.
 
Spalasi sinar kosmis teramati sebagai proses yang mungkin menghasilkan deuterium. Pada gilirannya, spalasi tidak dapat menghasilkan banyak deuterium, dan deuterium ekses di alam semesta dapat dijelaskan dengan mengasumsikan keberadaan [[materi gelap]] non-[[barion]]ik. Bagaimanapun, pengkajian spalasi menunjukkan bahwa spalasi dapat menghasilkan lithium, berilium, dan boron, dan sebenarnya isotop-isotop ini mendominasi inti-inti atom sinar kosmis bila dibandingkan dengan atmosfer matahari (sedangkan H dan He ada dalam perbandingan primordial di dalam sinar kosmis).
 
[[Isotop]]-isotop [[aluminum]], [[karbon]] ([[karbon-14]]), tritium, [[klor]], [[yodium]], dan [[neon]], juga terbentuk melalui spalasi sinar kosmis.