Filsafat budi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 202:
 
== Eksternalisme dan internalisme ==
Dimana letak budi? Jika budi adalah fenomena fisik, pastilah budi berada di suatu tempat. Terdapat dua kemungkinan:
* Budi merupakan bagian dalam tubuh. Maka budi bergantung pada peristiwa dan properti yang berlangsung di dalam tubuh subjek ([[internalisme]])
* Budi merupakan bagian luar tubuh. Atau dalam kata lain, budi bergantung pada faktor-faktor di luar tubuh ([[eksternalisme]])
Baris 305:
Mazhab-mazhab Mahayana India memiliki pendapat yang berbeda mengenai kemungkinan keberadaan kesadaran refleksif (''[[svasaṃvedana]]''). [[Dharmakīrti]] menyetujui gagasan kesadaran refleksif yang diutarakan oleh mazhab [[Yogacara]], dan membandingkannya dengan sebuah lampu yang menerangi dirinya bersamaan dengan objek lain. Pandangan ini ditolak oleh ahli-ahli [[Mādhyamika]] seperti [[Candrakīrti]]. Dalam filsafat [[Mādhyamika]], semua benda dan peristiwa budi dicirikan oleh [[Shunyata|kekosongan]] (shunyata), sehingga mereka menyatakan bahwa kesadaran bukan realitas refleksif yang sesungguhnya karena jika dikatakan seperti itu maka kesadaran memvalidasi dirinya sendiri dan tidak dicirikan oleh kekosongannya.<ref name="Coseru" /> Pandangan ini pada akhirnya dirukunkan oleh [[Śāntarakṣita]] pada abad ke-8. Ia menerapkan gagasan idealis Yogacara tentang kesadaran refleksif sebagai kebenaran konvensional dalam struktur [[doktrin dua kebenaran]]. Maka ia menyatakan bahwa "dengan bergantung pada sistem hanya budi, ketahuilah bahwa entitas luar tidak ada. Dan dengan bergantung pada sistem jalan tengah ini, ketahuilah bahwa diri itu tidak ada, bahkan di dalam [budi]." <ref name="Blumenthal">{{citation|url=http://plato.stanford.edu/entries/saantarak-sita/|title= Blumenthal, James, "Śāntarakṣita"}}, The Stanford Encyclopedia of Philosophy (fall 2009 Edition), Edward N. Zalta (ed.)</ref>
 
Mazhab [[Yogācāra]] juga mengembangkan teori gudang kesadaran (''ālayavijñāna'') untuk menjelaskan keberlanjutan budi saat kelahiran kembali dan akumulasi karma. Gudang kesadaran merupakan penyimpanan bibit karma ([[bija]]) saat indera-indera lain sedang tidak ada selama proses kematian dan kelahiran kembali.<ref name="Coseru" /> Maka, menurut [[B. Alan Wallace]]:
<blockquote> Tidak ada bagian dari tubuh—di otak atau yang lainnya—yang berubah menjadi keadaan dan proses budi. Pengalaman
subjektif semacam itu tidak muncul dari tubuh, namun pengalaman tersebut juga tidak muncul dari ketiadaan. Justru semua kenampakan budi objektif muncul dari substrat, dan semua keadaan dan proses budi subjektif berasal dari kesadaran substrat <ref name="Wallace">B. Alan Wallace; Mind in the Balance: Meditation in Science, Buddhism, and Christianity, hal. 95-96</ref></blockquote>