Sangha Agung Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 19:
'''Sangha Agung Indonesia''' atau '''Sagin''' merupakan nama persamuan [[Sangha]] di Indonesia yang bergabung kembali di Tahun 1974 setelah sempat pecah di Tahun 1972. Sagin dibantu oleh [[Majelis Buddhayana Indonesia]] dalam pembinaan umat. Dalam menjalankan kebijaksanaan, Sangha Agung Indonesia tetap konsekuen dan konsisten untuk memasyarakatkan ajaran Buddha dengan mengadakan pendekatan kultural tanpa meninggalkan ciri khas kebudayaan Indonesia dalam memajukan kehidupan ber[[agama Buddha]] di Indonesia.<ref name="mbisby">Majelis Buddhayana Indonesia Kota Surabaya. 4 Januari 2010. [http://buddhayana-sby.blogspot.com/2010/01/sangha-agung-indonesia.html Sangha Agung indonesia].</ref> Di tingkat internasional, Sangha Agung Indonesia menjadi anggota World Buddhist Sangha Council (WBSC) dengan nomor pendaftaran 003.<ref name="kkhetta">Buddhakkheta. 2009. [http://www.buddhakkhetta.com/User/Kat4/Art406/baca.php?com=1&id=406 Sangha Agung Indonesia].</ref>
== Tujuan ==
Tujuan Sangha Agung Indonesia:<ref name="kkhetta"/>
# Mengamalkan Buddhayana dengan membina tradisi: [[Theravada]], [[Mahayana]], [[Vajrayana]] dan mengayomi seluruh umat Buddha Indonesia yang meyakini (sraddha) adanya [[Sanghyang Adi Buddha]] (Dharmakaya).
# Menyebarkan [[Agama Buddha]] Indonesia yang berpedoman pada Kitab Suci [[Tripitaka]], baik yang bersumber asal dari naskah [[Pali]] maupun [[Sanskerta|Sanskrit]], ditambah Sutra Altar.
# Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anggotanya untuk merealisasikan tujuan [[bhikkhu|kebhikkhuan]].
== Latar belakang pembentukan ==
=== Pembentukan Maha Sangha Indonesia ===
Indonesia membutuhkan banyak [[Bhikkhu]]. Untuk menahbiskan bhikkhu baru, tahun 1959 [[Ashin Jinarakkhita]] mengundang 13 Bhikkhu dari luar negeri, yaitu Y.A. Mahasi Sayadaw dari [[Myanmar]], Y.A. Mahathera Narada, dan 6 Bhikkhu lain dari [[Sri Lanka]], 3 Bhikkhu dari [[Thailand]], dan 2 Bhikkhu dari [[Kamboja]]. Menurut [[Vinaya]] atau peraturan Sanggha, penahbisan Bhikkhu (''upasampada'') dapat dilakukan dengan syarat paling kurang dihadiri oleh 5 Bhikkhu senior.<ref name="mbi4">Lembaga Litbang Majelis Buddhayana Indonesia 2005. [http://www.buddhayana.or.id/spirit.php?page=4 Sejarah Buddhayana, Halaman 4].</ref> Pada tahun yang sama, setelah jumlah [[Bhikkhu]] di Indonesia mencapai lima orang, [[Ashin Jinarakkhita]] membentuk '''Sangha Sutji Indonesia''' yang beranggotakan para [[Bhikkhu]] dan [[Samanera]] yang ditahbiskan secara [[Theravada]].<ref name="mbisby"/>
Baris 35:
Ketika tahun 1966 [[Ashin Jinarakkhita|Bhikkhu Jinarakkhita]] membentuk kelompok Sangha Agung yang bertujuan untuk melebur seluruh mazhab Agama Buddha, hal ini ditolak oleh sebagian kelompok Mazhab Theravada. Maka sebagian anggota Maha Sangha Indonesia tradisi Mazhab Theravada membentuk Sangha Indonesia tahun 1968, yang terdiri dari Bhikkhu Jinapiya, Bhikkhu Sumanggalo, Bhikkhu Girirakhitto, Bhikkhu Jinaratana, Bhikkhu Aggabalo, dan Bhikkhu Subhato. Pada tahun 1968, PUUI menyatakan keluar dari PERBUDHI dan berganti nama menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI) dengan menyatakan dukungan penuh kepada Maha Sangha Indonesia kelompok Sangha Agung.<ref name=nurjaman/>
=== Pembentukan Sangha Agung Indonesia ===
Awal tanggal 12 Januari 1972, Bhikkhu [[Girirakkhito]] bersama empat Bhikkhu Therawada lain memisahkan diri dari Maha Sanggha Indonesia dan membentuk Sanggha Indonesia. Pada tahun yang sama, Sangha Indonesia yang mendapatkan dukungan penuh dari Federasi Umat Buddha Indonesia, Persaudaraan Umat Buddha Salatiga dan PERBUDHI.<ref name=nurjaman/>
Untuk mengatasi perpecahan, pada tahun 1972, atas prakarsa Sekjen Golkar Brigjen Saparjo, sejumlah pertemuan diadakan dan menghasilkan ikrar wadah tunggal: Buddhis Indonesia, MUBSI, Gabungan Tridharma Indonesia (GTI), Persaudaraan Umat Buddha Salatiga, Perbudhi, dan MUABI melebur dengan nama '''Buddha Dharma Indonesia''' (Budhi).<ref name="mbi4"/>
Atas Prakarsa dan Mediator Gde Puja, MA. Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Maha Sangha Indonesia (kelompok Sangha Agung) dan Sangha Indonesia (kelompok Mazhab Theravada) mengabungkan diri pada tahun 1974 dengan membentuk Sangha Agung Indonesia dengan landasan bahwa setiap Bhikkhu akan melaksanakan Vinaya sesuai dengan sektenya masing-masing. Hasil Konsensus ini tidak pernah terwujud karena kedua kelompok tidak dapat menyepakati stuktur dan fungsi organisasi Sangha Agung Indonesia.<ref name=nurjaman/> Akhirnya dibentuk Majelis Buddha Dharma Indonesia yang anggotanya terdiri dari pemuka agama Buddha dan cendekiawan dari berbagai sekte. Dalam praktiknya, ikrar ini baru terwujud tahun 1975. Organisasi ini mengganti nama menjadi Majelis Upasaka-Pandita Agama Buddha Indonesia pada tahun 1976.<ref name="mbi4"/>
[[Ashin Jinarakkhita]] merasa perlu kembali menekankan konsep Buddhayana yang merupakan Wahana agama Buddha bagi Wahana Kecil ([[Theravada]]), Wahana Besar ([[Mahayana]]), dan Wahana Intan ([[Vajrayana]]).<ref name="mbisby"/> Pada tahun 1974 atas prakarsa Dirjen Bimas Hindu dan Buddha (Gde Puja, M.A.) organisasi Sanggha (Maha Sangha Indonesia) dipersatukan kembali dengan memakai nama baru, yaitu '''Sangha Agung Indonesia'''.<ref name="mbi4"/>
=== Periode sektarian dan sesudahnya ===
Pada tahun 1976, beberapa bhikkhu kembali memisahkan diri membentuk [[Sangha Theravada Indonesia]]. Pada tahun 1978, Biksu [[Dharmasagaro]] melepaskan diri dari Sanggha Agung Indonesia dan mendirikan [[Sangha Mahayana Indonesia]]. Sejak itu, di Indonesia terdapat 3 Sanggha, yaitu Sanggha Agung Indonesia, Sanggha Therawada Indonesia, dan Sanggha Mahayana Indonesia. Ketiga Sanggha kemudian bersama-sama 7 majelis mendirikan [[Walubi|Perwalian Umat Buddha Indonesia]] pada tahun 1979.<ref name="mbi4"/>
Pada tanggal 8 Mei 1979, Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta menyetujui wadah tunggal dengan nama [[Walubi|Perwalian Umat Buddha Indonesia]] (Walubi). Nama ini pemberian Menteri Agama Alamsyah Ratu Prawiranegara yang menghendaki adanya satu organisasi mewakili umat Buddha dalam Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama (1980). Walubi merupakan federasi dengan anggota:<ref name="mbi5">Lembaga Litbang Majelis Buddhayana Indonesia 2005. [http://www.buddhayana.or.id/spirit.php?page=5 Sejarah Buddhayana, Halaman 5].</ref>
# Sanggha Therawada Indonesia
# Sanggha Mahayana Indonesia
# Sanggha Agung Indonesia
# Majelis Agama Buddha Nichiren Syosyu Indonesia
# Majelis Buddha Mahayana Indonesia (menjadi Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia)
# Majelis Dharma Duta Kasogatan
# Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (Mapanbudhi)
# Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi)
# Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia (Martrisia)
# MUABI (menjadi [[Majelis Buddhayana Indonesia]]).
Setelah Walubi bubar, untuk mengefektifkan perannya, [[Sangha Theravada Indonesia]], [[Sangha Mahayana Indonesia]], dan Sangha Agung Indonesia membentuk Konferensi Agung Sanggha Indonesia (KASI) pada tanggal 14 November 1998. KASI didirikan dengan prinsip-prinsip dasar:<ref name="mbi5"/>
# Demokratis, tidak otoriter, tidak memaksakan kehendak sendiri
# Tanpa keakuan atau non-egoisme
# Mengakui pluralisme
# Kebersamaan dalam kesetaraan dan kesamaan martabat
# Kepemimpinan yang berorientasi pada fungsi dan tujuan lembaga
# Kerjasama yang baik, yang sepenuhnya menunjang kehidupan yang bersih dan suci
# Mengakui bahwa Tripitaka Pali, Tripitaka Mahayana, dan Tripitaka Tibet (Kan-jur) sebagai kitab suci agama Buddha yang harus diyakini oleh umat Buddha
# Saling menghargai keyakinan masing-masing Sanggha tanpa intervensi
# Saling membantu, saling mendukung satu dengan yang lainnya
# Tidak mencampuri urusan masing-masing Sanggha dan organisasi-organisasi di bawahnya
# Semua hubungan organisatoris yang berskala nasional dan bersifat mengikat harus melalui Konferensi Agung Sanggha Indonesia.
== Susunan organisasi ==
=== Susunan organisasi periodi I ===
Pimpinan Sangha Agung Indonesia yang pertama adalah:<ref name="kkhetta"/>
Baris 88:
:Y.A. Bhikkhu [[Uggadhammo]] (Alm.)
=== Susunan organisasi Sangha Samaya 2002 ===
Susunan pimpinan Sangha Agung Indonesia sesuai dengan hasil Sangha Samaya VII/2002:<ref name="kkhetta"/>
Baris 100:
:Y.A. [[Aryamaitri Sthavira]]
Anu Maha Nayaka III
:Y.A. [[Vajrasagara Sthavira Maha Lekhanadikariv]]
:Y.A. [[Dharmavimala]] Thera
=== Susunan organisasi saat ini ===
Susunan pimpinan Sangha Agung Indonesia:
Baris 116:
:Y.A. [[Sasanabodhi]]
Staff Ketua Umum III
:Y.A. [[Ditthisampanno]]
Baris 137:
:Y.A. [[Nekkhama]]
== Lihat pula ==
* [[Sangha Theravada Indonesia]]
* [[Sangha Mahayana Indonesia]]
* [[Majelis Buddhayana Indonesia]]
== Referensi ==
{{reflist}}
|