Pangeran Praboe Anom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
|}}
 
'''Radja Moeda Pangeran Praboe Anom bin Sulthan Adam''' adalah [[Raja Muda]] [[Kesultanan Banjar]] yang dilantik oleh ayahandanya pada tahun 1855.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=140|url=http://books.google.co.id/books?id=UMkUAAAAIAAJ&lpg=PA140&dq=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&pg=PA140#v=onepage&q=Sultan%20Moeda%20Tamdjid-Illah&f=false|title=Nederlanderh, Host Indie|publisher=Brill Archive}}</ref> Jabatan Raja Muda ini merupakan tandingan jabatan Sultan Muda yang dijabat Pangeran Tamjidullah yang dilantik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sebenarnya Sultan Adam menghendaki cucunya yang bernama Pangeran Hidayatullah sebagai Sultan Muda, sedangkan Pangeran Prabu Anom direncanakan menjabat sebagai mangkubumi. Sultan Adam membuat surat wasiat bahwa Pangeran Hidayatullah yang menggantikan sepeninggalnya kelak sebagai Sultan Banjar<ref>{{id icon}}{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA276&dq=balangan&pg=PA275#v=onepage&q=balangan&f=true|first=Marwati Djoened|last=Poesponegoro|coauthors=Nugroho Notosusanto|location= Indonesia|title= Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19|publisher= PT Balai Pustaka|year= 1992|isbn= 979-407-410-1}}ISBN 978-979-407-410-7</ref>
 
[[Preposisi|Di dalam]] naskah Tutur Candi, namanya adalah Pangeran Prabu Citra.<ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986</ref>: Ia salah satu kandidat pengganti Sultan Adam atas usulan Nyai Ratu Kamala Sari, janda Sultan Adam. Orang Belanda menggambarkannya sebagai orang yang sangat angkuh dan sombong. Ia ditolak pemerintah Hindia Belanda dalam tahun 1851 dalam pertikaian untuk menjadi mangkubumi menggantikan Ratu Anom Mangku Bumi Nata bin Sultan Adam yang meninggal dunia. Saat itu yang terpilih sebagai mangkubumi adalah Pangeran Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=70|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=Peaboe%20Anom&pg=PA70#v=onepage&q=Peaboe%20Anom&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|publisher=Ter Lands-drukkerij}}</ref> Ia terlibat dalam kematian abangnya yaitu Sultan Muda Abdul Rahman yang tewas karena diracun oleh dua orang anak buah Pangeran Prabu Anom. Kedua pengikutnya tersebut akhirnya dibunuh olehnya.
 
Ia juga bersikap kejam, ia tega memukuli selirnya dengan sebatang tongkat hingga mati dikarenakan sang selir tersebut gagal menemukan kucing kesayangan miliknya yang hilang<ref>{{id}} {{cite book|pages=41|url=http://books.google.co.id/books?id=NjBc79jjRx4C&lpg=PA41&dq=Sultan-moeda%20bandjarmasin&pg=PA41#v=onepage&q&f=false|title=Bulan jingga dalam kepala: novel|first=M. Fadjroel|last=Rachman|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2007|isbn=9792228764}}ISBN 978-979-22-2876-2</ref>
Baris 42:
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* http://archive-kitlv.library.leiden.edu/pdf_documents/341_BANJERMASSIN.pdf