Suku Buton: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler mengosongkan halaman [ * ]
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21:
Orang [[Buton]] terkenal pula dengan peradabannya yang tinggi dan hingga saat ini peninggalannya masih dapat dilihat di wilayah-wilayah [[Kesultanan Buton]], diantaranya [[Benteng Keraton Buton]] yang merupakan benteng terbesar di dunia, [[Istana Malige]] yang merupakan rumah adat tradisional [[Buton]] yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun, mata uang [[Kesultanan Buton]] yang bernama Kampua, dan banyak lagi.
 
PendudukJika Butonmelihat yangdari pertamaSejarah Suku [[Buton]] dan asal usulnya dapat diketahui dengan mengungkapkan lebih dahulu sejarah kedatangan Sipanjonga dan kawan-kawannya, yang dikenal dalam sejarah wolio dengan nama Kesatuannya “Mia Pata Mianan” yang artinya “empat orang” lebih jelasnya dimaksudkan dengan empat pemuka yaitu Sipanjonga, Simalui, Sijawangkati dan Siuamanajo. Dan dengan berpegang pada buku silsilah dari Raja-raja di Wolio, keempat orang tersebut konon menurut riwayat berasal dari tanah Semenanjung Johor ([[Malaysia]]) pulau Liya Melayu, di mana tibanya di Buton dapat diperkirakan berksiar akhir abad ke XIII atau setidaknya pada awal abad ke XIV. Perkiraan tibanya Sipanjonga dan kawan-kawannya.
 
Dalam Riwayat [[H. J. Van Den Berg]], ia menuliskan antara lain: