Syair Kerajaan Bima: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
== Bahasa ==
 
Syair ini ditulis dalam [[Bahasa Melayu]]. Ragam bahasa yang digunakan umumnya tak berbeda dengan yang dipakai di Pulau [[Jawa]] atau [[Sumatera]]. Namun terdapat beberapa perbedaan. Pengaruh bahasa setempat ([[Bahasa Mbojo|Mbojo]]) terlihat pada ejaan [[Jawi]] yang digunakan pada teks. Misalnya pengarang tidak menuliskan bunyi sengau di awal kata. Sifat bahasa Mbojo yang tidak punya bunyi konsonan di akhir kata, agaknya turut menyebabkan kesalahan ejaan pada bunyi-bunyi ''k'', ''t'', ''p'' pada akhir kata.
 
Selain pengaruh bahasa Mbojo ditemukan juga kata-kata dari [[Bahasa Makassar]] yang umumnya mencakup pakaian, perhiasan dan alat upacara. Pengarang juga menyisipkan kutipan [[Bahasa Arab]] dari [[hadits]] atau ayat [[Al-Quran]].
Baris 11:
* ''Baris 1-10:'' Petuah dan perkenalan pengarang.
* ''Baris 11-82:'' Letusan Gunung Tambora. Pengarang melukiskan peristiwa letusan yang berlangsung tiga hari tiga malam dan kelaparan yang terjadi.
* ''Baris 83-217:'' Wafatnya Sultan Abdul Hamid. Pengarang menceritakan masa sultan gering, wafatnya, dan pemakamannya. Dikisahkan juga upacara sampai seratus hari sesudahnya.
* ''Baris 218-288.'' Serangan Perompak. Pengarang menceritakan serbuan [[perompak]]. Para bajak laut menghancurkan Sanggar, dan mengalahkan Orang [[Melayu]] dan [[Bugis]] di Sape sebelum akhirnya diusir pasukan Bima.
* ''Baris 289-487:'' Penobatan Sultan Ismail.