Soekanto Tjokrodiatmodjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yoshua Renaldo (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
 
== Pendidikan ==
Soekanto termasuk sebagian kecil dari kaum [[pribumi]] yang memperoleh pendidikan Barat yang hanya terbuka bagi kalangan [[priyayi]]. Kondisi sosial tersebut memudahkannya dapat mengenyam pendidikan, seperti di [[Frobel School]] (Taman Kanak-kanak), [[Europese Lagere School|ELS]], [[Hoogere Burger School|HBS]], dan [[Rechts Hooge School|RHS]]. Pendidikan [[Belanda]] yang dialaminya telah memberikan pengaruh penting terhadap proses kultural dalam peningkatan intelektualitas dan disiplin dalam dirinya, yang telah ditanamkan keluarga. Walaupun demikian, pendidikan Barat tersebut tidak menjadikan Soekanto terpengaruh oleh budaya Belanda. Pertahanannya dalam memegang teguh jati dirinya terlihat sejak sekolah di [[ELS]] [[Bogor]]. Ketika itu Soekanto menolak diberi nama Belanda sebagai kebanggaan kalangan kaum pribumi yang mendapat pendidikan dan pengasuhan orang-orang Belanda. Penolakan ini atas nasihat yang diberikan ayahnya untuk tidak mengganti nama Soekanto dengan panggilan nama [[Belanda]]. Penolakan Soekanto terhadap pemberian nama Belanda terulang kembali ketika tinggal di asrama [[HBS]], [[Bandung]].
 
Waktu kuliah di [[Rechts Hooge School|RHS]] tahun [[1928]], Soekanto berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan, seperti [[Sartono (politikus)|Mr. Sartono]] dan [[Iwa Kusumasumantri]]. Mereka saling berdiskusi tentang perjuangan kemerdekaan [[Indonesia]]. Soekanto juga meminta pendapat mereka ketika harus meninggalkan kuliah di [[Rechts Hooge School|RHS]] dan berencana masuk [[Comissarisen Cursus]], lembaga pendidikan tinggi [[kepolisian]] yang memberi kesempatan kepada anak-anak pejabat pribumi yang terpilih. Dia terpaksa meninggalkan RHS karena kondisi perekonomian ayahnya yang telah pensiun dari jabatan [[wedana]] [[Tangerang]].
 
Pada [[1930]], Soekanto diterima sebagai siswa ''Aspirant Commisaris van Politie'' dengan lama pendidikan tiga tahun. Soekanto lulus pada tahun [[1933]] dan mendapat pangkat Komisaris Polisi kelas III. Sejak itu dimulailah karier Soekanto di kepolisian.