Suciwati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, added deadend tag
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
Setelah kejadian tersebut Suciwati membuat kelompok diskusi Buruh Malang setiap Minggu antar beberapa buruh pabrik garment di Malang. Dalam perjalanan mengorganisir buruh inilah dia bertemu dengan Munir. Ikut penelitian 'peran masyarakat Ketindan Lawang dalam aksi buruh Sidobangun', penelitian UMR buruh Malang tahun 1994.
 
Pada tanggal 7 Juni 1996 di Malang menikah dengan Munir Said Thalib dan pindah domisili di daerah Prumpung - Cipinang Besar Utara-Jakarta Timur.
Sebelum mempunyai anak suciwati bekerja pada bidang profit untuk membantu secara ekonomi agar Munir tetap berjuang pada ruang idealisme.
Mereka mempunyai anak Soultan Alif Allende 1998, dan Diva Suukyi Larasati 2002.
 
Dalam perjalanan mendampingi Munir Suciwati lebih banyak mendukung kerja-kerja Munir yang bekerja di YLBHI yang kemudian mendirikan KontraS pada tahun 1998, dan tahun 2002 Imparsial. Selama mengadvokasi orang hilang dan keluarga korban kekerasan negara Suciwati kena imbas ancaman yang diberikan kepada Munir. Baik teror psikis maupun fisik. Setidaknya dua kali mendapatkan teror kiriman bom, surat-surat dan bahkan sampai Pembunuhan suaminya Munir pada 07 September 2004. Suaminya, Munir dibunuh dan meninggal diudara dalam perjalanan menempuh S2 ke Uttrech Belanda. Munir kemudian diketahui dibunuh lewat racun arsenikum yang mematikan.
 
Setelah suaminya dibunuh, Suciwati mulai mengadvokasi bersama teman-teman KASUM (Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir) yang terdiri dari KontraS, Imparsial, LBH Jakarta, INFID, Cetro, Walhi,dst. Hasilnya pada bulan Desember 2004 keluarlah Keppres 111/2004 tentang TPF (Tim Pencari Fakta) Munir yang bekerja selama 3 bulan diperpanjang lagi lewat Keppres 112/2005, menghasilkan rekomendasi TPF Munir.
Ada 3 (tiga) orang yang dihukum : Indra Setiawan (mantan direktur utama Garuda Airlane), Rohainil Aini (sekretaris penerbangan Garuda), dan Pollycarpus Budihari Priyanto (pilot Garuda Airlane). Sementara Muchdi Purwoprandjono (mantan deputi V Badan Intelejen Negara) malah dibebaskan pada akhir Desember 2008. Kasus Munir sampai hari ini stagnan.
Suciwati terus mencari keadilan tanpa lelah.
Baris 17:
Suciwati menerima penghargaan Time Asia's Hero pada tahun 2005 atas usahanya yang membuat dunia lebih baik.
 
'''Acknowledgement'''
{| class="MsoNormalTable"