Kritik terhadap Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 62:
==== Kristen Abad Pertengahan ====
[[Berkas:Michelino DanteAndHisPoem.jpg|thumb|300px|[[Dante Alighieri|Dante]] menunjukkan kopian dari ''Divine Comedy'', menjelang pintu masuk ke Neraka, tujuh teras Gunung Penyucian dan kota Florence, dengan Surga di atas, dalam fresko [[Domenico di Michelino|Michelino]]]]
* Dalam [[Dante]] [[Inferno]], Muhammad digambarkan terbelah dua dengan isi perut terburai, yang mewakili statusnya sebagai ''aschismatic'' (orang yang memisahkan diri dari Gereja).
* Beberapa penulis gerejawi [[Abad Pertengahan]] Muhammad digambarkan sebagai kesurupan [[Setan]], sebuah "pendahulu dari Antikristus" atau Antikristus sendiri.<ref name=":1" />
* [[Denis Carthusian]] menulis dua risalah untuk membantah Islam atas permintaan Nicholas dari Cusa, ''Contra perfidiam Mahometi, et contra multa dicta Sarracenorum libri quattuor dan Dialogus disputationis antar Christianum et Sarracenum de lege Christi et perfidiam kontra Mahometi.''<ref>dalam vol. 36 dari edisi Tournai, hal. 231-442 dan 443-500.</ref>
* ''The Tultusceptrum de libro domni Metobii'', naskah [[Andalusia]] dengan tanggal tidak diketahui, menunjukkan bagaimana Muhammad (disebut Ozim, dari Hashim) ditipu oleh [[Iblis]] ke dalam zina sebagai wahyu ilahi murni. Cerita ini berpendapat bahwa Allah prihatin tentang nasib spiritual bangsa Arab dan ingin memperbaiki pelencengan mereka dari iman. Dia kemudian mengirimkan seorang malaikat untuk biarawan Osius yang memerintahkan dia untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Arab. Namun, Osius dalam kesehatan yang buruk memerintahkan seorang biarawan muda, Ozim, untuk melaksanakan perintah malaikat sebagai gantinya. Ozim menetapkan untuk mengikuti perintahnya, tetapi dihentikan oleh malaikat jahat di jalan. Ozim yang bodoh percaya itu adalah malaikat yang sama yang berbicara kepada Osius sebelumnya. Malaikat jahat memodifikasi dan merusak pesan asli yang diberikan kepada Ozim oleh Osius, dan mengganti nama Ozim menjadi Muhammad. Dari sini mulailah ajaran-ajaran salah dari Islam, menurut ''Tultusceptrum''.<ref>J. Tolan, ''Medieval Christian Perceptions of Islam'' (1996) hal. 100-101.</ref>
* Menurut banyak orang Kristen, kedatangan Muhammad diramalkan dalam Alkitab. Menurut biarawan Bede hal ini ada di Kejadian 16:12, yang menggambarkan Ismail sebagai "orang liar" yang "tangannya akan melawan setiap orang". Bede mengatakan tentang Muhammad: "Sekarang seberapa besar tangannya untuk melawan semua dan semua tangan melawannya, karena mereka memaksakan kekuasaannya atas seluruh Afrika dan menguasai sebagian besar dari Asia dan beberapa Eropa, membenci dan menentang semua."<ref>J. Tolan, ''Saracens; Islam in the Medieval European Imagination'' (2002) hal. 75</ref>
* Pada 1391 dialog diyakini telah terjadi antara Kaisar Bizantium [[Manuel II Palaiologos]] dan sarjana Persia di mana Kaisar menyatakan:
::Tunjukkan apa yang baru dari yang dibawa Muhammad dan di sana Anda akan menemukan hal-hal yang jahat dan tidak manusiawi, seperti perintahnya untuk menyebarkan dengan pedang iman yang ia khotbahkan. Tuhan tidak senang dengan darah - dan tidak bertindak secara beralasan adalah bertentangan dengan sifat Allah. Iman lahir dari jiwa, bukan tubuh. Siapa pun mau memimpin seseorang kepada iman membutuhkan kemampuan untuk berbicara dengan baik dan bernalar dengan benar, tanpa kekerasan dan ancaman ... Untuk meyakinkan jiwa yang wajar, seseorang tidak membutuhkan lengan yang kuat, atau senjata apapun, atau cara lain yang mengancam orang dengan kematian.<ref>Dialogue 7 of Twenty-six Dialogues with a Persian (1399), for the Greek text see Trapp, E., ed. 1966. Manuel II. Palaiologos: Dialoge mit einem “Perser.” Wiener Byzantinische Studien 2. Vienna, for a Greek text with accompanying French translation see Th. Khoury “Manuel II Paléologue, Entretiens avec un Musulman. 7e Controverse”, Sources Chrétiennes n. 115, Paris 1966, for an English translation see Manuel Paleologus, Dialogues with a Learned Moslem. Dialogue 7 (2009), chapters 1-18 (of 37), translated by Roger Pearse available at the Christian Classics Ethereal Library. [http://www.cypress.fr/UserFiles/File/manuel-paleologue.html File/manuel-paleologue]</ref>
Baris 78:
[[Berkas:Swami vivekanand old archive.jpg|thumb|right|[[Vivekananda]] di tahun 1900, di [[San Francisco]]]]
Filsuf Hindu [[Vivekananda]] mengomentari Islam:
:Sekarang, umat Islam adalah yang paling kasar dalam hal ini, dan yang paling sektarian. Kata-awasan mereka adalah: ada satu Tuhan (Allah), dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Segala sesuatu di luar itu tidak hanya buruk, tetapi juga harus dimusnahkan segera, pada saat itu juga, setiap pria atau wanita yang tidak percaya yang harus dibunuh; segala sesuatu yang bukan termasuk ibadah ini harus segera rusak; setiap buku yang mengajarkan hal lain harus dibakar. Dari Pasifik ke Atlantik, selama lima ratus tahun darah mengalir di seluruh dunia. Itulah Mohammedanisme.<ref>"Swami Vivekananda, ''Rousing Call to Hindu Nation'', hal. 130</ref>
Baris 85:
:Mengapa agama harus mengklaim bahwa mereka tidak terikat untuk mematuhi sudut pandang nalar, tidak ada yang tahu. Jika salah satu tidak mengambil standar nalar, tidak mungkin ada penilaian apapun benar, bahkan dalam kasus agama. Satu agama bisa menahbiskan sesuatu yang sangat mengerikan. Misalnya, agama Mohammedan memungkinkan pengikut Muhammad atau Mohamedan untuk membunuh semua orang yang bukan dari agama mereka. Hal ini jelas dinyatakan dalam Alquran, Membunuh kafir jika mereka tidak menjadi pengikut Muhammad atau Mohamedan. Mereka harus dihukum api dan pedang. Sekarang jika kita menceritakan Muhammad bahwa ini salah, ia akan secara alami bertanya, "Bagaimana Anda tahu itu? Bagaimana Anda tahu itu tidak baik? Buku saya mengatakan itu."<ref>''The Complete Works of Swami Vivekananda'', Volume II , pages 335.</ref>
[[Dayanand Saraswati]] menyebut konsep Islam sangat ofensif, dan meragukan bahwa ada hubungan Islam dengan Allah:
:Jika Allah di Quran adalah Tuhan dari semua makhluk, dan Pengampun dan sayang bagi semua, dia tidak akan pernah memerintahkan orang Islam untuk menyembelih orang dari agama lain, dan hewan, dll. Jika ia Penyayang, akankah ia menunjukkan belas kasihan bahkan bagi orang-orang berdosa? Jika jawabannya iya, itu tidak mungkin benar, karena jauh di atasnya dikatakan dalam Quran "Ganjar kafir dengan pedang," dengan kata lain, ia yang tidak percaya pada Quran dan Nabi Muhammad adalah seorang kafir (ia, karena itu, harus dihukum mati). (Karena Quran menghukumkan kekejaman tersebut terhadap non-pengikut Muhammad atau Mohamedan dan makhluk tak berdosa seperti sapi) ini tidak mungkin menjadi Firman Allah.<ref>"Journal of Indian Council of Philosophical Research, Volume 19, Issue 1", ICPR, 2002, hal.73</ref>
[[Pandit Lekh Ram]] menganggap bahwa Islam berkembang melalui kekerasan dan keinginan untuk kekayaan. Ia lebih lanjut menegaskan bahwa umat Islam menyangkal seluruh kekerasan dan kekejaman Islam yang tersebut, dan akan terus melakukannya. Dia menulis:
:Semua orang berpendidikan mulai merendahkan pembalikan paksa dan bahkan mulai keberatan dengan akarnya. Sejak itu beberapa naturalis Mohammadis [Muslim] berusaha, alih-alih menentang kebohongan dan menerima kebenaran, untuk membuktikan secara tidak perlu dan keliru bahwa Islam tidak pernah terlibat dalam Jihad dan orang-orang tidak pernah masuk Islam secara paksa. Bahwa kuil tidak dihancurkan, juga sapi tidak pernah dibantai di kuil-kuil. Perempuan dan anak-anak milik sekte agama lain tidak pernah dipaksa masuk Islam atau apakah mereka pernah melakukan apapun tindakan seksual terhadap mereka, sebagaimana telah dilakukan pada budak-pria dan wanita.<ref>"Américo Castro and the Meaning of Spanish Civilization", oleh José Rubia Barcia, Selma Margaretten, hal. 150</ref>
Sarjana orientalis [[Era Victoria|Victoria]] Sir [[William Muir]] mengkritik Islam sebagai tak fleksibel, yang bertanggung jawab atas menyulitkan kemajuan dan menghambat kemajuan sosial di negara-negara Muslim. Kalimat berikut ini diambil dari [[Kuliah Rede]] yang ia sampaikan di [[Cambridge]] pada tahun 1881:
:Beberapa memang bermimpi tentang Islam pada masa depan, rasional dan terbarui. Semua ini telah dicoba, dan telah gagal secara menyedihkan. Al-Quran telah begitu menguasakan agama dalam tingkap tata cara dan hukum-hukum sosial yang tanpa ampun dan keras, bahwa jika cangkang rusak maka kehidupan itu hilang. Islam yang rasional tidak akan menjadi Islam lagi. Kontras antara iman kita dan Islam mencolok. Ada dalam Alkitab kita cercah-cercah kebenaran, yang sesuai dengan kebebasan sipil dan agama, dan akan berkembang dengan memajukan peradaban. Dalam Islam itu hanyalah sebaliknya. Al-Quran tidak memiliki ajaran sebagaimana kami telah menghapuskan poligami, perbudakan, dan perceraian sewenang-wenang, dan telah mengangkat wanita ke tempat yang setepatnya. Sebagai Reformis, Mahomet memang memajukan umat-Nya ke suatu titik tertentu, tetapi sebagai seorang Nabi ia meninggalkan mereka diam di tempat seperti pada saat datangnya. Pohon ini berupa penanaman buatan. Alih-alih mengandung dalam dirinya sendiri benih pertumbuhan dan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan waktu dan iklim dan keadaan, tumbuh dengan sinar matahari dan hujan dari langit, ia tetap terhambat sama seperti ketika pertama kali ditanam sekitar dua belas abad yang lalu.”<ref>[http://www.archive.org/stream/asiakeane00kean#page/458 Asia. 2d ed., rev. and corrected.] oleh E. Stanford. London, 1909. halaman 458</ref>
[[Winston Churchill]] mengkritik apa yang ia diduga menjadi efek Islam terhadap pemeluknya, yang ia gambarkan sebagai hiruk-pikuk fanatik dikombinasikan dengan sikap apatis fatalistik, perbudakan perempuan, dan dakwah militan.]<ref name="Churchill 1899">Winston S. Churchill, dari ''The River War'', edisi pertama, Vol. II, halaman 248-50 (London: Longmans, Green & Co., 1899)</ref> Dalam bukunya ''The River War'' (1899) katanya:
[[Berkas:Wc0042-3b13159r.jpg|thumb|left|[[Winston Churchill]] muda dalam kuliah umum di Amerika Serikat pada tahun 1900]]
{{quotation|Betapa mengerikan kutukan yang Mohammedanism letakkan pada penggemarnya! Selain hiruk-pikuk fanatik, yang berbahaya dalam manusia sebagaimana penyakit anjing gila pada anjing, ada sikap apatis fatalistik yang menakutkan. Efek yang jelas di banyak negara. Kebiasaan boros, sistem jorok pertanian, metode lamban perdagangan, dan ketidakamanan properti ada di mana pun para pengikut Nabi berkuasa atau hidup. Sebuah sensualisme terdegradasi merampas kehidupan ini dari rahmat dan perbaikan; berikutnya martabat dan kesucian. Fakta bahwa dalam hukum Islam setiap wanita harus menjadi milik lelaki sebagai property mutlak - baik sebagai anak, istri atau selir - menunda terhapusnya perbudakan kecuali jika iman Islam telah berhenti menjadi kekuatan besar di antara laki-laki. Ribuan menjadi prajurit gagah berani dan setia pada iman: semua tahu bagaimana mati tetapi pengaruh agama melumpuhkan perkembangan sosial mereka yang mengikutinya. Tidak ada kekuatan kemunduran yang lebih kuat ada di dunia. Jauh dari sekarat, Mohammedanism adalah iman militan dan dakwah. Ini telah menyebar di seluruh Afrika Tengah, meningkatkan prajurit tak kenal takut pada setiap langkah; dan kalau bukan bahwa Kekristenan terlindung dalam pelukan kuat ilmu pengetahuan, ilmu yang telah sia-sia berjuang, peradaban Eropa modern mungkin jatuh, seperti jatuhnya peradaban Romawi kuno.<ref name="Churchill 1899"/>}}
[[Berkas:Hedayat113.jpeg|thumb|right|[[Sadegh Hedayat]]]]
Penulis Zoroastrian [[Sadegh Hedayat]] menganggap Islam sebagai pengkorup [[Iran]], mengatakan:
:Setiap aspek kehidupan dan pemikiran, termasuk kondisi perempuan, berubah setelah Islam. Diperbudak oleh laki-laki, perempuan dibatasi di rumah. Poligami, injeksi sikap fatalistik, berkabung, kemuraman dan kesedihan menyebabkan orang mencari hiburan dalam magik, sihir, doa, dan makhluk gaib.<ref>"Words, Not Swords: Iranian Women Writers and the Freedom of Movement", hal. 64, by Farzaneh Milani</ref>
Baris 115:
:Meskipun, menurut pendapat saya, non-kekerasan memiliki tempat dominan dalam Quran, tiga belas ratus tahun ekspansi imperialistik telah membuat pejuang Muslim sebagai “tubuh.” Karena itu mereka agresif. Buli adalah bonggol alami semangat agresif. Hindu memiliki usia peradaban tua. Ia pada dasarnya non-kekerasan. Jika Hindu pernah imperialistik dalam pengertian modern, ia telah meninggalkan imperialisme dan telah sengaja melepaskannya. Dominasi semangat non kekerasan telah membatasi penggunaan senjata terhadap minoritas kecil yang harus selalu tunduk kepada kekuatan sipil yang sangat spiritual, belajar dan tanpa pamrih. Orang-orang Hindu sebagai tubuh karena itu tidak dilengkapi untuk pertempuran. Tanpa menguasai pelatihan spiritual pun, mereka telah melupakan penggunaan efektif untuk senjata dan tidak mengetahui penggunaan atau memiliki bakat untuk itu, mereka telah menjadi jinak ke titik takut dan jeri. Maka ini adalah bonggol alami dari kelembutan.<ref>''The Gandhian Moment'', hal. 117, oleh Ramin Jahanbegloo</ref><ref>''Gandhi's responses to Islam'', hal.110, oleh Sheila McDonough</ref>
[[Jawaharlal Nehru]] dalam bukunya "Penemuan India", menggambarkan Islam memiliki iman pada penaklukan militer, ia menulis "Islam telah menjadi iman lebih kaku yang makin cocok untuk penaklukan militer daripada penaklukan pikiran," dan bahwa umat Islam tidak membawa sesuatu yang baru ke negaranya.
{{quotation|Kaum Muslim yang datang ke India dari luar tidak membawa teknik atau struktur politik atau ekonomi baru. Meskipun berkeyakinan agama dalam persaudaraan Islam, mereka terikat secara kelas dan feodal dalam pandangan.<ref>"Narrative Construction of India: Forster, Nehru, and Rushdie", hal. 160, oleh Mukesh Srivastava, 2004</ref>}}
=== Dunia modern ===
==== Kekristenan modern ====
[[André Servier]] seorang sejarawan yang tinggal di Perancis Aljazair pada awal abad ke-20 mempelajari dengan baik kebiasaan dan perilaku orang-orang Afrika Utara, menjadi salah satu dari beberapa intelektual [[Perancis]] yang mempelajari secara mendalam Ibn Ishaq Sira. Penelitiannya termasuk Kekaisaran Usmani dan gerakan Panislam. Dia mengkritik Islam dalam bukunya ''L'islam et la Psychologie du musulman'', mengatakan bahwa:
{{quotation|Islam bukanlah obor, seperti yang telah diklaim, tetapi pemadam. Dikandung dalam otak biadab untuk penggunaan orang biadab, itu - dan tetap - tidak mampu menyesuaikan diri dengan peradaban. Di mana pun ia mendominasi, ia telah mematahkan dorongan untuk kemajuan dan evolusi masyarakat.<ref name="L’islam et la psychologie du musulman">Andre Servier - [[Islam and the Psychology of the Musulman|L’islam et la psychologie du musulman]] - London. Chapman Hall LTD. 1924, pp.153, 61, 191, 2, 18, Ch XVI, Preface</ref>}}
Baris 137:
==== Hindu modern ====
Novelis pemenang Hadiah Nobel, [[VS Naipaul]] menyatakan bahwa Islam mewajibkan pemeluknya untuk menghancurkan segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan Islam. Ia menggambarkannya sebagai memiliki:
{{quotation|Efek bencana pada masyarakat mualaf, untuk menjadi mualaf Anda harus menghancurkan masa lalu Anda, menghancurkan sejarah Anda. Anda harus menguburnya, Anda harus mengatakan 'budaya nenek moyang saya tidak ada, tidak masalah'.<ref>[http://www.theguardian.com/world/2001/oct/04/afghanistan.terrorism9 VS Naipaul launches attack on Islam], 4 Okt. 2011</ref>}}
==== Afrika Tradisional modern ====
Dramawan pemenang Hadiah Nobel [[Wole Soyinka]] menyatakan bahwa Islam memiliki peran dalam merendahkan tradisi spiritual Afrika. Dia mengkritik upaya untuk menutupi apa yang ia lihat sebagai sejarah destruktif dan koersif Islam di benua itu:
{{quotation|Biarkan mereka yang ingin mempertahankan atau mengevaluasi agama sebagai proyek (abad ke-)duapuluh satu merasa bebas untuk melakukannya, tetapi bukan dilakukan sebagai kelanjutan dari permainan fitnah terhadap warisan spiritual Afrika seperti di serial televisi baru-baru ini dilakukan oleh revisionis sejarah Islam-terlahir kembali, Profesor Ali Mazrui.<ref>"Debating the African Condition: Race, gender, and culture conflict", oleh Alamin M. Mazrui, Willy Mutunga, hal. 105</ref>}}
Soyinka juga menganggap Islam sebagai "takhayul." Dia mengatakan bahwa Islam bukan milik Afrika. Dia menyatakan bahwa hal ini terutama menyebar dengan kekerasan dan kekuasaan.
Baris 152:
Para kritikus menolak gagasan bahwa Quran secara ajaib sempurna dan tidak mungkin untuk ditiru sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran.<ref>See the verses {{Cite quran|2|2|style=ns}}, {{Cite quran|17|88|end=89|style=ns}}, {{Cite quran|29|47|style=ns}}, {{Cite quran|28|49|style=ns}}</ref> ''Jewish Encyclopedia'', misalnya, menulis:. "Bahasa Quran dipegang oleh orang Islam untuk menjadi model kesempurnaan tiada tara. Kritikus, bagaimanapun, berpendapat bahwa keanehan dapat ditemukan dalam teks. Misalnya, kritikus mencatat bahwa kalimat di mana sesuatu dikatakan tentang Kerja Allah kadang-kadang segera diikuti oleh yang lain di mana Allah adalah pembicara (contoh ini adalah surat xvi. 81, xxvii. 61, xxxi. 9, dan xliii. 10) banyak keanehan dalam posisi kata-kata karena kebutuhan sajak rima (lxix. 31, lxxiv. 3), sedangkan penggunaan kata-kata langka dan bentuk baru dapat ditelusuri ke penyebab yang sama (terutama surat xix. 8, 9, 11, 16)."<ref name="JE">[http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=363&letter=K&search=Koran "Koran"]. Dari ''Jewish Encyclopedia''</ref> Menurut ''Jewish Encyclopedia'', "Ketergantungan Muhammad pada guru Yahudi atau atas apa yang ia dengar dari Yahudi Haggadah dan praktik Yahudi sekarang umumnya diakui."<ref name="JE"/> [[John Wansbrough]] berpendapat bahwa Al-Quran adalah redaksi sebagian dari kitab suci lainnya, khususnya kitab suci Yahudi-Kristen.<ref>Wansbrough, John (1977). ''Quranic Studies: Sources and Methods of Scriptural Interpretation''</ref><ref name="Wansbrough">Wansbrough, John (1978). ''The Sectarian Milieu: Content and Composition of Islamic Salvation History''.</ref> Herbert Berg menulis bahwa "Meskipun John Wansbrough sangat berhati-hati dan tentang kualifikasi seperti "dugaan," dan "tentatif dan tegas sementara", karyanya dikutuk oleh beberapa. Beberapa reaksi negatif tidak diragukan lagi karena keradikalan... Karya Wansbrough telah dipegang sepenuh hati oleh beberapa dan telah digunakan sedikit demi sedikit oleh banyak orang. Banyak yang memuji wawasan dan metodenya, jika tidak semua dari kesimpulannya.<ref>{{cite book|title=The development of exegesis in early Islam: the authenticity of Muslim literature from the formative period|last=Berg|first=Herbert|authorlink=|year=2000|publisher=Routledge|location=|isbn=0-7007-1224-0|page=83|url=http://books.google.com/books?id=8oYLyS_pIAgC&pg=PA83|accessdate=}}</ref> "Ahli hukum awal dan teolog Islam menyebutkan beberapa pengaruh Yahudi tetapi mereka juga mengatakan, hal itu dirasakan sebagai penghinaan atau pengenceran pesan yang otentik. Bernard Lewis menggambarkan hal ini sebagai "sesuatu seperti yang dalam sejarah Kristen disebut bid'ah Yahudisasi."<ref>Jews of Islam, Bernard Lewis, hal. 70: [http://books.google.com/books?ei=S15tT8H2JoqNigKUvdC5BQ&id=aT84Jn7zjU0C&dq=mohammad+jewish+teacher&q=debasement#v=snippet&q=debasement&f=false Google Preview]</ref> Menurut Moshe Sharon, kisah Muhammad memiliki guru Yahudi adalah sebuah legenda yang dikembangkan pada abad ke-10 Masehi. Philip Schaff menggambarkan Quran memiliki "banyak bagian dari keindahan puitis, semangat keagamaan, dan nasihat yang bijaksana, tetapi dicampur dengan absurditas, bombastis, penggambaran tanpa makna, sensualitas rendah."<ref name="Schaff 1910 4.III.44">Schaff, P., & Schaff, D. S. (1910). History of the Christian church. Third edition. New York: Charles Scribner’s Sons. Volume 4, Chapter III, section 44 "The Koran, And The Bible"</ref>
Para kritikus berpendapat bahwa:
:* Quran berisi ayat-ayat yang sulit dipahami atau bertentangan.<ref name="Lester">[[Toby Lester|Lester, Toby]] (1999) "[http://www.theatlantic.com/doc/199901/koran What is the Koran?]" Atlantic Monthly</ref>
:* Beberapa akun dari sejarah Islam mengatakan ada dua ayat dari Quran yang diduga ditambahkan oleh Muhammad ketika dia ditipu oleh Iblis (dalam insiden yang dikenal sebagai "Kisah Burung Bangai", kemudian disebut sebagai "[[Ayat-ayat setan]]"). Ayat-ayat ini kemudian ditarik atas perintah malaikat Jibril.<ref name=autogenerated2>{{Cite book|last=Watt|first=W. Montgomery|title=Muhammad: Prophet and Statesman|year=1961|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-881078-4|page=61}}</ref><ref>"The Life of Muhammad", Ibn Ishaq, A. Guillaume (translator), 2002, p.166 ISBN 0-19-636033-1</ref>
:* Penulis ''Apology of al-Kindy'' Abd al-Masih ibn Ishaq al-Kindi (bukan filsuf terkenal al-Kindi) menyatakan bahwa narasi dalam Quran "semua campur aduk bersama-sama " dan bahwa ini adalah "bukti bahwa banyak tangan yang berbeda telah bekerja di dalamnya, dan menyebabkan perbedaan, menambahkan atau memotong apa pun yang mereka suka atau tidak suka".<ref>Dikutip dalam A. Rippin, ''Muslims: their religious beliefs and practices: Volume 1'', London, 1991, hal.26</ref>
Baris 164:
Kritikus hadits, Quranis, dari Muslim menolak otoritas hadits atas dasar teologis, merujuk ayat-ayat dalam Al-Quran itu sendiri: "Tidak ada yang telah Kami hilangkan dari Kitab",<ref>Quran, [[s:The Holy Qur'an (Maulana Muhammad Ali)/6. The Cattle|Chapter 6. The Cattle]]: 38</ref> menyatakan bahwa semua instruksi yang diperlukan dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, tanpa perlu mengacu pada hadits. Mereka mengklaim bahwa Hadis telah menyebabkan orang menyimpang dari tujuan awal wahyu Allah kepada Muhammad, kepatuhan terhadap Quran sendiri.<ref>Donmez, Amber C. "The Difference Between Quran-Based Islam and Hadith-Based Islam"</ref> [[Syed Ahmed Khan]] (1817-1898) sering dianggap sebagai pendiri gerakan modernis dalam Islam, terkenal oleh aplikasinya "ilmu rasional" terhadap Quran dan Hadis dan kesimpulannya bahwa hadis itu tidak mengikat secara hukum pada umat Islam.<ref name="call"/> Muridnya, Chiragh Ali, melangkah lebih jauh, menunjukkan hampir semua hadis hasil rekayasa.<ref name="call">Latif, Abu Ruqayyah Farasat. [http://calltoislam.com/pdf/The%20Quraniyoon%20of%20the%20twentieth%20century%20-%20Abu%20Ruqayyah%20Farasat%20Latif.pdf The Quraniyun of the Twentieth Century]{{dead link|date=November 2011}}, Masters Assertion, September 2006</ref> [[Ghulam Ahmed Pervez]] (1903-1985) adalah seorang kritikus kondang Hadis dan percaya bahwa Quran sendiri adalah semua yang diperlukan untuk membedakan kehendak Allah dan kewajiban kita. Sebuah fatwa, yang berkuasa, yang ditandatangani oleh lebih dari seribu ulama ortodoks, mencelanya sebagai 'kafir', bukan orang beriman.<ref>Ahmad, Aziz. "Islamic Modernism in India and Pakistan, 1857 -1964". London: Oxford University Press.</ref> Karyanya, Maqam-e Hadis, berpendapat bahwa hadis terdiri dari "kata-kata kacau abad sebelumnya ", tetapi ia tidak menentang gagasan tentang ucapan yang dikumpulkan dari Nabi, hanya saja ia akan mempertimbangkan setiap hadits yang bertentangan dengan ajaran Quran telah dipalsukan untuk dikaitkan dengan Nabi.<ref>Pervez, Ghulam Ahmed. [http://www.tolueislam.com/Parwez/mh/mh.htm Maqam-e Hadith], [http://www.tolueislam.com/Urdu/mhadith/mh.htm Urdu version]</ref> Buku Malaysia "Hadis: A Re-evaluation" (1986) oleh Kassim Ahmad menghadapi kontroversi dan beberapa ulama menyatakan dia murtad dari Islam dengan menunjukkan bahwa "hadits adalah sektarian, anti-ilmu pengetahuan, anti-nalar dan anti-perempuan."<ref name="call"/><ref name="kiss">Ahmad, Kassim. "Hadith: A Re-evaluation", 1986. English translation 1997</ref>
[[John Esposito]] mencatat bahwa "kesarjanaan Barat modern telah serius mempertanyakan historisitas dan otentisitas hadis", mempertahankan bahwa "sebagian besar tradisi dikaitkan dengan Nabi Muhammad benar-benar ditulis lebih awal." Dia menyebutkan Joseph Schacht, dianggap sebagai bapak dari gerakan revisionis, sebagai salah satu ulama yang berpendapat ini, mengklaim bahwa Schacht "tidak menemukan bukti tradisi hukum sebelum 722," yang mana Schacht menyimpulkan bahwa "Sunnah Nabi bukanlah kata-kata dan perbuatan Nabi, tetapi bahan apokrif "berasal dari sesudahnya.<ref>{{cite book|last=Esposito|first=John|title=Islam: The Straight Path|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=0-19-511234-2|page=67}}</ref>
Muslim ortodoks tidak menyangkal keberadaan hadits palsu, tetapi percaya bahwa melalui kerja para ulama ', hadist-hadist palsu telah banyak dihilangkan.<ref>By Nasr, Seyyed Vali Reza, "Shi'ism", 1988. hal. 35.</ref>
Baris 170:
[[Berkas:SanaaQuoranDoubleVersions.jpg|thumb|right|[[naskah Sana'a]] [[Qur'an]]]]
Pandangan tradisional Islam juga telah dikritik karena kurangnya bukti pendukung yang konsisten dengan pandangan itu, seperti kurangnya bukti arkeologi, dan perbedaan dengan sumber-sumber pustaka non-Muslim.<ref>[http://www.opendemocracy.net /faith-europe_islam/mohammed_3866.jsp ''Apa yang kita benar-benar tahu tentang Muhammad? ''] berdasarkan [[Patricia Crone]]</ref>
Pada 1970-an, apa yang telah digambarkan sebagai "gelombang sarjana skeptis" menantang banyak kebijaksanaan yang diterima dalam studi Islam<ref name = "Donner 1998">Donner, Fred ''Narasi dari Asal Usul Islam: Awal Sejarah Penulisan Islam'', Darwin Press, 1998</ref>{{rp|.23}}
Mereka berpendapat bahwa tradisi sejarah Islam telah sangat terkorup dalam syiarnya. Mereka mencoba untuk memperbaiki atau merekonstruksi sejarah awal Islam dari yang lain, mungkin lebih dapat diandalkan, sumber seperti koin, prasasti, dan sumber-sumber non-Islam. Yang tertua dari kelompok ini adalah [[John Wansbrough]] (1928-2002). Karya Wansbrough ini secara luas dicatat, tetapi mungkin tidak banyak dibaca <ref name = "Donner 1998"/>{{rp|38}}.
Tahun 1972 skrip Qur'an kuno di sebuah masjid di Sana'a, Yaman ditemukan - umumnya dikenal sebagai [[naskah Sana'a]]. Sarjana Jerman [[Gerd R. Puin]] telah menyelidiki fragmen Quran ini selama bertahun-tahun. Tim risetnya membuat 35.000 foto mikrofilm naskah, yang menanggal ke awal bagian dari abad ke-8. Puin belum menerbitkan keseluruhan karyanya, tetapi mencatat urutan konvensional ayat, variasi tekstual kecil, dan gaya langka ortografi. Dia juga menyarankan bahwa beberapa perkamen telah digunakan kembali. Puin percaya bahwa ini menyiratkan suatu teks yang berkembang alih-alih tetap.<ref>Atlantic Monthly Journal, [http://cremesti.com/amalid/Islam/Yemeni_Ancient_Koranic_Texts.htm Atlantic Monthly article: What is the Koran] ,January 1999</ref>
|