Jeritan (lukisan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RobotQuistnix (bicara | kontrib)
k bot Menambah: uz:Qichqiriq
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
[[ImageBerkas:The_Scream.jpg|right|thumb|300px|Wajah seseorang yang ketakutan sedang menjerit sementara di belakangnya cakrawala yang berwarna merah darah dalam lukisan [[Edvard Munch]] ''Jeritan'' (dikenal pula sebagai ''The Scream'') (1893), Galeri Nasional, Oslo.]]
'''''Jeritan''''' ([[bahasa Norwegia]]: ''Skrik'', 1893; judul [[bahasa Inggris]]: ''The Scream'') adalah sebuah lukisan [[ekspresionisme|ekspresionis]] oleh seniman [[Norwegia]] [[Edvard Munch]] yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak pelukis lainnya dalam aliran ini. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Sebagian lagi mengatakan lukisan ini melambangkan [[manusia modern]] yang tercekam oleh serangan ''[[angst]]'' (kecemasan [[eksistensialisme|eksistensial]], dengan cakrawala yang diilhami oloeh senja yang merah, yang dilihat setelah letusan [[Gunung Krakatau]] pada [[1883]].<ref>{{cite news | last = | first = | coauthors = | title = Krakatau menjadi latar belakang jeritan Munch | work = | pages = | language = | publisher = The Age | date = [[11 Desember]] [[2003]] | url = http://www.theage.com.au/articles/2003/12/10/1070732277751.html | accessdate = [[13 Agustus]] [[2006]]}}</ref> Lansekap di belakang adalah [[Oslofjord]], yang dilihat dari bukit [[Ekeberg, Norwegia|Ekeberg]]. Kata ''skrik'' dalam bahasa Norwegia biasanya diterjemahkan menjadi "scream" (jeritan), namun kata ini juga mempunyai [[akar kata]] yang sama dengan kata bahasa Inggris ''shriek''. Kadang-kadang lukisan ini disebut juga ''The Cry'' ("Tangisan").
 
Baris 9:
Dalam sebuah catatan dalam buku hariannya, Munch menggambarkan ilhamnya untuk citra ini demikian:
 
:"Saya sedang berjalan di sebuah jalan kecil dengan dua orang teman &ndash; matahari sedang tenggelam &ndash; mendadak langit berubah menjadi merah darah &ndash; Saya&nbsp;berhenti, merasa lelah, dan bersandar di pagar &ndash; di atas fjord dan kota yang biru kehitaman tampak darah dan lidah-lidah api &ndash; teman-teman berjalan terus, dan saya berdiri di sana gemetar dan diliputi rasa cemas &ndash; dan saya merasakan jeritan yang tidak henti-hentinya melintas di alam".
 
Sabrina Laurent (Mei 2005) menyimpulkan dari deskripsi Munch tentang ilhamnya bahwa orang di latar depan itu adalah si [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Image:Edvard_Munch.jpg pelukis sendiri] yang "sebetulnya tidak menjerit tetapi sekadar bereaksi dengan ngeri ketika mendengar jeritan Alam. Dengan menutupi kedua telinganya dengan tangannya, Munch berusaha keras untuk tidak mendengar jeritan ini, sehingga menempatkannya dalam keadaan seolah-olah sedang mengalami serangan panik." Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas dari siapapun yang berjuang untuk menghindari suara yang menekan, entah suara yang sungguhan atau yang dibayang-bayangkan.
Baris 79:
 
{{seni-stub}}
 
[[Kategori:Lukisan simbolis|Jeritan (luksan)]]
[[Kategori:Lukisan modern|Jeritan (luksan)]]