Kerajaan Tanah Hitu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membatalkan revisi 1143903 oleh 125.161.32.227 (Bicara) |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 1:
'''Kerajaan Tanah Hitu''' adalah sebuah kerajaan [[Islam]] yang terletak di [[Pulau Ambon]], [[Maluku]]. Kerajaan ini memiliki masa kejayaan antara [[1470]]-[[1682]] dengan raja pertama yang bergelar ''Upu Latu Sitania (raja tanya)'' karena Kerajaan ini didirikan oleh '''Empat Perdana''' yang ingin mencari tahu faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di [[Maluku]], disamping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada jamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah [[Imam Ridjali]], [[Talukabessy]], [[Kakiali]] dan lainnya yang tidak tertulis didalam Sejarah Maluku sekarang, yang beribu '''Kota Negeri Hitu'''. Kerajaan ini berdiri sebelum kedatangan imprialisme barat ke wilayah Nusantara.
== Sejarah ==
=== Hubungan dengan kerajaan lain ===
Kerajaan ini memiliki hubungan erat dengan barbagai kerajaan Islam di [[Pulau Jawa]] seperti [[Kesultanan Tuban]], [[Kesultanan Banten]], [[Sunan Giri]] di [[Jawa Timur]] dan [[Kesultanan Gowa]] di [[Makassar]] seperti dikisahkan oleh Imam Rijali dalam ''Hikayat Tanah Hitu'', begitu pula hubungan antara sesama kerajaan Islam di Maluku ''(Al Jazirah Al Muluk; semenanjung raja-raja)'' seperti [[Kerajaan Huamual]] (Seram Barat), [[Kerajaan Iha]] (Saparua), [[Kesultanan Ternate]], [[Kesultanan Tidore]], [[Kesultanan Jailolo]] dan [[Kerajaan Makian]].
== Empat Perdana Hitu ==
=== Etimologi ===
Kata ''Perdana'' adalah asal kata dari [[Bahasa Sansekerta]] artinya ''Pertama''. Empat Perdana adalah empat kelompok
=== Awal mula kedatangan ===
Kedatangan Empat Perdana merupakan awal datangnya manusia di Tanah Hitu sebagai penduduk asli [[Pulau Ambon]]. Empat Perdana Hitu juga merupakan bagian dari penyiar Islam di Maluku. Kedatangan Empat Perdana merupakan bukti sejarah syiar Islam di [[Maluku]] yang di tulis oleh penulis sejarah pribumi tua maupun Belanda dalam berbagai versi seperti Imam Ridjali, Imam Lamhitu, Imam Kulaba, Holeman, Rumphius dan Valentijn.
=== Orang Alifuru ===
Orang Alifuru adalah sebutan untuk sub Ras Melanesia yang pertama mendiami Pulau Seram dan Pulau-Pulau lain di Maluku, adapun Alifuru berasal dari kata Alif
=== Periode kedatangan Empat Perdana Hitu ===
Kedatangan Empat Perdana itu ke
# Pendatang Pertama adalah Pattisilang Binaur dari Gunung Binaya (Seram Barat) kemudian ke Nunusaku dari Nunusaku ke Tanah Hitu, tahun kedatangannya tidak tertulis.<br /> Mereka mendiami suatu tempat yang bernama Bukit Paunusa, kemudian mendirikan negerinya bernama Soupele dengan Marganya Tomu Totohatu.
# Pendatang Kedua adalah Kiyai Daud dan Kiyai Turi disebut juga Pattikawa dan Pattituri dengan saudara Perempuannya bernama Nyai Mas.
#*Menurut silsilah Turunan Raja Hitu Lama bahwa Pattikawa, Pattituri dan Nyai Mas adalah anak dari :<br />Muhammad Taha Bin Baina Mala Mala bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah Bin Muhammad An Naqib, yang nasabnya dari [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] binti [[Muhammad|Rasulullah]].<br />Sedangkan Ibu mereka adalah asal dari keluarga Raja Mataram Islam yang tinggal di Kerajaan Tuban dan mereka di besarkan disana (menurut Imam Lamhitu salah satu pencatat kedatangan Empat perdana Hitu dengan aksara Arab Melayu 1689), Imam Rijali (1646) dalam Hikayat Tanah Hitu menyebutkan mereka orang Jawa, yang datang bersema kelengkapan dan
#*Disana mereka temukan Keramat atau Kuburan beliau, tempatnya diatas batu karang.
#*Perdana Tanah Hitu Tiba di Tanah Hitu yaitu di Haita Huseka’a (Labuhan Huseka’a) pada tahun [[1440]] pada malam hari, dalam bahasa Hitu Kuno disebut Hasamete artinya hitam gelap gulita sesuai warna alam pada malam hari.
#*Mereka tinggal disuatu tempat yang diberi nama sama dengan asal Ibu mereka yaitu Tuban / Ama Tupan (Negeri Tuban) yakni Dusun Ama Tupan/Aman Tupan sekarang kira-kira lima ratus meter di belakang Negeri Hitu, kemudian mendirikan negerinya di Pesisir Pantai yang bernama Wapaliti di Muara Sungai Wai Paliti.
#*Perdana Pattikawa disebut juga Perdana Tanah Hitu atau Perdana Mulai artinya orang yang pertama mendirikan negerinya di Pesisir pantai, nama negeri tersebut menjadi nama soa atau Ruma Tau yaitu Wapaliti dengan marganya Pelu.
# Kemudian datang lagi Jamilu dari Kerajaan Jailolo . Tiba di Tanah Hitu pada Tahun [[1465]] pada waktu magrib dalam bahasa Hitu Kuno disebut Kasumba Muda atau warna merah (warna bunga) sesuai dengan corak warna langit waktu magrib.
# Sebagai Pendatang terakhir adalah Kie Patti dari Gorom (P. Seram bagian Timur) tiba di Tanah Hitu pada tahun 1468 yaitu pada waktu asar (Waktu Sholat) sore hari dalam bahasa Hitu kuno disebut Halo Pa’u artinya Kuning sesuai corak warna langit pada waktu Ashar (waktu sholat).<br />Mendirikan negerinya bernama Olong, nama negeri tersebut menjadi marganya yaitu marga Olong. Kie Patti disebut juga Perdana Pattituban, kerena beliau pernah diutus
=== Penggabungan Empat Perdana Hitu ===
Oleh karena banyaknya pedagang-pegadang dari Arab, Persia, Jawa, Melayu dan Tiongkok berdagang mencari rempah-rempah di Tanah Hitu dan banyaknya pendatang – pendatang dari
Kemudian Empat Perdana itu mendirikan negeri yang letaknya kira-kira satu kilo meter dari Negeri Hitu (sekarang menjadi dusun Ama Hitu/Aman Hitu) disitulah awal berdirinya Negeri Hitu yang menjadi Pusat kegiatan kerajaan Tanah Hitu, bekasnya sampai sekarang adalah Pondasi Mesjid. Mesjid tersebut adalah mesjid pertama di Tanah Hitu, mesjid itu bernama '''Masjid Pangkat Tujuh''' karena struktur pondasinya tujuh lapis. Setelah itu Empat Perdana mengadakan pertemuan yang di sebut TATALO GURU artinya kedudukan adat atas petunjuk UPUKATA’ALA (ALLAH TA’ALA), mereka bermusyawara untuk mengangkat pemimpin mereka, maka dipililah salah seorang anak muda yang cerdas dari keturunan Empat Perdana yaitu anak dari Pattituri adik kandung Perdana Pattikawa atau Perdana Tanah Hitu yang bernama Zainal Abidin dengan Pangkatnya Abubakar Na Sidiq sebagai Raja Kerajaan Tanah Hitu yang pertama yang bergelar Upu Latu Sitania pada tahun [[1470]].
Latu Sitania terdiri dari dua kata yaitu Latu dan Sitania, dalam bahasa Hitu Kuno Latu artinya Raja dan Sitania adalah pembendaharaan dari kata Ile Isainyia artinya dia sendiri, maka Latu Sitania artinya Dia sendiri seorang Raja di Tanah Hitu, dalam bahasa Indonesia moderen artinya Raja Penguasa Tunggal.
== Tujuh Negeri di Tanah Hitu ==
Sesudah terbentuk Negeri Hitu sebagai pusat Kerajaan Tanah Hitu kemudian datang lagi tiga clan Alifuru untuk bergabung, diantarannya Tomu, Hunut dan Masapal.
Gabungan Tujuh Negeri menjadi
#Negeri Soupele
#Negeri Wapaliti
Baris 46:
#Negeri Masapal
== Sastra bertutur ==
Kapatah Tanah Hitu dari Uli Halawan dalam bahasa Hitu
Upu Lihalawan-e
Hitu
Tomu-a Upu-a Telu
Nusa Hu’ul
Laina
Pattiluhu
Artinya
Tuan Emas Yang di Junjung (Raja Tanah Hitu)
Baris 63:
Lane atau Kapatah (Sastra bertutur) dari klen Hunut dalam bahasa Hitu yang masih hidup sampai sekarang yang menyatakan dibawah perintah Latu Hitu (Raja Hitu):<br />
:''“yami he’i lete, hei lete hunut – o''<br />
:''“yami he’i lete, hei lete hunut – o''<br />
:''aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o''<br />
:''aman-e hahu’e, aman-e hahu’e,-o''<br />
::''yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o''<br />
::''yami le di bawah pelu-a tanah hitu-o''<br />
::''waai-ya na silawa lete huni mua-o''<br />
::''waai-ya na silawa lete huni mua-o''<br />
:''suli na silai salane
:''suli na silai salane
:''awal le e jadi lete elia paunusa-o”''<br />
:''awal le e jadi lete elia paunusa-o”''<br />
Artinya :
Baris 82:
:Negeri kami sudah kosong, Negeri kami sudah kosong,
:Negeri kami sudah kosong, Negeri kami sudah kosong,
::Kami dibawah Perintah Pengganti
::Kami dibawah Perintah Pengganti
::Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua
::Orang Waai sudah Lari Pergi Ke Hunimua
Baris 91:
:Kejadian ini terjadi pertama di gunung Elia Paunussa
Pada pemerintahan Raja Mateuna’ Negeri Hitu sebagai pusat kegiatan Kerjaan Tanah Hitu di Pindahkan ke Pesisir Pantai pada awal abad XV masehi kini Negeri Hitu sekarang, Raja Mateuna’ adalah Raja Kerajaan Tanah Hitu yang ke lima dan juga merupakan raja yang terakhir pada pusat kegiatan Kerajaan Tanah Hitu yang pertama sekarang menjadi dusun Ama Hitu letaknya kira-kira satu kilo meter dari negeri Hitu sekarang, beliau meninggal dunia pada 29 Juni 1634.
Raja Mateuna meninggalkan dua Putra yaitu Silimual dan Hunilamu, sedangkan istrinya berasal dari Halong dan Ibunya berasal dari Negeri Soya Jazirah Leitimur (Hitu Selatan), beliau digantikan oleh Putranya yang ke dua yaitu Hunilamu mejadi Latu Sitania yang ke Enam (1637–1682).
Belanda melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu yaitu mengangkat Orang Kaya menjadi raja dari setiap Uli sebagai raja tandingan dari Kerajaan Tanah Hitu.
Negeri – Negeri di Jazirah Lei Hitu yang tidak termasuk di dalam Uli Hitu berarti negeri-negeri tersebut adalah negeri – negeri baru atau negeri-negeri yang belum ada pada Jaman Kekuasaan Kerjaan Tanah Hitu (1470-1682).Ketujuh Uli diantaranya :
Baris 119:
4.Uli Hatu Nuku terdiri dari satu negeri yaitu
*Negeri Kaitetu
Central Ulinya di Kaitetu
5.Uli Lisawane terdiri dari satu negeri yaitu
*Negeri Wakal
Central Ulinya di Wakal
6.Uli Yala
*Negeri Seith
*Negeri Ureng
|