Arsitektur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis, (-masal +massal)
Baris 25:
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari [[Arsitektur Modern]], antara lain, [[Deutscher Werkbund]] (dibentuk 1907) yang memproduksi objek-objek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang [[desain industri]]. Setelah itu, sekolah [[Bauhaus]] (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesis seni, ketrampilan, dan teknologi.
 
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan [[garda depan]] dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masalmassal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
 
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun [[1960-an]], antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui [[Arsitektur Post-Modern]] dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. [[Robert Venturi]] berpendapat bahwa "gubuk berhias / ''decorated shed''" ([[bangunan]] biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / ''duck''" ([[bangunan]] di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.