Ritus Suriah Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
Baris 1:
'''Ritus Suriah Timur''' adalah sebuah [[liturgi]] Kristen, dikenal pula sebagai '''Ritus Asiro-Kaldea''',<ref>{{citation |title=The Rites of Christian Initiation: Their Evolution and Interpretation |author=Maxwell E. Johnson |publisher=Liturgical Press |year=2007 |isbn=9780814662151 |page=271 |url=http://books.google.com/books?id=otQeg8-xSlEC&pg=PA271&lpg=PA271&dq=Common+Christological+Declaration+between+the+Catholic+Church+and+the+Assyrian+Church+of+the+East&source=web&ots=Pi05Yxg7mK&sig=vAplJKOiYd2Tz-xIldCUwa7uyo4&hl=en&sa=X&oi=book_result&resnum=7&ct=result}}</ref> '''Ritus Asiria atau Kaldea''', ataupun '''Ritus Persia''', meskipun sebenarnya ritus ini berasal dari [[Osroene|Edessa]], [[Mesopotamia]]. Ritus ini sedari dulu digunakan dalam [[Gereja Timur]], dan masih digunakan dalam Gereja-Gereja turunannya, yakni [[Gereja Timur Asiria]], [[Gereja Timur KunaKuno]], [[Gereja Katolik Khaldea|Gereja Katolik Kaldea]], serta [[Gereja Katolik Siro-Malabar]]. Dua Gereja yang disebut paling akhir adalah [[Ritus Timur|Gereja-Gereja Katolik Timur]] dalam [[Komuni penuh|persekutuan penuh]] dengan [[Tahta Suci]].
 
== Sebutan dan makna ==
Baris 67:
 
== Ibadat sakramen dan ibadat-ibadat lainnya ==
Selain [[Ekaristi]], sakramen-sakramen yang diakui umat Nestorian adalah [[Pembaptisan|Sakramen Pembaptisan]], yang selalu disertai [[minyak katekumen|pengurapan]] (pengurapan semacam ini dalam ritus-ritus Timur lainnya setara dengan [[Penguatan|Sakramen Krisma]]), [[Imamat|Sakramen Imamat]], dan [[Pernikahan|Sakramen Pernikahan]]. Umat Nestorian tidak mengakui adanya sakramen [[Rekonsiliasi|Sakramen Tobat]] dan [[Pengurapan orang sakit|Sakramen Minyak Suci]]. Sakramen Minyak Suci tampaknya tidak dikenal oleh umat Nestorian, meskipun [[Joseph Simon Assemani|Assemani]] ("Bibliotheca Orientalis", poin 51, halaman 272) berpendapat bahwa berdasarkan buku-buku liturgi Nestorian tampaknya dihilangkannya sakramen tersebut adalah sebuah kesalahan moderen. Umat Katolik Kaldea saat ini memiliki tata ibadat Sakramen Minyak Suci yang mirip dengan yang dimiliki ritus Bizantium dan ritus Suriah Barat. Ibadat yang paling mendekati Sakramen Tobat dalam Gereja Nestorian adalah semacam upacara (dianggap sakramen) rekonsiliasi bagi para murtadin dan orang-orang yang [[ekskomunikasi|terekskomunikasi]]. Doa-doa upacara ini kadang-kadang digunakan untuk penitensi lainnya. Argumen Assemani ("Bibliotheca Orientalis", poin 8, halaman 286) bahwa keyakinan akan penitensi sebagai sebuah sakramen pernah dianut umat Nestorian kunakuno tidaklah konklusif. Umat Kaldea memiliki tata ibadat Sakramen Tobat yang mirip dengan yang dimiliki [[ritus Latin]]. Gereja Nestorian menghapus [[Pernikahan]] dari daftar sakramen mereka, dan menurut Ebedyeshu melengkapi jumlah ''misteri'' (sakramen) menjadi tujuh dengan memasukkan Ragi Suci dan Tanda Salib, namun kini mereka tidak terlalu pasti sehubungan dengan defenisi dan jumlahnya.
 
Upacara lain yang cukup menarik adalah konsekrasi gedung Gereja (pemberkatan gedung Gereja baru). Minyak (bukan minyak Krisma) berperan penting dalam ibadat-ibadat ritus ini. Minyak digunakan dalam upacara Pembaptisan (mungkin sekali untuk [[Penguatan]]), dalam upacara rekonsiliasi para murtadin dan lain-lain, dalam upacara konsekrasi gedung Gereja, dan dalam pembuatan roti untuk Ekaristi. Minyak tidak digunakan untuk pentahbisan maupun untuk mengurapi orang sakit. Ada dua jenis minyak; yang pertama adalah minyak zaitun biasa, diberkati atau tidak diberkati sesuai kebutuhan, yang kedua adalah minyak Tanduk Suci. Minyak Tanduk Suci, meskipun hanya minyak biasa, setara dengan minyak Krisma (''myron'') dalam ritus-ritus lain, dan diyakini telah diwarisi turun-temurun dari para Rasul bersama-sama dengan Ragi Suci. Menurut legenda, konon [[Yohanes Pembaptis]] menampung air yang menetes dari tubuh Kristus ketika dibaptis lalu menyimpannya. Dia kemudian memberikannya kepada St. Yohanes Penginjil, yang mencampurnya dengan sebagian dari air yang keluar dari lambung Kristus ketika ditusuk lembing. Pada malam perjamuan terakhir, Yesus memberikan dua roti kepada St. Yohanes dan berpesan agar menyimpan salah satunya sebagai Ragi Suci. St. Yohanes kemudian mengusap roti yang disimpannya sebagai Ragi Suci dengan sebagian darah yang mengalir dari lambung Kristus. Seusai [[pentakosta]], para Rasul mencampur minyak dengan air suci tadi, dan masing-masing menyimpan setanduk penuh dari campuran itu. Rotinya mereka haluskan, dicampur dengan tepung dan garam, lalu disimpan sebagai Ragi Suci. Minyak Tanduk suci terus-menerus ditambahkan dengan minyak yang diberkati oleh uskup pada malam [[Kamis Putih]].