Seni Greko-Buddhis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
Baris 70:
Sejarah seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir di India barat laut seringkali dihubungkan dengan [[kekaisaran Kushan]]. Kaum Kushan merupakan bangsa nomad yang mulai bermigrasi dari [[Dataran Rendah Tarim]] di [[Asia Tengah]] dari kurang lebih [[170 SM]] dan berakhir dengan mendirikan sebuah kekaisaran di India barat daya mulai dari abad ke-2 SM. Mereka terpengaruh budaya Yunani karena kontak mereka dengan orang Baktria-Yunani dan kemudian orang Yunani-India dan bukan dari orang Yunani-Helenistik. Kaum Kushan mengambil dan menggunakan [[huruf Yunani]].
 
Kaum Kushan, di tengah-tengah [[Jalur Sutra]] secara antusias mengumpulkan karya-karya seni dari seluruh penjuru dunia kunakuno, seperti bisa dilihat dari penemuan-penemuan tempat penyimpanan harta karun di [[ibukota]] utara mereka di [[Begram]], [[Afganistan]].
 
[[Berkas:300px-KanishkaI.jpg|thumb|300px|right|Koin emas Kanishka I dengan gambar [[Buddha]] (+/- 120 AD) dan nama "BODDO" (Buddha) dalam [[huruf Yunani]].]]
Baris 150:
[[Berkas:200px-MathuraBodhisattvaSide.JPG|thumb|200px|Sang [[Bodhisattwa]] [[Maitreya]], [[abad ke-2]], [[Mathura]].]]
[[Berkas:150px-MathuraBuddha.JPG|thumb|150px|left|Seorang Buddha, abad ke-2, Mathura]].
Pelukisan Buddha in [[Mathura]], di India Tengah Utara, secara umum ditarikh lebih mutakhir daripada yang ada di Gandhara, meski hal ini tidak tanpa pertentangan, jumlahnya juga jauh lebih sedikit. Sampai saat itu, kesenian Buddha India bersifat anikonik, menghindari segala penggambaran Buddha, kecuali simbol-simbolnya seperti [[mandala]], atau [[pohon Boddhi]], meski beberapa pahatan Mathura kunakuno berbentuk [[Yaksa]] ditarikh kurang lebih berasal dari [[abad pertama SM]]. Bahkan Yaksa-Yaksa ini memperlihatkan beberapa pengaruh Helenistik, kemungkinan hal ini disebabkan karena didudukinya Mathura oleh bangsa India-Yunani semasa [[abad ke-2 SM]].
 
Jika membicarakan teori artistik bagi pelukisan-pelukisan pertama sang Buddha, seni Yunani memberikan latar belakang yang sangat alami dan didukung dengan tradisi berabad-abad dalam menggambarkam tokoh dewa secara antromorfis, sedangkan sebaliknya “sebelumnya dalam ilmu perpatuangan India tidak sesuatu pun yang menyinggung akan adanya pembahasan bentuk atau pakaian, dan kumpulan Dewa-Dewi Hindu tidak memberikan model yang memadai bagi seorang makhluk Dewa yang bangsawan dan sepenuhnya manusiawi.”(Boardman) (aslinya dalam [[bahasa Inggris]]: “there was nothing in earlier Indian statuary to suggest such a treatment of form or dress, and the Hindu pantheon provided no adequate model for an aristocratic and wholly human deity” (Boardman)).