Teologi Tubuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
 
== Pengembangan sebelumnya dalam sejarah gagasannya ==
Rangkaian ceramah ini diberikan sebagai suatu refleksi atas penciptaan manusia sebagai laki-laki dan perempuan, sebagai makhluk seksual. ''Teologi Tubuh'' berupaya untuk menanggapi berbagai perilaku dan gagasan tertentu yang menyimpang, yang menjadi landasan bagi [[revolusi seksual]].<ref name=JPII>{{en}} {{cite book|last=John Paul II|title=Man and Woman He Created Them: A Theology of the Body|origyear=1986|year=2006|publisher=Pauline Books & Media|location=Boston, MA|isbn=0-8198-7421-3|pages=xxiii-xxx}}</ref> [[Paus Yohanes Paulus II]] menyampaikan bagaimana pemahaman umum tentang tubuh manusia yang menganalisisnya sebagai suatu mekanisme yang mengarah pada [[Obyektifikasi seksual|objektivikasi]] (penurunan martabat seseorang menjadi objek semata), yakni hilangnya pemahaman akan makna personal dan hakikinya. Pemikiran Paus Yohanes Paulus II dipengaruhi oleh perhatian-perhatian filosofisnya terdahulu, terutama dalam pandangan-pandangan fenomenologis dari [[Edmund Husserl]] dan [[Max Scheler]]. Dalam konteks [[antropologi Kristen|antropologi]] [[teologi Katolik|teologis]]{{mdash}}suatu analisis tentang kodrat manusia dalam hubungannya dengan Allah{{mdash}}''Teologi Tubuh'' menyajikan suatu penafsiran mengenai makna mendasar tubuh, terutama pembedaan seksual dan komplementaritasnya, yang bertujuan untuk menantang pandangan-pandangan filosofis kontemporer yang umum dianut.<ref name=Waldstein>{{en}} {{cite book|last=Waldstein|first=Michael|title=A Theology of the Body: Translation, Introduction, and Index|year=2006|publisher=Pauline Books & Media|location=Boston, MA|isbn=0-8198-7421-3|pages=17, 34–55, 94–99}}</ref>
 
===Francis Bacon===
Baris 30:
''Teologi Tubuh'' merupakan topik dari rangkaian 129 ceramah yang disampaikan oleh [[Paus Yohanes Paulus II]] selama [[Audiensi (pertemuan)#Takhta Suci|audiensi-audiensi]] hari Rabu yang diadakan di [[Lapangan Santo Petrus]] dan [[Ruang Audiensi Paulus VI]] antara tanggal 5 September 1979 dan 28 November 1984. ''Teologi Tubuh'' merupakan pengajaran pentingnya yang pertama sepanjang masa pontifikatnya. Pengajaran selengkapnya kemudian disusun dan dikembangkan lagi di dalam banyak [[anjuran apostolik|anjuran]], [[surat gerejawi|surat]], dan [[ensiklik]] yang dirilisnya.
 
Penyampaian serial ''Teologi Tubuh'' sempat mengalami beberapa penundaan. Sebagai contoh, audiensi-audiensi hari Rabu dikhususkan bagi topik-topik lain selama [[Yubileum (Kekristenan)|Tahun Suci]] [[Penebusan (teologi)|Penebusan]] pada tahun 1983 dikhususkan bagi penyampaian topik-topik lain .<ref name="hogan" />
 
<!--
== Topik-topik ==
{{main|Teologi tubuh Katolik|Ajaran-ajaran Paus Yohanes Paulus II}}
{{refimprove section}}
{{Expand section}}
 
Karya ini mencakup berbagai topik seperti kualitas-kualitas jasmani dan rohani yang terpadu dalam pribadi manusia; asal-usul, sejarah, dan destinasi umat manusia; hasrat atau keinginan terdalam pada [[hati (simbol)|hati]] manusia beserta cara untuk mengalami kebebasan dan [[kebahagiaan]] sejati; kebenaran mengenai kebutuhan manusia dan hasrat akan persekutuan penuh cinta yang berasal dari penyingkapan pemahaman akan kemanusiaan dalam citra Allah [[Tritunggal]] sebagai Sang Pencipta; kebenaran mengenai rancangan asali [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] atas [[seksualitas manusia]], dan dengan demikian martabat pribadi manusia, bagaimana martabat tersebut terdistorsi melalui [[dosa (Kristen)|dosa]], serta bagaimana martabat tersebut dipulihkan dan diperbarui melalui penebusan yang dilakukan [[Yesus]] [[Kristus]]; dan ajaran-ajaran Katolik mengenai [[sakramen (Katolik)|sakramentalitas]] pernikahan.
 
TheTesis centralsentral thesis''Teologi of John PaulTubuh''s TheologyPaus ofYohanes thePaulus BodyII, accordingmenurut to authorpenulis [[Christopher West]], isadalah thatbahwa "the bodytubuh, anddan [tubuh] ititu alonesemata, ismampu capablemembuat ofterlihat makingapa visibleyang whattak is invisibleterlihat: theyang spiritual anddan theyang divineilahi. {{interp|Tubuh|orig=Itu}} Itdiciptakan wasuntuk createdmentransfer toke transferdalam intorealitas theyang visibleterlihat realitydari ofdunia the worldini, themisteri mysteryyang hiddentersembunyi sincesejak timedahulu immemorialkala indi God,dalam andAllah, thusdan todengan bedemikian amenjadi signsuatu oftanda itatasnya."<ref name="West">{{en}} {{cite book | first = Christopher | last = West | title = Theology of the Body for Beginners | publisher = Ascension Press | year = 2004 | isbn = 1-932645-34-9 | page=5 }}</ref>
 
Karya ini terdiri dari dua bagian dan lima subbagian. Bagian pertama, berjudul "Perkataan Kristus", memuat tiga subbagian yang di dalamnya Paus Yohanes Paulus II membangun suatu "antropologi yang memadai". Subbagian 1 melihat pada pribadi manusia sebagaimana saat manusia diciptakan "pada mulanya" (manusia asali). Subbagian 2 membahas kehidupan manusia sesudah [[dosa asal]], belum ditebus, dan ditebus (manusia historis). Subbagian 3 membicarakan realitas kehidupan manusia pada [[akhir zaman]] ketika Kristus datang kembali dan sejarah mencapai kegenapannya (manusia eskatologis). Paus Yohanes Paulus II juga menempatkan refleksi-refleksinya mengenai "keperawanan oleh karena Kerajaan Surga" di dalam konteks Subbagian 3. Dalam bagian kedua, berjudul "Sakramen" (yang mengacu pada sakramen perkawinan), Paus Yohanes Paulus II membahas aspek sakramental dari perkawinan di dalam Subbagian 4 dan transmisi kehidupan manusia yang bertanggung jawab di dalam Subbagian 5.
 
Beberapa kalangan memandang ''[[Deus caritas est]]'' ("Allah adalah Kasih"), [[ensiklik]] pertama [[Paus Benediktus XVI]], dengan penjelasannya mengenai hubungan antara ''[[agape]]'' dan ''[[eros (konsep)|eros]]'', merupakan kulminasi dari ''Teologi Tubuh'' Paus Yohanes Paulus II.
 
=== Laki-laki dan perempuan "pada mulanya" ===
Dalam subbagian pertama, yang dimulai pada tanggal 5 September 1979, Paus Yohanes Paulus II membahas jawaban Yesus Kristus kepada kaum [[Farisi]] ketika mereka bertanya kepada-Nya mengenai apakah orang dapat [[Pandangan Kristen tentang perceraian|menceraikan]] istrinya.<ref name="hogan">{{en}} {{cite web | last = Hogan | first = Richard M. | title = An Introduction to John Paul II's Theology of the Body | work = Natural Family Planning Outreach | date = February 25, 2003 | url = http://www.nfpoutreach.org/Hogan_Theology_%20Body1.htm | accessdate = 2006-07-14 }}</ref> Yesus menanggapi mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian" (Matius 19:8).
 
Paus Yohanes Paulus II menaruh perhatian pada bagaimana Kristus menanggapi orang-orang Farisi agar mereka menyimak kembali apa yang terjadi pada awal mula, pada dunia yang tercipta sebelum peristiwa kejatuhan manusia dan terjadinya [[dosa asal]]. Sang paus menyelami pengalaman manusia asali melalui [[Kitab Kejadian]], dan mengidentifikasi adanya dua pengalaman unik: "kesendirian asali" dan "kesatuan asali". Kesendirian asali merupakan pengalaman [[Adam]], sebelum keberadaan [[Hawa]], ketika ia menyadari bahwa melalui pemberian nama semua binatang terdapat sesuatu yang secara intrinsik berbeda dengan dirinya. Ia tidak dapat menemukan satupun "penolong yang sepadan dengan dia". Kesadaran diri bahwa martabatnya di hadapan Allah lebih tinggi dari ciptaan lainnya itu merupakan kesendirian asali.
 
Kesatuan asali tergambar dari perjumpaan pertama laki-laki dengan perempuan, saat ia berkata: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki" (Kejadian 2:23). Sebelum peristiwa [[Kejatuhan manusia|Kejatuhan]], sang paus menjelaskan bahwa keinginan laki-laki dan perempuan atas satu sama lain tertuju secara sempurna dalam suatu cara [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Sakramental]] yang menunjuk ke arah rencana utama Allah bagi umat manusia: perkawinan Kristus sebagai mempelai laki-laki dengan pengantin perempuan-Nya yang adalah Gereja. Dalam [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]], referensi paling umum yang digunakan Kristus ketika berbicara tentang surga adalah pesta atau perjamuan kawin. Dengan demikian, pernikahan dimaksudkan untuk menjadi suatu persatuan yang membawa manusia masuk lebih jauh ke dalam misteri penciptaan manusia dan memberikan suatu prarasa pernikahan surgawi antara Kristus dengan Gereja-Nya, di mana laki-laki dan perempuan tidak lagi "kawin dan dikawinkan". Dalam surga, yakni perjamuan kawin abadi, laki-laki dan perempuan sampai pada tujuan akhir mereka serta tidak lagi membutuhkan Sakramen (atau tanda) perkawinan.
 
=== Laki-laki dan perempuan setelah peristiwa Kejatuhan ===
Subbagian kedua berfokus pada pernyataan Kristus mengenai [[Sepuluh_Perintah_Allah_dalam_teologi_Katolik#Perintah_keenam|perzinaan]] dalam [[Khotbah di Bukit]] (Matius 5:27-28):<ref name="hogan" /><blockquote>Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.</blockquote>
Paus Yohanes Paulus II menjelaskan hal ini sebagai melihat pribadi lain, sekalipun pasangannya sendiri, untuk [[jangan mengingini|menginginkannya]] dengan suatu cara yang reduktif, yaitu memandang pribadi tersebut sebagai [[obyektifikasi seksual|objek dari keinginan]] semata. Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa hal ini tampaknya merupakan suatu bagian utama dalam [[teologi tubuh Katolik|teologi tubuh]].<ref>{{en}} John Paul II, ''Man and Woman He Created Them: A Theology of the Body'' (in reference list).</ref>
 
=== Laki-laki dan perempuan setelah Kebangkitan orang mati ===
The work covers such topics as the unified corporeal and spiritual qualities of the human person; the origins, history and destiny of humanity; the deepest desires of the human [[heart (symbolism and metaphor)|heart]] and the way to experience true [[happiness]] and [[liberty|freedom]]; the [[truth]] about man's need and desire for loving communion derived from the revealed understanding of humanity in the image of a Triune [[Creator deity|Creator]]; the truth about [[God]]'s original design for [[human sexuality]] and thus the dignity of the human person, how it was distorted through [[sin]], and how it has been restored and renewed through the redemption of [[Jesus]] [[Christ]]; and Catholic teachings about the [[sacrament]]ality of [[marriage]].
{{main|Kebangkitan orang mati}}
 
Subbagian ketiga menganalisis jawaban Kristus kepada kaum [[Saduki]] ketika mereka datang dan bertanya kepada-Nya mengenai keadaan seorang perempuan yang pernah kawin dengan tujuh orang bersaudara. <ref name="hogan" />
The central thesis of John Paul's Theology of the Body, according to author [[Christopher West]], is that "the body, and it alone, is capable of making visible what is invisible: the spiritual and the divine. It was created to transfer into the visible reality of the world, the mystery hidden since time immemorial in God, and thus to be a sign of it."<ref name="West">{{cite book | first = Christopher | last = West | title = Theology of the Body for Beginners | publisher = Ascension Press | year = 2004 | isbn = 1-932645-34-9 | page=5 }}</ref>
 
=== Selibat dan keperawanan ===
The work consists of two halves and five cycles. The first half, entitled "The Words of Christ" consists of three cycles in which John Paul II establishes an "adequate anthropology." Cycle 1 looks at the human person as we were created to be "in the beginning" (original man); Cycle 2 addresses human life after original sin, unredeemed and redeemed (historical man). Cycle 3 treats the reality of our life at the end of time when Christ comes back again and history reaches its fulfillment (eschatological man). John Paul II also places his reflections on virginity for the kingdom within the context of Cycle 3. In the second half, entitled "The Sacrament" (which refers to the sacrament of marriage), John Paul II addresses the sacramentality of marriage in Cycle 4 and the responsible transmission of human life in Cycle 5.
Subbagian keempat merupakan suatu permenungan tentang [[selibat]] dan [[Kaum perempuan dalam Gereja Katolik#Keperawanan|keperawanan]].<ref name="hogan" />
 
=== Sakramen Perkawinan ===
Some consider the first [[encyclical]] of [[Pope Benedict XVI]], ''[[Deus caritas est]]'' (God is Love), with its exposition of the relation between ''agape'' and ''eros'', to be the culmination of John Paul II's Theology of the Body.
{{Main article|Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)}}
 
Subbagian kelima membahas [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Sakramen Perkawinan]].<ref name="hogan" />
===Man and woman "in the beginning"===
In this first cycle, beginning on September 5, 1979, Pope John Paul II discusses Christ's answer to the [[Pharisee]]s when they ask him about whether a man can [[divorce]] his wife.<ref name="hogan">{{cite web | last = Hogan | first = Richard M. | title = An Introduction to John Paul II's Theology of the Body | work = Natural Family Planning Outreach | date = February 25, 2003 | url = http://www.nfpoutreach.org/Hogan_Theology_%20Body1.htm | accessdate = 2006-07-14 }}</ref> Christ responds "He saith to them: Because Moses by reason of the hardness of your heart permitted you to put away your wives: but from the beginning it was not so" ({{Bibleverse|Matthew|19:8|DRA}}). John Paul II draws attention to how Christ's response calls the Pharisees to harken back to the beginning, to the created world before the fall of man and original sin. The pope dives into the experience of original man through the book of Genesis, and identifies two unique experiences: original solitude, and original unity. Original solitude is the experience of [[Adam]], prior to [[Eve]], when he realizes that through naming the animals there is something intrinsically different about himself. He is unable to find a suitable partner. This self-realization of a dignity before God higher than the rest of creation is original solitude. Original unity is drawn from man's first encounter with woman, where he exclaims "This now is bone of my bones, and flesh of my flesh; she shall be called woman, because she was taken out of man" ({{Bibleverse|Genesis|2:23|DRA}}). Prior [[Fall of man|the Fall]], the pope accounts, man and woman's desire for one another was perfectly oriented in a Sacramental way that pointed them toward God's ultimate plan for humanity: the marriage of Christ the bridegroom with his bride the Church. Throughout Sacred Scripture, the most common reference that Christ uses when speaking of heaven is that of a wedding feast. Thus, marriage is intended to be a union that draws us deeper into the mystery of our creation and provides a foretaste of the heavenly marriage between Christ and his Church, where man and woman are no longer given in marriage. In heaven, the eternal wedding feast, men and women have now arrived at their ultimate destination and no longer have need of the Sacrament (or sign) of marriage.
 
===Man and woman after the Fall===
This second cycle focuses on Christ's remarks on [[adultery]] in the [[Sermon on the Mount]] ({{Bibleverse|Matthew|5:27-28|DRA}}):<ref name="hogan" /><blockquote>You have heard that it was said to them of old: Thou shalt not commit adultery. But I say to you, that whosoever shall look on a woman to lust after her, hath already committed adultery with her in his heart.</blockquote>Pope John Paul II explains this as looking at another person, even at his/her own partner, to desire them in a reductive way, that is they are viewed as merely an [[Sexual objectification|object of desire]]. Pope John Paul II says this seems to be a key passage for theology of the body.<ref>See John Paul II, ''Man and Woman He Created Them: A Theology of the Body'' (in reference list).</ref>
-->
== Lihat pula ==
* [[Agama dan seksualitas#Kekristenan]]