Museum Radya Pustaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masgatotkaca (bicara | kontrib)
k +lokasi
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
[[ImageBerkas:Museum Radyapustaka-Surakarta01.jpg|thumb|350px|right|Bagian depan museum dengan patung [[Rangga Warsita]].]]
'''Museum Radya Pustaka''' adalah sebuah [[museum]] yang terletak di [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah singkat ==
Museum ini didirikan pada masa pemerintahan [[Pakubuwono IX]] oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal [[28 Oktober]] [[1890]]. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung Museum Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada [[1 Januari]] [[1913]]. Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga [[Belanda]] bernama Johannes Busselaar.
 
== Status hukum ==
Museum Radya Pustaka tidak berada di bawah naungan Dinas Purbakala maupun Dinas Pariwisata Pemerintahan Daerah setempat namun berstatus yayasan. Yayasan ini bernama Yayasan Paheman Radyapustaka Surakarta dan dibentuk pada tahun [[1951]]. Lalu untuk tugas pelaksanaan sehari-hari dibentuk presidium yang pertama kalinya pada tahun [[1966]] diketahui oleh Go Tik Swan atau juga dikenal dengan nama [[K.R.T. Hardjonagoro]].
 
== Halaman depan ==
Di halaman depan, di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung dada [[Rangga Warsita|R. Ng. Rangga Warsita]]. Beliau adalah seorang pujangga keraton Surakarta yang sangat termasyhur dan hidup pada [[abad ke-19]]. Patung ini diresmikan oleh presiden Soekarno pada tahun [[1953]]. Di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.
 
Lalu di serambi museum ada beberapa meriam beroda dari masa [[VOC]] yang berasal dari abad ke-17 dan ke-18. Sementara itu ada pula beberapa meriam-meriam kecil milik Keraton Kartasura. Selain itu terdapat pula beberapa arca-arca Hindu-Buddha. Antara lain terdapat arca Rara Jonggrang yang artinya adalah “perawan tinggi” namun sebenarnya adalah arca Dewi Durga. Selain itu ada pula arca [[Boddhisatwa]] dan [[Siwa]]. Arca-arca ini ditemukan di sekitar daerah [[Surakarta]].
 
== Koleksi ==
Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam [[arca]], pusaka adat, [[wayang kulit]] dan [[buku|buku-buku]] kuno. Koleksi buku kuna yang banyak dicari itu di antaranya mengenai ''Wulang Reh'' karangan [[Pakubuwono IV]] yang isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan dan ''Serat Rama'' karangan Pujangga Keraton Surakarta, Hadiningrat Yasadipura yang menceritakan tentang [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]''.
 
Pada [[18 November]] [[2007]], Kepala Museum Radya Pustaka, KRH Darmodipuro (Mbah Hadi) ditahan pihak kepolisian sebagai tersangka dalam kasus hilangnya sejumlah koleksi museum, antara lain lima arca batu buatan abad ke-4 dan 9 yang dijual kepada pihak lain dengan harga Rp 80 juta-Rp 270 juta per arca. Penyelidikan menunjukkan bahwa koleksi museum yang hilang diganti dengan barang palsu.<ref name="kepala-museum-ditahan">[http://kompas.com/kompas-cetak/0711/20/utama/4013869.htm "Ironi Sebuah Museum"], ''Kompas'', 20 November 2007</ref> Dua hari kemudian, polisi menggeledah rumah pengusaha Hashim Djojohadikusumo, adik [[Prabowo Subianto]] di Jakarta dan menemukan lima arca yang hilang dari museum.<ref name="hashim">[http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/21/time/165707/idnews/855651/idkanal/10 "Rumah Hasim Digeledah 2 Kali"], ''[[Detikcom]]'', 21 November 2007</ref>
 
== Kyai Rajamala ==
[[GambarBerkas:Patung Rajamala.jpg|thumb|Kyai Rajamala]]
Berada di kamar bagian barat terdapat sebuah patung kepala raksasa yang terbuat dari kayu dan merupakan hasil karya [[Pakubuwono V]] ketika beliau masih seorang putra mahkota. Patung tersebut jumlah sebenarnya adalah dua: yang satu lainnya disimpan di [[Keraton Surakarta]]. Patung ini ialah hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk mengambil permaisuri [[Pakubuwono IV]] yang berasal dari [[Madura]]. Sampai sekarang patung ini masih dianggap keramat dan sering diberi sesajian. Konon kalau lupa patung ini akan mengeluarkan bau amis.
 
== Referensi ==
<references/>
 
== Pranala luar ==
* [http://wikimapia.org/#lat=-7.56865&lon=110.814521&z=16&l=0&m=a&v=2 lokasi]
*{{id}} [http://kompas.com/kompas-cetak/0711/20/utama/4013869.htm "Ironi Sebuah Museum"], ''Kompas'', 20 November 2007